|
|
|
|
Rumah Pohon Suku Korowai Tanggal 28 Oct 2017 oleh Apriyani Ekowati. |
Suku korowai merupakan salah satu suku yang tinggal di pedalaman hutan Papua di wilayah Mappi, Papua Selatan. Suku ini merupakan suku nomaden dan akan memilih tinggal di daerah yang dekat dengan sumber air, terdapat banyak pohon sagu, dan bukan kawasan suku lain. Mereka akan membangun rumah pohon yang tingginya bisa mencapai 50 meter dari atas tanah. Setiap rumah pohon didesain menjadi dua hingga tiga ruangan, sedikitnya dapat ditempati oleh seorang pria dan wanita dewasa, dan dilengkapi dengan tempat untuk meletakkan api.
Ada tiga alasan suku Korowai memilih hidup di rumah pohon. Alasan pertama, mereka merasa dengan hidup di rumah pohon maka mereka akan lebih aman dari serangan musuh. Kedua, dengan tinggal di rumah pohon, suku Korowai akan lebih mudah mengawasi dan mendapat hewan buruan, seperti babi hutan yang berkeliaran di bawah rumah pohon mereka sehingga dengan mudah dapat dibidik dengan panah. Ketiga, mereka menganggap bahwa rumah pohon memiliki nilai tersendiri karena sudah merupakan budaya yang diwariskan secara turun temurun sehingga mereka merasa nyaman tinggal disana.
Meskipun rumah mereka di atas pohon, hidup mereka lebih banyak dihabiskan di bawah. Rumah pohon hanya digunakan untuk berlindung dan tempat untuk tidur dikala malam. Pada pagi hari, anak-anak dibopong untuk dibawa turun dan diajarkan cara mengolah sagu dan berburu. Anjing peliharaan mereka juga dibopong turun untuk menemani mereka berburu. Suku Korowai hidup dengan menggantungkan pada alam. Untuk mendapatkan karbohidrat untuk nasi, mereka mengolah sagu, menanam umbi-umbian, juga menanam pisang. Untuk memenuhi kebutuhan gizi, mereka menangkap ikan di sungai dengan bubu dan tombak, juga berburu hewan dengan panah. Menjelang senja, keluarga suku Korowai satu-satu naik ke rumah pohon untuk istirahat dan merencanakan perburuan di hari esok.
Bahan yang digunakan untuk membuat rumah pohon berasal dari hutan dan rawa di sekitar mereka, seperti kayu, rotan, akar dan ranting pohon. Semua bahan terbuat dari alam, kerangka terbuat dari batang kayu kecil-kecil dan lantainya dilapisi kulit kayu. Dinding dan atapnya menggunakan kulit kayu atau anyaman daun sagu. Untuk mengikat, semua menggunakan tali. Semua proses pembuatan rumah dilakukan dengan menggunakan tangan. Barang logam satu-satunya yang ada adalah parang atau kapak yang biasa mereka gunakan untuk berburu.
Tahapan membangun rumah pohon ini adalah memilih pohon yang besar dan kuat sebagai tiang utama. Setelah menemukan pohon, mereka mengumpulkan bahan-bahan dan mulai membuat rumah secara bergotong-royong dengan melibatkan keluarga dekat. Di atas panggung, baru dibangun lantai rumah, untuk meletakkan tiang-tiang dan kerangka rumah dari batang-batang kayu yang diikat dengan serat kulit kayu.
Sumber :
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2016/01/30/foto-foto-luar-biasa-rumah-pohon-suku-korowai-di-papua
https://www.yukepo.com/indonesiaku/beginilah-potret-kehidupan-rumah-pohon-suku-korowai-di-papua
http://lukevery.blogspot.co.id/2011/04/suku-korowai-dari-papua-dan-rumah-pohon.html
https://gpswisataindonesia.info/2017/01/rumah-pohon-suku-korowai-papua/
http://agamalokal2016pa4akel1.blogspot.co.id/2016/06/lokal-wisdom-banten.html
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |