×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Seni Pertunjukan

Elemen Budaya

Seni Pertunjukan

Provinsi

DKI Jakarta

Asal Daerah

Jabodetabek

Topeng Blantek

Tanggal 18 Jun 2015 oleh Abdul_azis sobat budaya.

 

 

 

 

 

SOSIO HISTORIS SENI BUDAYA TOPENG BLANTEK

 

BAB I PENDAHULUAN

 

Seni budaya tradisional merupakan bagian dari kehidupan masyrakat. Sama halnya dengan seni budaya Topeng Blantek yang menjadi bagian dari masyarakat Betawi dahulu. Masyarakat Betawi yang cinta terhadap seni budayanya, akan peduli pada kesenian tradisionalnya. Setiap seni budaya memiliki sejarah asal-usul terbentuknya budaya tersebut. Sejarah itu juga ada pada asal lahirnya seni budaya Topeng Blantek. Seni budaya Topeng Blantek yang tercipta dari masyarakat Betawi dahulu dan terkandung nilai-nilai didalamnya yang bersifat universal. Seni budaya tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia.

 

Seni budaya termasuk kedalam golongan kebudayaan bersifat nilai estetika dan etika. Kesenian dapat berkembang dan juga dapat menurun bergantung pada masyarakat. Perubahan zaman yang seharusnya dapat membuat kesenian ini berkembang, akan tetapi tergerus dan sirna oleh kondisi masyarakat saat ini. Terutama pada kondisi masyarakat Betawi. Seni budaya Topeng Blantek adalah salah satu kesenian yang mengalami kemerosotan. Namun, sebagian masyarakat yang tergabung dalam seniman dan para tokoh sangat peduli terhadap seni budaya Topeng Blantek. Oleh karena itu, keeksistensian seni budaya Topeng Blantek tetap ada melalui pertunjukan atau pementasan yang ditampilkan dari para seniman, walaupun hal itu jumlahnya sangat sedikit.

 

Seni budaya Topeng Blantek memiliki asal-usul sejarah dalam masyarakat Betawi. Pada saat awal dibentuknya seni budaya ini merupakan seni hiburan yang diminati masyarakat pada saat itu. Walaupun, pada sekarang ini Topeng Blantek mengalami kemunduran. Kebertahanan Topeng Blantek di Jakarta salah satunya di pengaruhi oleh adanya sanggar Betawi yang berlandaskan pada kesenian tradisional Topeng Blantek. Peran sanggar juga sangat terkait dengan pemiliknya yang merupakan seniman Betawi. Seniman Betawi merupakan pelopor penggerak pelestarian terhadap seni budaya. Akan tetapi, hal tersebut perlu dibantu dan didukung oleh faktor lain. Seni budaya Topeng Blantek merupakan produk masyarakat Betawi dan sekaligus menjadi media sosial Betawi. Seni budaya Topeng Blantek sebagai media sosial masyarakat Betawi dirasakan mealalui sebuah pertunjukan.

 

I.1 Sejarah Terbentuknya Topeng Blantek

 

Masyarakat Betawi memiliki adat budaya yang sangat kental. Masyarakat Betawi yang mencintai seni budaya Betawi yaitu seniman Betawi. Para seniman yang terus berusaha untuk melestarikan seni budaya dengan menampilkan pertunjukan atau pergelaran seni budaya. Kesenian juga dapat menjadi dasar dari adanya sebuah komunitas yang terbentuk dari kebiasaan kelompok itu. Rafael Raga Maram menjelaskan bahwa “Seni budaya merupakan hasil dari sebuah kebiasaan yang dilakukan oleh seseorang maupun kelompok dan nantinya menjadi ciri khasnya kelompok tersebut[12]. Dalam hal ini kelompok yang dimaksud adalab komunitas etnis masyarakat Betawi.”

 

 

Berbagai macam seni budaya Betawi menunjukan bahwa keanekaragaman kesenian juga terdapat pada masyarakat Betawi. Betawi sendiri merupakan sebuah suku yang terdiri dari masyarakat yang berdasarkan hasil perkawinan antar etnis suku bangsa karena pada saat itu Batavia menjadi pusat negara Indonesia. Kota Jakarta sendiri pada awalnya merupakan sebuah kota yang bernama Batavia. Batavia ini diberi nama oleh seorang Jenderal Belanda yaitu Jan Pieterszoon Coen. Penduduk yang bermukirn dan tinggal di daerah Batavia di namakan Orang Betawi.

 

Sebutan untuk Betawi sendiri merupakan sebuah ejaan dan kata Batavia, yaitu Be Ta Wau Ya. Ridwan Saidi menjelaskan bahwa “Masyarakat yang tinggal di Batavia pada saat itu mengubah kata dengan plesetannya, yaitu Betawauya menjadi Betawi dan kata tersebut ada pada abad 19”.[13] Sehingga, menjadi populer dengan nama Betawi dan masyarakatnya disebut sebagai orang Betawi. Sekarang kota Batavia telah beberapa kali mengalami proses perubahan nama dan terakhir diberi nama Jakarta sampai saat ini.

 

Masyarakat Betawi kini telah banyak mengakui identitasnya sebagai orang Betawi karena faktor keturunan. Orang-orang Betawi yang identik sebagai tuan tanah atau pemilik Jakarta. Namun, sekarang komunitas ini mengalami pergesaran di kotanya. Banyak para pendatang yang datang ke Jakarta dengan jumlah yang besar. Mereka datang dengan berbagai macam tujuannya.

 

Jumlah pendatang yang besar menyebabkan orang Betawi di Jakarta tergerus. Beberapa komunitas masyarakat Betawi melakukan migrasi yaitu dengan berpindah dari pusat kota ke wilayah pinggir kota Jakarta, seperti daerah Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Disisi lain, orang Betawi juga dikenal memiliki kreatifitas seni yang tinggi. Hal tersebut terbukti dengan berbagai macam seni budaya yang dihasilkannya oleh masyarakat Betawi. Salah satunya adalah Topeng Blantek.

 

Awal munculnyá seni budaya Topeng Blantek pada zaman penjajahan Belanda, sekitar abad 19. Pada zaman penjajahan Belanda, pergelaran Topeng Blantek sering dilaksanakan oleh orang-orang Betawi pada saat malam hari. Pada waktu itu pergelaran Topeng Blantek lebih sering dipertunjukkan, karena pada saat itu belum banyak seni budaya yang lahir. Para pemain Topeng Blantek disebut panjak. Mereka yang memainkan Topeng Blantek pada umumnya adalah orang-orang Betawi.

 

Pergelaran Topeng Blantek saat itu menjadi hiburan rakyat dan para koloni Belanda. Asal nama Topeng Blantek berasal dari kata Topeng yang artinya sandiwara dan Blaind Teks yang artinya tanpa teks. Namun, ada juga pandangan dari beberapa tokoh Betawi bahwa kata Blantek merupakan bunyi dari rebana biang dan alat sederhana seperti kayu yaitu “berbunyi blang dan tek”.

 

Yahya Andi Saputra mengatakan bahwa “Penamaan Topeng Blantek itu diberikan karena pertunjukan tersebut dahulunya menggunakan alat-alat : seperti rebana dan kayu. Jika rebana biang berbunyi blang dan kayu berbunyi tek jadi blang tek atau blantek. Oleh sebab itu dinamakanlah menjadi Topeng Blantek”[14].

Pergelaran Topeng Blantek tidak menggunakan teks, sehingga para pemainnya tidak ada yang membaca teks sebelum pementasan. Namun, sisi kreatifitas setiap pemain yang menjadi faktor utama untuk menghasilkan sebuah dialog akan tetap sesuai dengan pembagian tugas pemain berdasarkan tema cerita yang ada didalam pertunjukan. Penamaan Topeng merupakan adanya tokoh Jantuk yang selalu menggunakan Topeng. Dahulu beberapa Sanggar Topeng Blantek pada tahun 1990 an, banyak memiliki cerita yang menjadi populer pada zamannya, seperti tabel dibawah ini :

 

Tabel Sanggar Topeng Blantek tahun 1990an[15]

 

NAMA SANGGAR

PIMPINAN

JUDUL NASKAH

Doa Sumiati

Warta Bin Selli

Bodoh Pinter

Edi Jaya

Marta

Ketiban Duren

PATRA 27

Arwanto

Si Jampang Jagoan Betawi

Kontemporer Jaya

Muhasyim

Salah Colek

 

Tema cerita yang sering ditampilkan dalarn pementasan Topeng Blantek tentang tokoh Legenda Betawi, seperti Si Pitung, Jampang, Nyai Dasimah dan lain-lain. Di dalam pertunjukan Topeng Blantek, selain cerita terkadang ditampilkan tari-tarian. Tarian yang dipertunjukkan yaitu Ronggeng Blantek, Ngarojeng, Yapong, Topeng Tunggal, dan tari Betawi lainnya. Pertunjukan Topeng Blantek diiringi alat musik rebana biang. Rebana Biang merupakan salah satu alat musik khas Betawi. Rebana Biang merupakan sebuah rebana yang berukuran besar. Keeksitensian rebana biang mengalami kepunahan, karena pembuatannya yang cukup sulit. Sehingga kini rebana Biang tidak jarang digunakan dalam pertunjukan Topeng Blantek.

 

Menurut Nasir Mupid,“Awalnya Topeng Blantek dulu menggunakan rebana biang yaitu rebana yang besar. Dulunya setiap pertunjukan pakai rebana itu, kemudian bergeser pada penggunaan alat musik yang lain seperti gamelan topeng, gambang kromong, tanjidor, hadroh, marawis dan lain-lain. Akan tetapi ciri khas dari Topeng Blantek tetap kita pertahankan”[16]

 

Namun seiring dengan perkembangan waktu, penggunaan rebana biang bergeser pada alat-alat tradisional lain yang digunakan sebagai pengiring Topeng Blantek seperti gamelan topeng, gambang kromong, tanjidor, hadroh, marawis dan lain-lain. Rebana Biang jarang digunakan oleh para seniman. Alat-alat tradisional tersebut sebagai pelengkap dalam Topeng Blantek.

 

gambar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Di daerah sekitar wilayah Jakarta, yaitu Bogor juga terdapat seni budaya Topeng Blantek. Pada seni budaya Topeng Blantek yang ada di Bogor ini, memiliki fungsi bukan hanya sebagai hiburan. Namun Topeng Blantek sebagai alat untuk berdakwah menyebarkan ajaran-ajaran agama Islam. Hal itu ditambah dengan iringan lagu-lagu Islami seperti Al Fiqih, Aisyah, dan Maulana. Sedangkan lagu hiburan, salah satunya Jali-jali.

 

Pada konteks lain nama Topeng Blantek berasal dari alat musik rebana biang dan kotek. Dalam hal ini, Atik Soepandi pernah menuturkan bahwa “Asal muasal penamaan Blantek, yaitu dari nama rebana biang dan rebana kotek”.[17]

 

Akan tetapi, sebelum lahirnya Topeng Blantek, pertunjukan Topeng dan Lenong sudah ada. Topeng Blantek lahir karena sisi tolak yang berbeda antara Topeng dengan Lenong. Saat itu, Lenong merupakan hiburan masyarakat kelas atas. Sedangkan Topeng merupakan hiburan masyarakat kelas menengah kebawah. Dari kedua faktor itulah, Topeng Blantek lahir untuk menjadi seni budaya yang bersifat universal bagi masyarakat. Oleh sebab itu Topeng Belantek lahir, ketika ada kesenjangan pada masyarakat yang diakibatkan oleh dua faktor tersebut.

 

Mengenai hal tersebut, Abdurrachiem menegaskan,“Topeng Blantek itu lahir dari sebuah proses keberadaan pertunjukan Topeng dan Lenong. Lenong ditonton oleh masyarakat kelas atas salah satunya tuan tanah. Sedangkan Topeng untuk kalangan masyarakat kelas bawah. Dan Topeng Blantek ada sebagai sisi netral atau penyeimbang. Dalam arti bahwa Topeng Blantek dapat ditonton oleh semua kalangan.”[18]

 

Walaupun demikian, Topeng Blantek menjadi salah satu hiburan rakyat yang berasal dari seni tradisional masyarakat Betawi. Pada awal keberadaannya, Topeng Blantek dalam pertunjukannya menggunakan obor. Obor di gunakan sebagai alat penerang dalam pertunjukan dan selalu digunakan oleh tokoh Jantuk, karena dahulu Topeng Blantek pertunjukannya selalu dimainkan pada malam hari.

 

Tokoh Jantuk merupakan aktor penting dalam pertunjukan Topeng Blantek. Ciri khas Topeng Blantek dan yang membedakannya dengan kesenian lain adalah tokoh Jantuk. Tokoh Jantuk selalu memakai topeng dalam pementasan Topeng Blantek. Tokoh Jantuk merupakan pemain yang menjadi pemberi kesimpulan pada akhir cerita pertunjukan Topeng Blantek.

