Tanjung Mutiara adalah sebuah kecamatan yang terletak pada kabupaten Agam, provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Awal mulanya adalah sebuah nagari bernama Tiku. Secara yuridis Kecamatan Tanjung Mutiara termasuk wilayah Kabupaten Agam. Objek wisata yang sayang untuk dilewatkan adalah Pantai Bandar Mutiara yang berpasir putih dengan ombak yang cukup besar. Keunikan pantai ini adanya Arus bawah yang berputar sehingga ombak yang mengarah ke pantai tidak tegak lurus tapi berbelok ke arah kanan. Jadi kalo kita berenang di pantai tanpa terasa kita terseret ke arah kanan. Setiap tahun menjelang memasuki bulan puasa ada tradisi pesta pantai Tiku yang ramai dikunjungi oleh semua lapisan umur. Sekedar berkumpul dipantai menyambut kedatangan bulan puasa yang juga diselingi hiburan organ tunggal. Satu hari menjelang hari raya Idul fitri terdapat juga tradisi membantai jawi ( menyemblih sapi) bisa mencapai 200 ekor dalam semalam untuk memenuhi konsumsi daging pada hari raya idul fitri....
Oheo adalah seorang pemuda tampan yang bermata pencaharian sebagai petani tebu di daerah Kendari, Sulawasi Tenggara, Indonesia. Pada suatu hari, Oheo dikejutkan oleh sebuah peristiwa aneh di kebunnya. Ia mendapati tanaman tebunya hampir habis. Hal tersebut membuatnya kesal dan marah. Alkisah , di daerah Kendari, Sulawesi Tenggara, hidup seorang pemuda tampan bernama Oheo . Ia tinggal sendirian di sebuah gubuk di tengah hutan. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, ia menanam pohon tebu di kebunnya. Oheo seorang petani yang rajin dan tekun. Setiap hari ia merawat tanaman tebunya dengan baik. Pada suatu waktu, ketika tanaman tebunya sudah siap dipanen, Oheo berjalan-jalan mengelilingi kebunnya. Alangkah terkejutnya ia ketika menyaksikan banyak ampas tebu yang berhamburan di pinggir kebunnya dekat sungai. Melihat keadaan itu, Oheo menjadi kesal dan marah. Ia pun berniat untuk menangkap pelakunya. Keesokan harinya, pagi-pagi sekali...
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang memiliki kesukaannya sendiri-sendiri. Apa yang kita sukai belum tentu orang lain menyukainya. Demikian pula sebaliknya, apa yang mereka senangi belum tentu pula kita menyenanginya. Dalam hal ini, kesukaan dan kebiasaan seseorang tidak selalu sesuai dengan kesukaan dan kebiasaan orang lain. Hal inilah yang sering memicu terjadinya perselisihan antara seseorang dengan orang lain. Untuk mengatasi masalah ini, hendaknya kita menyadari bahwa setiap orang memiliki kesukaan dan kebiasaan sendiri-sendiri yang harus kita hargai. Namun, ternyata apa yang dialami oleh manusia ini juga dialami oleh makhluk hidup lainnya. *** Pada zaman dahulu kala, ada dua ekor burung yang bersahabat akrab yaitu burung puyuh dan burung Tempua ( burung tempua lebih dikenal secara nasional dengan nama burung manyar ). Mereka saling menolong dan menyayangi. Setiap hari mereka sehilir semudik mencari makan bersamasa...
Kabupaten Indragiri Hilir masuk dalam wilayah propinsi Riau, Indonesia, dan dijuluki sebagai Negeri Seribu Parit. Di daerah ini rawa-rawa terhampar luas dan sungai-sungai terbentang hampir ke seluruh wilayah kecamatan. Sungai terbesar di daerah ini adalah Sungai Indragiri yang berhulu di pegunungan Bukit Barisan (Sumatera Barat) dan bermuara di Selat Berhala, sedangkan sungai-sungai lainnya hanya merupakan anak sungai dari Sungai Indragiri. Salah satu anak sungai yang sangat terkenal di Indragiri Hilir adalah Sungai Batang Tuaka yang berada di Kecamatan Batang Tuaka. Konon, nama Sungai Batang Tuaka diambil dari sebuah cerita legenda yang populer di kalangan masyarakat Indragiri Hilir. Legenda tersebut mengisahkan tentang seorang anak yang durhaka kepada emaknya, sehingga Tuhan menghukum anak itu karena kedurhakaannya. Siapakah anak durhaka itu? Bagaimana anak itu durhaka kepada emaknya? Hukuman apa yang Tuhan berikan padanya? Untuk mengetahui jawaban dari per...
