Makanan Minuman
Makanan Minuman
Makanan tradisional Sulawesi Selatan Pinrang
Apang (bahasa 1)
- 15 Oktober 2019

Apang Bugis, Kue Sakral yang Kini Komersil Oleh Syariat Tella February 11, 2019 Apang Bugis, Kue Sakral yang Kini Komersil Kue Apang Bugis. (babakbelur.com)

506 SHARES Makassar, Lontar.id – Selama peradaban dunia belum hancur, maka selama itu pula segala persoalan kuliner tidak akan pernah selesai. Perut kita selalu membutuhkan asupan makanan. Baik makanan pokok seperti nasi, sagu, dan jagung, atau hanya sebatas kudapan. Di Sulawesi Selatan (Sulsel), khususnya Suku Bugis, dikenal satu jenis kudapan yang telah ada sejak tahun 60-an, namanya apang.

Dulu sekali, kue ini hanya bisa ditemukan saat ada acara-acara penting yang digelar di perkampungan. Dijadikan sesajian dalam prosesi sakral. Apang dinilai memiliki makna mendalam sehingga kehadirannya tidak boleh luput. Apang melambangkan harapan agar kehidupan tenteram dan aman.

Baca Juga: Mempertanyakan Kembali Identitas Coto Makassar

Dalam buku Calabai, Perempuan dalam Tubuh Lelaki, karya Pepi AL-Bayqunie, ada satu gambaran cerita tentang ritual Songka’ Bala yang dilakukan para bissu di Segeri, Pangkep. Songka’ Bala berarti tolak bala. Ritual yang dilakukan untuk mengusir suatu wabah penyakit yang saat itu sedang menimpa warga Segeri.

Segala persiapan disediakan untuk ritual Songka’ Bala. Tujuh ekor ayam disembelih. Nasi dari tujuh warna beras ketan yang disajikan di atas nampan. Serta beberapa penganan khas bugis, seperti onde-onde, leppe-leppe, baje tejjaji, wenno, kaluku lolo, bokong, dan tentu saja apang.

Selain pada ritual Songka Bala’, apang kerap juga ditemui pada acara-acara Suku Bugis lainnya. Menre’ Bola (naik rumah), semacam acara untuk meminta perlindungan dan keselamatan dari Sang Khalik selama menghuni rumah agar terhindar dari gangguan roh jahat. Serta pada acara pernikahan dan aqiqah.

Tapi seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, apang juga semakin mudah ditemukan di berbagai jajanan pasar. Di sepanjang jalan Sidrap, Pinrang hingga Parepare kue ini banyak dijajakkan oleh warga setempat. Rasanya yang manis karena didominasi oleh gula merah memang banyak diminati.

Baca Juga

Digandrungi banyak penikmat, kue apang ini rupanya semakin populer. Termasuk di Kota Makassar. Setidaknya ada empat penjual apang yang berada di jalan Dg Tata 1, Manuruki Raya, dan Tabaria.

Menyewa tempat kecil, juga ada yang berlokasi di teras rumah warga setempat. Para penjual apang ini menandai jualan mereka dengan spanduk serta banner bertuliskan ‘Apang Bugis Khas Pinrang”.

Hampir setiap hari saat saya melintas, lapak apang ini tidak pernah sepi pembeli. Dijual seribu per kuenya, harga apang ini bisa dibilang masih tergolong murah. Sebab satu apang biasanya sebesar satu kepalan tangan. Memakan dua atau tiga saja sudah bisa membuat perut tenang sebentar.

Warna apang khas berwarna coklat, karena gula merah. Apang selalu disajikan dengan kelapa parut yang segar. Biasanya kelapa akan disimpan terpisah sehingga pembeli bisa menakar jumlah kelapa parut sesuai selera.

Baca Juga: Membaca Assikalaibineng, Kitab Persetubuhan Bugis

Tadi saya sempat singgah di salah satu penjual apang di Dg Tata 1, saya harus antri sebab banyak yang membeli. Sebagai orang bugis, saya juga suka memakan kue ini. Paling enak saat pagi atau sore hari, ditemani teh atau kopi panas buatan mantan- eh mama. Jadi, kamu sudah pernah coba makan apang?

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
tes
Alat Musik Alat Musik
Bali

tes

avatar
Reog Dev
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline