Tugu di Tano Batak. Tano adalah tanah dalam bahasa batak. Jika kalian sering pulang kampung atau pernah ke Tanah Batak, pasti kalian pernah melihat bangunan-bangunan seperti rumah tetapi terlalu kecil untuk ditinggali. Ya itu namanya tugu atau tambak. Tugu ada bangunan pemakaman yang megah seperti rumah mewah.
Masyarakat Batak membangun tugu untuk menghormati leluhurnya. Tugu pemakaman yang dibangun oleh sanak saudaranya akan menjadi identitas keluarga besar. Dengan kata lain semakin megah bangunan pemakaman maka semakin tinggi derajat keluarga.
Tugu adalah bangunan sakral, keluarga harus menjaga mati-matian bila kuburan nenek moyang mereka diganggu atau dirusak. Saya bertanya kepada Opung Boru atau nenek saya tentang tugu. Dan ia menjelaskan kepada saya, menurut sepengetahuan dia yang sudah diketahui khalayak batak asli, bahwa tugu atau bangunan pemakaman, pertama kali ada di Balige, dan Balige adalah kampung Opung Doli saya atau kakek saya.
Saya memilih Tugu Pemakaman karena belakangan ini keluarga besar saya juga sedang membuat Tugu. Pembuatan Tugu tidak semudah yang saya pikirkan. Ketika saya menulis ini, Amang Uda atau Om saya mengirimkan berkas dokumen seperti proposal pembangunan Tugu sebagai referensi saya menulis artikel tentang Tugu. Dan berikut persyaratan atau tahapan pembuatan Tugu
Pembuatan Tugu harus disetujui oleh seluruh sanak keluarga. Mulai dari besar bangunan yang akan dibuat, hingga bentuk, warna, bahan, dll.
Membuat permohohan persetujuan pembuatan Tugu di daerah yang diinginkan, dan disahkan oleh Kepala Desa setempat
Membuat proposal pembuatan Tugu untuk keluarga besar. Proposal ini berisikan :
a. latar belakang pembuatan Tugu (dijelaskan latar belakang jenazah keluarga yang akan dibuatkan Tugu secara lengkap mulai dari nama, silsilah keluarga, jumlah cucu, nama cucu, peninggalan beliau untuk keluarga yang ditinggalkan, dll)
b. Maksud dan tujuan pembuatan Tugu
c. Gambar dan desain.
d. Menyusun dana yang dibutuhkan, dan disetujui oleh sanak keluarga. Sehingga tidak ada kesalahpahaman di dalam keluarga pembuat Tugu.
e. Sumber biaya
f. Jadwal pelaksanaan pembuatan Tugu g. Hasil yang diharapkan
h. Dibubuhkan tanda tangan ketua pelaksana pembuatan Tugu.
Sekian penjelasan saya tentang Tugu Pemakaman di Tano Batak. Berikut saya sisipkan salah satu contoh Tugu Pemakaman (bukan Tugu keluarga saya) dan proposal asli pembuatan Tugu keluarga saya. Terimakasih.
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja