Monumen batik ini merupakan produk arsitektur yang diresmikan pada tahun 2011, bertepatan 105 tahun kota Pekalongan. Bertempat di lapangan Jatayu, Pekalongan, di lahan seluas 240 meter persegi dengan tulisan "BATIK" setinggi sekitar 2.65 meter. Di dalam huruf-huruf tulisan batik yang terbuat dari besi stainless steel tersebut terpatri ornamen-ornamen batik khas Pekalongan.
Langkah Yang Dibutuhkan Untuk Membuka Usaha Sendiri Membuka bisnis sendiri bisa jadi suatu peluang bagi Anda untuk menghasilkan uang. Apabila Anda tertarik membuka bisnis sendiri, Gajimu dapat memberikan tips langkah-langkah yang mesti dilaksanakan sebelum akan terhubung bisnis sendiri. Saat ini, banyak orang-orang yang jadi sulit untuk mendapat pekerjaan, bahkan bagi orang-orang yang tidak punyai keahlian khusus. Membuka bisnis sendiri dapat menjadi suatu kesempatan bagi Anda untuk membuahkan uang. Memang tidak bisa dipungkiri, usaha sendiri terdengar terlampau mengiurkan, jadi boss untuk diri sendiri, selagi kerja dapat lebih fleksible, dan keuntungan yang didapat andaikata bisnis berikut berhasil tergolong besar. Akan tetapi, efek yang dihadapi pun menjadi jauh lebih besar dibanding menjadi karyawan perusahaan. Apabila Anda tertarik terhubung bisnis sendiri, Gajimu akan menambahkan tips langkah-langkah yang kudu dilakukan sebelum akan terhubung usaha sendiri....
Sasak taat pada bentuk sinkretis Islam yang ditunjukkan dalam wetu telu, yang juga menggabungkan Hindu dan kepercayaan animisme asli. Mesjid wetu telu sering dibangun dengan gaya asli dari kayu dan bambu, serta atap alang-alang atau sirap bambu. Dengan bentuk denah persegi empat dan atap piramid tumpang yang disangga empat tiang, mirip mesjid lama Ternate dan Tidore. Sejarah mesjid hanya boleh diketahui oleh tetua-tetua desa, karena menurut kepercayaan mereka, apabila diceritakan pada orang lain yang tidak berhak, maka akan menimbulkan hal yang buruk. Adanya tangga menurun dan tatanan landscape Venustas: adanya kaligrafi, pintu, bentuk tiang-tiang. Function Firmitas: Pustaka: Tjahjono, Gunawan ed. Indonesian Heritage: Architecture. Singapore: Archipelago Press. Jurnal Sukawi dan Zulfikri. Adaptasi Arsitektur Sasak Terhadap Kondisi Iklim Lingkungan Tropis Studi Kasus Desa Adat Sade Lombok. Dipublikasikan pada Berkala Teknik Vol 1 No 6 No...
INT: Desa Sade merupakan salah satu perkampungan yang masih menjaga adat Sasak. Konteks: Desa Sade memiliki penduduk yang sangat banyak. Penghuninya bukan pendatang (tidak merantau) keluarga baru pun biasanya tetap warga Desa Sade asli yang menikah dengan sesasama warga. Hal ini dipengaruhi kepercayaan lokal dan kemampuan ekonomi, karena biaya pernikahan untuk warga di luar Desa Sade dinilai cukup mahal. Rumah-rumah dibangun dengan tatanan yang terlihat kasar dan berdekatan. Mengikuti kontur lahan. (wuwungan) Rumah lalala (?) Persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat suku Sasak di Desa Adat Sade dalam membentuk suatu permukiman adalah mencari bukit-bukit yang tidak bisa ditanami. Bagi orang Sasak, permukiman tidak perlu di tanah yang subur, karena tanah yang subur sangat mereka dambakan untuk usaha pertanian. Mereka membangun rumah-rumah baru sendiri di dalam wilayah Desa Sade. (skema perbukitan) Rumah-rumah di Desa Sade ini memiliki beberapa jenis: 1.Rumah be...
Sumber : Dokumentasi M.irwin Kaswara, 2016
Suku korowai merupakan salah satu suku yang tinggal di pedalaman hutan Papua di wilayah Mappi, Papua Selatan. Suku ini merupakan suku nomaden dan akan memilih tinggal di daerah yang dekat dengan sumber air, terdapat banyak pohon sagu, dan bukan kawasan suku lain. Mereka akan membangun rumah pohon yang tingginya bisa mencapai 50 meter dari atas tanah. Setiap rumah pohon didesain menjadi dua hingga tiga ruangan, sedikitnya dapat ditempati oleh seorang pria dan wanita dewasa, dan dilengkapi dengan tempat untuk meletakkan api. Ada tiga alasan suku Korowai memilih hidup di rumah pohon. Alasan pertama, mereka merasa dengan hidup di rumah pohon maka mereka akan lebih aman dari serangan musuh. Kedua, dengan tinggal di rumah pohon, suku Korowai akan lebih mudah mengawasi dan mendapat hewan buruan, seperti babi hutan yang berkeliaran di bawah rumah pohon mereka sehingga dengan mudah dapat dibidik dengan panah. Ketiga, mereka menganggap bahwa rumah pohon memiliki nilai tersendiri kar...
Sumba memiliki kepercayaan asli yang disebut Marapu. Kepercayaan tersebut mewarnai seluruh budaya Sumba, salah satunya kubur batu. Pada zaman dahulu, kubur batu adalah batu dari alam yang pengerjaannya bias memakan waktu berbulan-bulan. Sebelum batu itu selesai dikerjakan, jenazah diawetkan dengan mumi tradisional dan diselimuti kain-kain adat. Penguburan orang Sumba menghabiskan puluhan juta rupiah. Bahkan apabila yang meninggal adalah orang kaya atau orang besar, biaya penguburan bias menelan ratusan juta rupiah. Ketua Adat di Kampung Adat Tosi sangat ramah. Wilayah ini juga terkenal dengan tradisi Pasola, yaitu bertarung menggunakan tombak diatas kuda. Ketika pertarungan berlangsung bias saja petarung terluka dan bias juga sampai meninggal. Namun saat ini, tombak tidak boleh lagi diberi ujung yang tajam. Apabila petarung terluka, seorang dukun yang mendampingi akan langsung bertindak untuk membasuhnya dengan sebuah air ajaib. Apabila luka tersebut terkena air ajaib yang dibaw...
Taman Nasional Alas Purwo, Kecamatan Tegal Delimo,, Kendalrejo, Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur 68484
Kampung Adat Wologai terletak di ketinggian sekitar 1.045 mdpl merupakan salah satu kampung adat tersisa yang masih ada di Flores. Diperkirakan usianya sudah sekitar 800 tahun. Wologai terletak sekitar 37 kilometer arah timur kota Ende, di Kecamatan Detusoko yang dapat ditempuh dengan kendaraan umum maupun mobil sewaan dengan harga sekitar 300 ribu rupiah selama sehari. Di bagian depan sebelah kanan pintu masuk kampung terdapat sebuah pohon beringin yang diyakini komunitas adat Wologai ditanam oleh leluhur mereka, yang sekaligus konon setara dengan waktu pendirian kampung adat ini. Satu hal unik dari Wologai adalah arsitektur bangunannya yang berbentuk kerucut. Rumah-rumah dibangun melingkar dan ada tiga tingkatan dimana setiap tingkatannya disusun bebatuan ceper di atas tanah yang sekelilingnya dibangun rumah-rumah. Semakin ke atas, pelataran semakin sempit menyerupai kerucut. Deretan rumah panggung di kampung ini dibangun melingkar mengitari Tubu Kanga , sebu...