 

 

gambar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jantuk pada Topeng Blantek muncul saat awal dan akhir pertunjukan. Pada awal pertunjukan. Jantuk selalu membawa sundung, karena dulu wilayah Jakarta merupakan daerah yang sebagian besar adalah pertanian dan perkebunan. Sundung selalu digunakan oleh para petani di Betawi pada saat itu untuk mencari rumput.

 

Sundung tidak selalu digunakan dan dibawa oleh Jantuk. Namun, sundung diletakkan diatas panggung sebagai penghias, yang merupakan salah satu ciri khas pertunjukan Topeng Blantek. Sundung yang digunakan pada pertunjukan Topeng Blantek berjumlah dua pasang.

 

 

gambar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pada dasarnya Jantuk, sundung dan obor adalah bagian penting dalam Topeng Blantek. Topeng Blantek sendiri memiliki karaktek yang bernuansa budaya dan agama. Tokoh Jantuk dalam Topeng Belantek merupakan penasehat agama, dengan memberikan kesimpulan dari akhir cerita pertunjukan Topeng Blantek. Yang didalamnya berisi penjelasan inti-inti dari cerita yang ditampilkan. Tokoh Jantuk merupakan pembeda antara Topeng Blantek dengan teater Betawi yang lain.

 

I.2 Keberadaan Topeng Blantek

 

Topeng Blantek telah lama ada, sejak masa penjajahan Belanda. Topeng Blantek merupakan bagian dari seni budaya Betawi yang seharusnya dapat dilestarikan. Topeng Blantek adalah salah satu seni budaya yang diwariskan oleh para pendahulu masyarakat Betawi dan harus dipertahankan karena memiliki nilai-nilai estetika dan edukasi yang tinggi. Keberadaan Topeng Blantek tidak lepas dari peran serta para tokoh dan seniman Betawi.yang rnemiliki rasa peduli pada budayanya, dengan selalu berkreasi pada kesenian.

 

Hal tersebut tidak akan terwujud apabila tidak dibantu oleh faktor pendukung. Para seniman Betawi untuk memajukan seni budayanya sangat membutuhkan modal. Modal digunakan sebagal bahan untuk keperluan, seperti pembelian perlengkapan dan peralatan pentas. Modal ini merupakan bagian dari tanggung jawab pemenintah terhadap kebudayaan daerah.

 

Disisi lain, masyarakat dirasa kurang memiliki antusias terhadap seni budaya ini. Uang yang diperoleh saat tampil habis, karena dibagikan secara merata untuk para pemain. Sehingga uang untuk biaya keperluan kesenian tidak ada. Oleh sebab itu, pemerintah harus melaksanakan perannya sebagai pemberi fasilitas secara keseluruhan. Namun pada kenyataannya, hal itu tidak sesuai dengan yang diharapkan. Secara makro maupun mikro dalam kesenian, modal merupakan bagian dari kebutuhannya. Modal atau Materi merupakan salah satu faktor yang diprioritaskan.

Pemerintah dalam hal ini, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta melalui perangkatnya selalu bekerjasama dengan para seniman. Pemerintah menyediakan fasilitas berupa tempat. Setiap tampil, pemerintah  juga memberikan dana produksi bagi para seniman/pemilik sanggar seni budaya yang melakukan pertunjukan. Itu pun secara bergiliran dan setiap bulan 2 kali pertunjukan.

 

Walaupun pihak pemerintah telah memberikan dana produksi pada setiap seniman/pemilik sanggar seni  yang melakukan pertunjukan, seperti contoh di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Taman Ismail Marzuki, Gedung Kesenian Jakarta, Kota Tua, maupun di pusat-pusat pertunjukan seni budaya lainnya.

 

Setiap penyelenggaraan pentas Topeng Blantek tidak terlepas dari modal karena untuk membuat suatu pertunjukan dibutuhkan biaya. Biaya biasanya digunakan untuk membayar para pemain dan perbaikan alat-alat. Fasilitas berupa tempat yang menarik dan banyak masyarakatnya, memang telah disediakan oleh pemerintah. Namun saat ini, dapat dikatakan belum adanya perkembangan pada program kesenian yang menyentuh langsung kepada Topeng Blantek. Padahal jika dikaitkan lagi bahwa pemerintah berperan sebagal pemilik alat-alat produksi, yaitu infrastruktur dan modal. Para seniman merupakan pekerja yang berusaha untuk memberikan yang terbaik dari pekerjaannya itu.