Paccipi (jepitan) terbuat dari besi. Kegunaannya ialah untuk menjepit besi atau logam yang dipanaskan, baik pada saat sedang dikabakr maupun pada saat ditempah di atas lanreseng (landasan). Sumber: Buku Senjata Tradisional Sulawesi Selatan https://play.google.com/books/reader?id=hJ6KCgAAQBAJ&pg=GBS.PA53
Orang luar Kalimantan selalu bertanya tentang “Bulu Perindu” untuk memelet orang supaya jatuh hati dengan kita. Untuk itu admin melakukan ekspedisi kepada seorang Belian Dayak Benuaq untuk melihat dan bertanya sedikit tentang apa itu “Bulu Perindu”. Anda boleh untuk percaya atau tidak – dan ingat kami disini bukan membuka lapak jualan minyak bulu perindu!!!!! Perlu diketahui dahulu Bulu Perindu dan Buluh Perindu adalah dua hal yang berbeda, namun orang sering menganggapnya dua hal yang sama. Buluh perindu adalah bambu langka yang didalamnya terdapat semacam serat keemasan. Sedangkan Bulu Perindu adalah seperti rumput yang jika terkena air ia bisa bergerak-gerak. Tidak semua bulu perindu bisa dijadikan sebagai media ilmu perkasih atau pelet. Namun konon Bulu Perindu ini bisa dijadikan obat yang dalam istilah awamnya “angin duduk” – namun kali ini kita khusus saja membahas Bulu Perindu sebagai media perkasih. Bulu perindu s...
Kalimantan memang cukup dikenal akan banyaknya ragam kesenian dan produk kebudayaannya. Keahlian akan membuat produk kesenian itu juga dimiliki oleh suku Dayak yang memiliki keahlian yang sangat unik-unik dan kreatif. Seperti halnya alat musik yang khas milik suku Dayak satu ini yang bernama "Sampe" . Alat musik yang lebih sering dilafalkan menjadi "Sapek" ini merupakan alat musik Kalimantan yang dimainkan dengan cara dipetik. Sapek memang salah satu alat musik khas yang menjadi kebanggaan masyarakat Kalimantan dan sekaligus menjadi bukti bahwa pelestarian produk kebudayaan terus berlangsung hingga saat ini. Bicara soal bentuk, alat musik Sapek Kalimantan ini tangkainya kecil dan bentuk badannya lebar. Kalau dilihat dari panjangnya bisa berkisar sekitar 1 meter dan dilengkapi dengan 2 senar saja hingga 4 atau bahkan 5 senar. Untuk memainkan alat musik Sapek jauh berbeda dari saat kita memainkan melodi pada gitar. Jari tangan kita saat memainkan Sapek harus sama dengan be...
Musik yangkhim adalah salah satu kebudayaan Indonesia yang berasal dari daratan Tiongkok. Meski berasal dari daratan Tiongkok, musik ini telah lama berkembang di Indonesia dan menjadi budaya dalam masyarakat. Musik ini masuk ke Indonesia sekitar abad 15-16. Saat ini, musik Yangkhim ini hanya dilestarikan di Kota Semarang, bahkan hanya di satu tempat saja yaitu Kelenteng Tay Kak Sie. Musik Yangkhim ini sudah hampir punah di Indonesia. Hal ini dikarenakan sudah hampir tidak ada lagi orang yang bisa memainkannya. Namun, untungnya, di Kelenteng Tay Kak Sie Semarang ini setiap seminggu sekali ada kelas ‘ekstrakurikuler’ untuk mengajarkan musik Yangkhim kepada generasi sekarang agar musik Yangkhim ini tidak punah. Adapun biaya untuk belajar musik Yangkhim ini sangat murah bahkan seikhlasnya. Namun, meskipun hampir punah, sentuhan musik Yangkhim tetap bisa kita rasakan, karena musik Yangkhim adalah musik yang mendasari terciptanya musik Gambang Kromong. &nbs...
Musik yangkhim adalah salah satu kebudayaan Indonesia yang berasal dari daratan Tiongkok. Meski berasal dari daratan Tiongkok, musik ini telah lama berkembang di Indonesia dan menjadi budaya dalam masyarakat. Musik ini masuk ke Indonesia sekitar abad 15-16. Saat ini, musik Yangkhim ini hanya dilestarikan di Kota Semarang, bahkan hanya di satu tempat saja yaitu Kelenteng Tay Kak Sie. Musik Yangkhim ini sudah hampir punah di Indonesia. Hal ini dikarenakan sudah hampir tidak ada lagi orang yang bisa memainkannya. Namun, untungnya, di Kelenteng Tay Kak Sie Semarang ini setiap seminggu sekali ada kelas ‘ekstrakurikuler’ untuk mengajarkan musik Yangkhim kepada generasi sekarang agar musik Yangkhim ini tidak punah. Adapun biaya untuk belajar musik Yangkhim ini sangat murah bahkan seikhlasnya. Namun, meskipun hampir punah, sentuhan musik Yangkhim tetap bisa kita rasakan, karena musik Yangkhim adalah musik yang mendasari terciptanya musik Gambang Kromong. &nbs...