Pura ini terletak di Desa Kukuh, Marga, Tabanan, kira-kira 18 km. kearah barat laut dari kota Denpasar dan dapat dicapai dengan mudah sekali melalui kota Kediri kea rah utara sejauh 5 km. kemudian membelok ke timur menuju pura (sekitar 300 m.). di depan pura terdapat sejumlah warung-warung souvenir, makanan dan minuman dan fasilitas lainnya bagi para pengunjung. Ketika telah berada didepan pura, maka akan tampak dengan jelas, bahwa pura ini dibangun tersembunyi di dalam hutan belantara kira-kira seluas 6,5 ha. Yang disebut Alas Kedaton , artinya “hutan milik kerajaan ”. Kenyataan ini mengandung makna simbolis, yaitu Pura Dalem Kayangan Kedaton sebagai tempat suci sengaja dibangun ditempat yang dapat memberikan ketenangan dan keheningan batin, jauh dari kehidupan duniawi yang materialistic. Penyelidikan arkeologi menunjukkan, bahwa pura ini tergolong peninggalan purbakala yang sudah tua, ya...
Rumah adat Bali harus sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali ajaran terdapat pada kitab suci Weda yang mengatur soal tata letak sebuah bangunan yang hampir mirip dengan ilmu Feng Shui dalam ajaran Budaya China. Rumah adat Bali harus memenuhi aspek pawongan (manusia / penghuni rumah), pelemahan (lokasi / lingkungan) dan yang terahir parahyangan. Pada umumnya rumah Bali di penuhi dengan pernak-pernik hiasan, ukiran serta warna yang alami lalu patung-patung symbol ritual. Bangunan Rumah Adat Bali terpisah-pisah manjadi banyak bangunan-bangunan kecil - kecil dalam satu area yang disatukan oleh pagar yang mengelilinginya. Seiring perkembangan jaman mulai ada perubahan pada bangunan dimana bangunannya tidak lagi terpisah-pisah. Sumber: http://khantydwi.blogspot.co.id/2013/06/kesenian-dan-kebudayaan-bali.html
Rumah Bali harus sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali ajaran terdapat pada kitab suci Weda yang mengatur soal tata letak sebuah bangunan, hampir mirip seperti ilmu Feng Shui dalam ajaran Budaya China. Rumah Bali merupakan penerapan dari pada filosofi yang ada pada masyarakat Bali itu sendiri. Ada tiga aspek yang harus di terapkan di dalamnya, aspek pawongan (manusia/ penghuni rumah), pelemahan (lokasi/lingkungan) dan yang terahir parahyangan. Kedinamisan dalam hidup akan tercapai apabila terwujudnya hubungan yang harmonis antara ke 3 aspek tadi. Untuk itu pembangunan sebuah rumah Bali harus meliputi aspek-aspek tersebut atau yang biasa disebut Tri Hita Karana. Pada umumnya bangunan atau arsitektur tradisional Bali selalu dipenuhi pernik yang berfungsi untuk hiasan, seperti ukiran dengan warna-warna yang kontras tai alami. Selain sebagai hiasan mereka juga mengan arti dan makna tertentu sebagai ungkapan terimakasih kepada sang pencipta, serta simbol-simbol ritual seperti patun...
Pada sisi utara Gianyar, ada sebuah situs arkeologi yang menakjubkan. Diantara areal persawahan bertingkat dengan sistem irigasi tradisional subak, ada 10 (sepuluh) candi yang dipahat di dinding tebing batu pasir. Situs bersejarah yang bernama Candi Tebing Gunung Kawi ini termasuk didalam wilayah Banjar Penaka, Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar. Candi Tebing Gunung Kawi ini diperkirakan telah dibangun sejak pertengahan abad ke-11 Masehi, yaitu dimasa dinasti Udayana (Warmadewa). Pembangunan candi tersebut diperkirakan dimulai dimasa pemerintahan dari Raja Sri Haji Paduka Dharmawangsa Marakata Pangkaja Stanattunggadewa (944 sampai 948 Saka/1025 sampai 1049 M) dan berakhir dipemerintahan Raja Anak Wungsu (971 sampai 999 Saka/1049 sampai 1080 M). Dalam Prasasti Tengkulak yang berangka tahun 945 Saka (1023 Masehi), ada keterangan di tepi Sungai Pakerisan ada sebuah kompleks pertapaan (kantyangan) yang bernama Amarawati. Para arkeolog berpendapat, Amarawati...
Keagungan Gunung Rinjani sebagai titik tertinggi di Lombok, Nusa Tenggara Barat menginspirasi Raja Lombok-Karangasem membuat replikanya. Bukan dalam bentuk patung atau artefak lain, tapi sebuah taman air yang memusatkan Gunung Rinjani sebagai sumber energi dan air bersih. Lombok memang istimewa. Sejumlah unsur Bali bisa ditemukan di Lombok, seperti arsitektur, pura, dan makanan. Namun tidak sebaliknya. Lombok juga menunjukkan multikulturalnya tak hanya irisan dengan kebudayaan Bali, juga keyakinan dan etnis lain. Salah satu jejak multikultural ini adalah Candi Narmada, cagar budaya warisan Kerajaan Karangasem (Bali) di Lombok Anak Agung Gede Ngurah yang dibuat pada 1727. Raja ini memusatkan tempat tinggal dan istananya di titik-titik sumber air. Termasuk di Bali, ada sejumlah cagar budaya yang serupa peninggalannya yakni Tirta Gangga dan Taman Ujung di Kabupaten Karangasem. Dengan cara ini, di luar konteks penguasaan, juga mendorong perlindungan sumber-sumber air ter...
Kemarin, hari Rabu Tanggal 23 Agustus 2017, bertepatan dengan saudara-saudari ku yang beragama Hindu Bali melaksanakan perayaan dan upacara PAGERWESI, Nicole dan keluarga berdoa dan bersembahyang ke Pura Ulun Danu Batur - Pura Kahyangan Padma Bhuwana di Kintamani, Bangli dan Pura Agung Besakih - Pura Kahyangan Sad Winayaka atau Pura Sad Kahyangan di Kecamatan Rendang,Kabupaten Karangasem, tujuannya adalah untuk bersembahyang kepada PUTRI KANG TJING WEI - 康婷è- atau Kang Cing We atau Paduka Sri Mahadewi Sasangkaja Cihna -- (Cihna-Cina) atau Ratu Ayu Mas Subandar (Palinggih di Pura Dalem Balingkang) atau I Gede Ratu Ayu Mas Subandar (Palinggih di Pura Ulun Danu Batur) atau Ida Ratu Ayu Subandar (Palinggih di Pura Agung Besakih), perjalanan yang cukup melelahkan tetapi sekaligus menambah pengalaman dan pengetahuan, berangkat dari rumah Jam 11:00 WITA dan pulangnya Jam 21:30 WITA. &n...
Monumen ini terletak di tengah danau Taman Ancol, Jakarta Utara dalam wilayah Taman Impian Jaya Ancol. Berbentuk 3 buah pilar yang menjulang tinggi mencuat dari permukaan air. Dalam pilar-pilar itu terdapat pesan-pesan penting yang disampaikan kepada generasi penerus bangsa, pada salah satu pilar monumennya tertulis dua bait puisi: "Padamu yang bakal lahir dan tumbuh di pangkuan Pertiwi ini berkumandang doa dan harapan suci semoga cahaya pikir dan daya raga sepanjang usiamu ikhlas berdiri menjaga melindungi taman impian ini dimana insan bertemu muka bertatap jiwa melepas dahaga sukma dan membuang rindu pada sesama pada alam wajah semesta. Padamu yang akan terlahir dalam zaman sambunglah darah kehidupan kami kebun penyemai keindahan perabuk jiwa kelembutan penyegar jiwa pengabdian yang tumbuh di sini di pantai emas ini di muara sejarah Jakarta Jantung Perkasa Peradaban Indonesia. Melalui Monumen ini kami persembahkan ungkapan hati-nurani kami kepada rakyat Jakarta dan Bangsa Indonesia....
Memang ada beberapa Pura yang bernama Batu Bolong, seperti yang berlokasi di Tanah Lot dan Lombok. Tetapi ada Pura yang memiliki nama yang sama, yang tidak diketahui banyak orang. Pura ini terletak di desa Sawan, kabupaten Buleleng. Pura ini cenderung berada di bagian utara Bali, yang memang tidak mudah diakses oleh orang banyak. Tetapi keindahan Pura ini dapat menyaingi Pura lain. Pura ini terletak di tengah-tengah hutan. Pura ini dibangun diatas bebatuan tinggi, sehingga untuk dapat mencapai situs persembahyangan, kita harus memanjat beberapa anak tangga. Selaintempat persembahyangan, pura ini memiliki sebuah tempat permandian, yang konon dulu dipakai oleh keluarga kerajaan (Walaupun sekarang airnya berisi e.coli). Tetapi jika Anda ingin mandi di Pura tersebut, ada tempat permandian umum di bagian bawah Pura. Pura ini sudah menjadi bagian dari Desa Sawan sejak lama. Biasanya jika ada acara persembahyangan yang penting, kegiatan ini dapat dilaksanakan di Pura ini. Pura ini...
Patung Garuda Wisnu Kencana yang terletak di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana di Tanjung Nusa Dua, Kabupaten Badung, Provinsi Bali telah selesai dibangun pada tanggal 31 Juli 2018 dan akan diresmikan pada tanggal 8 Oktober 2018 setelah 28 tahun lamanya dibangun. Pada tahun 1989, seniman Nyoman Nuarta sebagai Menteri Pariwisata, Joop Ave sbagai Menteri Pertambangan, dan Gubernur Bali Ida Agus Oka menggagaskan untuk membangun Patung Garuda Wisnu Kencana ini dan gagasan ini disetujui oleh Presiden Soeharto pada tahun 1990. Patung Garuda Wisnu Kencana ini merupakan sosok yang disucikan umat Hindu yaitu Dewa Wisnu. Digambarkan Dewa Wisnu sedang menunggangi burung Garuda yang merupakan tunggangan Dewa Wisnu. Patung ini dibangun dari 2,5 hektare lempeng dan beratnya sekitar 3000 ton sedangkan mahkotanya sendiri dibangun dari 3.5 ton tembaga. Pada tanggal 20 Mei 2018 diadakan upacara sakral untuk pemasangan mahkota pada patung Garuda Wisnu Kencana yang dipimpin oleh 4 Pedanda seb...