 

Keberadaan Topeng Blantek sampai saat ini terbentuk dari kepedulian tokoh seni budaya Betawi yang bangga terhadap seni budayanya dengan mendirikan sebuah sanggar seni budaya. Eksistnsi Topeng Blantek dapat di jumpai dengan adanya pertunjukan Topeng Blantek di acara-acara tertentu, seperti pernikahan. Dan juga terkadang tampil di kawasan cagar budaya Betawi, Setu Babakan, Jakarta Selatan.

 

Pemerintah sebagai faktor pendorong melaksanakan tugasnya sebagai penyandang  dana dan infrastruktur harus dilakukan dengan benar dan tepat. Keberadaan Topeng Blantek itu sendiri dapat pula tergambar dengan adanya sanggar-sanggar yang jumlahnya sangat sedikit. Oleh sebab itu, hubungan timbal balik antara kedua pihak harus terus dapat terwujud untuk kebertahanan keberadaan Topeng Blantek.

 

I.3 Topeng Blantek Sebagai Media Sosial

 

Seni budaya adalah bagian dari kehidupan mayarakat dan juga merupakan sebuah media sosial masyarakat. Seni budaya sebagai media sosial yang dihasilkan dari produk sosial untuk menyalurkan aspirasi masyarakat.

 

Topeng Belantek adalah media sosial masyarakat Betawi. Media sosial yang berlandaskan atas nilai-nilai dan merupakan sebuah sarana apreasiasi masyarakat untuk menampilkan sesuatu yang ingin diungkapakan dan disalurkan, melalui pertunjukan. Salah satu yang diungkapkan pada publik dan pemerintah, berisikan kepedulian, kritik sosial yang merupakan bagian dari nilai sosial dalam Topeng Blantek.

 

Topeng Blantek merupakan bagian dan teater Betawi, memiliki fungsi sebagai sarana informasi masyarakat dalam aspek-aspek kebudayaan yang berisi tentang sejarah, aktivitas masyarakat Betawi, dan seni. Aspek tersebut sangat menjadi rujukan isi pada sebuah kesenian .

 

 

Dalam Topeng Blantek aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan juga termasuk hal yang utama dalanm pementasan yang terdiri dari latihan adegan, pementasan teater yang menggunakan panggung sebagai medianya. Pada aspek latihan adegan merupakan sebuah kegiatan persiapan yang akan ditampilkan.

 

 

gambar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pada gambar diatas merupakan salah satu latihan adegan sebelum pementasan. Pada latihan adegan atau peran menunjukkan bahwa setiap pemain harus memiliki keterampilan. Jadi pementasan Topeng Blantek merupakan media bagi para pemain untuk menunjukkan kemampuan atau keahlian dalam bermain. Keterampilan yang dimiliki oleh setiap pemain yang tergabung dalam sanggar seni Topeng Blantek, menandakan bahwa adanya sebuah keterampilan dalam kelompok.

 

Panggung merupakan sebuah media dalam melakukan pementasan.  Pada Topeng Blantek, panggung adalah sarana prasarana pementasan. Pementasan Topeng Blantek terkadang tidak juga menggunakan panggung, tapi juga dapat memakai karpet lebar sebagai latar tempat untuk mengganti panggung. Seperti contohnya pada pertunjukan rutin yang diprogramkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, melalui Suku Dinas Kebudayaan yang memfasilitasi penyelenggaraan pentas Topeng Blantek di Perkampungan Budaya Betawi, Setu Babakan. Tempat tersebut telah disediakan panggung untuk pementasan setiap seniman/pimpinan sanggar seni yang akan tampil.

 

“Topeng betantek adalah seni tradisional yang merupakan produk masyarakat betawi dalam pementasannya bisa menggunakan panggung ataupun tidak. Jika kita pentas di Setubabakan otomatis menggunakaa panggung kan sudah tersedia. Akan letapi kalau ada panggilan dan warga untuk acara tertentu biasanya nggak menggunakan panggung’?’

Seni topeng belantek merupakan sebuah media sosial.Media yang bersifatuntuk semua kalangan masyarakat.Media yang memberikan pesan pada para penonoton.Seni topeng belantek sebagal media sosialisasi menyampaikan pesan melalui isi cerita melalul sebuah teater.Seni Topeng Belantek merupakan sebuah teater Betawi.Teater yang memerlukan persiapan-persiapan terlebih sebelum tampil.Oleh sebab itu, sebelum melakukan pertunjukan perlu persiapan-persiapan yang harus dilakukan didalam Mudji Sutrisno bahwa “teater adatah sebuah proses dalam berkesenian dimana setiap pelakunya menjalani tahap-tahap pelatihan diri untuk disajikan dalam bentuk pertunjukan yang dilakukan oleb suatu komunitas ke publik”25.

 

 

 

 

Teater merupakan sebuah sarana ekspresi para pemain topeng Belantek untuk menunjukan keterampilan atau keahliannya dalam berseni. Dalam teater menunjukan kemampuan pemain yang diperoleh dan pelatihan bakat dan proses belajar individu yang dimiliki pemain pada seni. Teater pertunjukan kesenian topeng Belantek memiliki tujuan untuk mentranformasikan nilal pada masyarakat dengan melalui Pertunjukan seni budaya topeng Belantek merupakan repsenasi dan ide, gagasan dan cerita yang disampaikan oleh para pemain dan seniman yang tergabung pada komunitas betawi dalam sanggar, sehingga para penonton dapat mengambil pelajaran dan pesan dan pertunjukan tersebut.

 

Oleh sebab itu, kesenian memiliki peran sebagai media sosial mampu menciptakan hubungan sosial menurut Raymond William, dalam Chris Barker bahwa “budaya meliputi organisasi produk struktur lembaga yang mengekspresikan hubungan sosial, dan bentuk komunikasi anggota masyarakat”.26 Kesenian Topeng belantek dapat menciptakan interaksi antara seni dengan masyarakat.

 

Seni budaya terbentuk dan sebuah hasil kegiatan manusia yang dilakukan secara bersama.Jadi seni budaya sudah menjadi bagian dan kehidupan manusia. Berbagai macam seni budaya yang ada di kota Jakarta berdampak adanya keanekaragaman. Akan tetapi, seni Topeng Belantek memiliki perbedaan tersendiri pada masyarakat.

 

Seni Topeng Belantek yang menjadi media sosial juga memiliki tujuan lain yaitu untuk mensosialisasikan seni Topeng Belantek ada masyarakat. Seni budaya Topeng Belantek memberikan sebuah interaksi pada masyarakat yang menonton pertunjukan. Interaksi yang dilakukan dengan proses penampilan dan para pemain dalam pertunjukan dengan para penonton. Sosialisasi terbentuk melalui proses interaksi yang berlangsung antar dua pihak atau lebih. Sosialisasi pada seni budaya Topeng Belantek bertujuan pada hal-hal bersifat universal yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

 

Pertunjukan seni Topeng Belantek yang dilakukan oleh para pemain sebagai aktor dalam pelaku interaksi sosial.Masyarakat yang merupakan penonton dapat mentafsirkan dan merespon dari tindakan-tindakan para aktor.Merespon tindakan para aktor berdasarkan penafsiran dan masyarakat. Hubungan interaksi sosial berlanjut pada pemahaman den para penonton dan berpengaruh pada masyarakal dalam Goerge ritzer bahwa “terjadinya proses interaksi sosial hams memiliki sifat pengaruh dan mempengaruhi”.27

 

Proses sosialisasi yang dilakukan oleh pemain dengan menampilkan cerita yang ingin disampaikan pada masyarakat. Hal tersebut menunjukan proses sosialisasi terwujud melalui adanya hubungan komunikasi melalui perilaku terbuka dan peran seniman dan pemain topeng belantek itu sendiri. Perilaku terbuka dalam hal mi ditunjukan dengan gerakan-gerakan dan adegan yang ditampilkan Seni topeng Belantek itu merupakan sarana menyampaikan sesuatu dalam proses untuk mencapai tujuán. Para pemain Yopeng Belantek memberikan beberapa aspek yang perlu diperhatikan oleh para penonton.Hal-hal yang dapat diperhatikan yaitu substansi pokok dan yang ingin disosialisasikan pada masyarakat.

