Pura ini terletak di Desa Kukuh, Marga, Tabanan, kira-kira 18 km. kearah barat laut dari kota Denpasar dan dapat dicapai dengan mudah sekali melalui kota Kediri kea rah utara sejauh 5 km. kemudian membelok ke timur menuju pura (sekitar 300 m.). di depan pura terdapat sejumlah warung-warung souvenir, makanan dan minuman dan fasilitas lainnya bagi para pengunjung. Ketika telah berada didepan pura, maka akan tampak dengan jelas, bahwa pura ini dibangun tersembunyi di dalam hutan belantara kira-kira seluas 6,5 ha. Yang disebut Alas Kedaton, artinya “hutan milik kerajaan”. Kenyataan ini mengandung makna simbolis, yaitu Pura Dalem Kayangan Kedaton sebagai tempat suci sengaja dibangun ditempat yang dapat memberikan ketenangan dan keheningan batin, jauh dari kehidupan duniawi yang materialistic.
Penyelidikan arkeologi menunjukkan, bahwa pura ini tergolong peninggalan purbakala yang sudah tua, yang mula-mula hanya merupakan tempat pemujaan prasejarah atau prahindu yang sederhana dari masa berkembangnya tradisi megalitik, yaitu berupa beberapa buah menhir kecil, susunan batu kali dan arca berciri megalitik yang sampai sekarang masih berfungsi sakral bagi masyarakat setempat untuk memohon keselamatan kepada kekuatan alam dan arwah leluhur. Selain kekunaan di atas, di dalam pura ini ditemukan juga bukti-bukti dari jaman sejarah ketika pengaruh agama Hindu sudah meluas di seluruh Bali, yaitu lingga semu, arca Durga Mahisasuramardini dan arca Ganesa yang duduk di atas dua ekor naga. Menarik perhatian, ialah arca Ganesa ini yang duduk di atas dua ekor naga, adalah candrasengkala yang secara simbolis berarti tahun 1286 Saka atau 1364 M, yang mungkin menyatakan tahun pembangunan Pura Dalem Kayangan yang berfungsi sebagai media pemujaan yang sakral hingga dewasa ini bagi masyarakat setempat.
Penyelidikan di lapangan telah berhasil mendapatkan bukti-bukti adanya kearifan lokal masyarakat Bali seperti yang tersimpan dalam berbagai keunikan di pura ini, yaitu halaman jeroan atau utamaning mandala yang merupakan bagian yang paling suci, ternyata lebih rendah dari halaman lainnya yang dilengkapi dengan empat buah pintu masuk dari empat arah mata angina. Keunikan lainnya tampak pada waktu piodalan, yaitu upacara ini dipimpin oleh seorang pemangku (pendeta), dilaksanakan pada siang hari dan harus selesai sebelum sang surya terbenam.lebih unik lagi, ialah dalam upacara ini tidak diperkenankan memakai api, kwangen, penjor, dan juga tidak boleh mengadakan tabuh rah. Masih ada keunikan lain yang menarik, ialah untuk kelengkapan upacara hanya boleh digunakan ceniga yang dibuat dari daun pisang mas, sedangkan ditempat lainnya di Bali dibuat dari janur.
Selain keunikan di atas,masih ada juga yang perlu dikemukakan di sini mengenai Pura Dalem Kayangan Kedaton, ialah lokasinya yang tersembunyi di dalam hutan belantara yang dihuni oleh puluhan kera. Kadang-kadang kera ini menimbulkan kegaduhan yang memecahkan ketegangan, ketika berebut makanan di antara sesamanya. Hutan belantara ini yang dilindungi oleh Desa Pekraman meliputi lebih dari 24 macam pepohonan, ternyata telah turut menciptakan ketenangan bagi pengunjung. Di antara cabang ranting-ranting pepohonan tadi, tampak puluhan kelelawar bergantungan seakan-akan sedang berlomba mengadu kekuatan, ketangkasan, dan ketahanan bergantungan. Berada dalam Pura Dalem Kayangan Kedaton dengan suasana seperti tersebut di atas sungguh merupakan suatu kesempatan untuk menikmati kesucian, ketenangan, dan keindahan alam yang belum dilanda pencemaran, barangkali tidak akan dijumpai di tempat lainnya.
Sumber:
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbbali/2016/05/25/pura-dalem-kayangan-kedaton/
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.