 

Aspek-aspek tersebut adalah skill yang merupakan sebuah keterampilan, knowledge sumber ilmu pengetahuan, baik bersifat tentang seni budaya ataupun umum, dan nilai-nilai universal yang menjadi sebuah tuntunan, tidak hanya tontonan.Dari tiga aspek yang menjadi acuan bagi para pemain atau panjak dalam menampilkan kesenian budaya topeng Belantek.

 

 

Para seniman seni budaya topeng belantek menyampaikan tiga hal pokok tersebut.

 

“Dalam seni budaya topeng belantek itu sendiri adalah alat untuk meyampaikan suatu hal pada masyarakat.Nah, sesuatu itu ada tiga point yang penting yaitu adanya pemberian skill (keterampilan), pengetahuan dan tuntunan pada masyarakat. Hal itu yang terkandung pada seni budaya mi. Seni budaya tersebut tidak akan lepas dan tiga hat ersebut. Otch karena itu, adanya integrasi atau sebuah kesatuan anlara keterampilan, pengetahuan, dan nilai yang menuntun masyarakat, bukan tontonan.”2’

 

Proses sosialisasi bersifat terbuka dan dinamis serta bersifat komperehensif. Dalam proses penyampaian nilai terdiri dan dua nilai yaitu nilai religius dan nilal sosial. Semua lapisan masyarakat berhak menerima nilai tersebut dan aktor seni topeng Belantek.Seni budaya topeng Belantek sebagal agen sosialisasi merniliki tujuan yang bersifat makro pada tingkat budaya masyarakat yaitu eksistensi.

 

Seni Topeng Belantek merupakan kesenian tradisional dan Betawi yang memiliki sejarah.Kesenian topeng Belantek salah satu bagian teater kesenian Betawi.Topeng Belantek ada karena adanya kontestasi antara Lenong dengan Topeng.Seni Lenong merupakan kesenian khas kalangan masyarakat kelas atas.Sedangkan, seni Topeng merupakan kesenian dan kalangan kelas masyarakat bawah.Seni topeng belantek berasal dan bunyi Rebana Biang yaitu “blank” dan bunyi kayu yang dipukul yaitu “tek”.Ciri khas yang ada dikesenian topeng belantek yaitu tokoh Jantuk, Sundung dan Obor.Kesenian topeng belantek tidak menggunakan teks naskah pada pementasannya.

 

Kesenian topeng belantek merupakan bagian dan identitas masyarakat Betawi. Kebertahanan topeng belantek dsebabkan oleh para seniman yang peduli akan senibudaya tradisional. Sanggar ini adalah sanggar seni topeng Belantek yang masihmempertahankan kesenian tersebut. Selain itu, sanggar memiliki peran lain yaitu untuk tempat interaksi berkumpulnya para warga.

 

Kesenian memiliki peranan sebagai sarana media sosial untuk berekpresi, menyampaikan pesan-pesan yang berupa nilai-nilai, informasi dan untuk menunjukan keeksitensian dirinya maupun kelompoknya.Media sosial yang bersifat seni membentuk sebuah budaya yang dapat menciptakan interaksi antara seni denganmasyarakat Selain itu, media merupakan sarana dalam komumkasi sosial Media sosial pada seni juga berfiingsi sebagai produk budaya yang memberi fungsi penting dalam penyampaian nilai. Fungsi yang memiliki tujuan-tujuan yang diperoleh melalui sebuah proses pada kesenian topeng belantek.

 

Pementasan seni Topeng Belantek merupakan cara untuk mempertahankan eksistensi kesenian tradisional Topeng Belantek. Kesenian Topeng Belantek adalah sebuah produk perilaku sosial dan komunitas betawi.Perilaku yang menunjukan unsur nilai khas masyarakat betawi.

 

PROSES PENYAMPAIAN NILAI DALAM SENI TOPENGBELANTEK

 

Budaya yang merupakan hasil dan sebuah kehidupan masyarakat bersama telah memberikan nilai yang bersifat universal.Hal tersebut telah terlihat bahwa budaya dapat disaksikan oleh semua pihak.Itu disebabkan karena masyarakat menilai tidak hanya pertunjukan budaya yang ditampilkan oleh sebuah komunitas tertentu.

Namun, substansi dan budaya tersebut yaitu dengan adanya nilai-nilai yang disampaikan melalui pertunjukan tersebut.Salah satunya nilai edukasi yang diberikan pada suatu komunitas Betawi untuk masyarakat dengan melalui pertunjukan seni topeng Belantek.

 

Pendidikan itu sendiri merupakan proses pembelajaran menuju masyarakat yang bertujuan positif dalam Nurul Zuriah bahwa “pendidikan yang memberikan hal positif tidak hanya pemberian kognitif, selain itu terdiri dan beberapa unsur-unsur yaitu penanaman moral, etika dan estetika dalam kehidupan”[19]. Pola pendidikan pada seni topeng belantek rnengarah pada adanya eksistensi dan penyampaian nilai-nilai pada masyarakat dalam Tirtaraharja Umar bahwa “pendidikan itu merupakan sesuatu yang memiliki sifat atau nilai universal dan berlangsung secara terus menerus tidakputus”[20]30.Dalam pola pendidikan melalui seni budaya topeng menggambarkan eksistensi seni topeng Belantek.

 

Pola Pendidikan Seni Topeng Belantek

 

Pola merupakan sebuah bentuk atau sistem dalam menjelaskan segala sesuatu. Kesenian topeng Belantek merupakan salah satu bagian dan proses pendidikan pada sebuah seni budaya. Pola pendidikan pada seni topeng Belantek diimplementasikan dan sebuah pementasan.Pementasan seni budaya topeng Belantek terbentuk melalui aspek-aspek tertentu.

 

Aspek-aspek tersebut menjadi sebuah modal dalam budaya seperti yang dikatakan Bourdiéu dalam Mudji Sutrisno bahwa “didalam modal budaya memiliki beberapa dimensi yaitu pengetahuan obyektif pada seni, cita rasa budaya dan kemampuan budayawi dan pengetahuan praktis”.Pementasan seni topeng belantek yang dihasilkan dan masyarakat betawi memiliki unsur yang modal dasar yaitu terdiri dan keterampilan kelompok, pengetahuan dan nilai sebagai tuntunan.Ketiga unsur tersebut menjadi faktor pembentuk seni topeng belantek.Hal tersebut terkait dengan dimensi-dimensi yang ada pada modal dalam budaya yaitu pengetahuan objektif, keterampilan, kemampuan-kemapuan para pelaku seni dan aspek nilai yang terkandung.Oleh sebab itu, seni budaya topeng belantek memiliki sistem budaya.

 

Pola pendidikan seni budaya topeng Belantek yang terstruktur.

 

Skema Pola Pendidikan Keeksitensian Seni Topeng Belantek

 

Pola pendidikan yang diberikan memiliki tujuan untuk keeksistensian seni topeng Belantek. Proses pembentukan seni pada topeng Belantek yang menjadi awal dalam pola pendidikan Dalam pementasan kesenian mi dipengaruhi oleh tiga aspek yaitu pengetahuan obyektif, keterampilan dan nilai.

 

Bagian penting dalam kesenian yaitu pertama adanya keterampilan atau keahilan, bakat. Kedua makna nilai-nilai yang terkandung yaitu sesuatu hal apa yang ingin disampaikan. Ketiga pengetahuan berarti setiap seniman ataupun pemain memiliki pengetahuan dasar atas seni mampu menguasai dialog, memahami alur cerita, apalagi topeng belantek tanpa rnenggunakan teks dan mampu meminimalisir kesalahan balk dan dianya maupun lawan bicaranya”.32[21]

Pengetahuan tersebut menggambarkan bahwa setiap artis pemain topengbelantek harus memiliki pengetahuan dasar pada seni.Salah satunya pengetahuan tentang teater seni Budaya betawi yang diperoleh dan sumber apäpun.Pengetahuan juga dapat diartikan sebagai idea atau gagasan yang dimiliki oleh seniman Topeng Belantek.Aspek pengtahuan dan keterampilan merupakan faktor dan internal setiap pemain dalam melakukan sebuah peran. Adegan latihan merupakan penunjang dalam menampilkan keterampilan atau keahlian dan setiap pemain agar mampu mementaskan dengan balk dan benar.

 

Keterampilan didapat melalui berbagai macam faktor, mayoritas para pemain dibentuk oleh lingkungan sosial.Lingkungan sosial sangat berpengaruh terhadap keterampilan dan keahlian. Jika pemain sering berinteraksi dengan komunitas betawi dan seniman yang tergabung dalam sanggar, maka akan muncul keterampilan dalam berkesenian. Hal tersebut dilakukan dengan caramengajak, ikut berdiskusi dan ikut latihan-latihan. Pada aspek nilai menggambarkan hal yang baik dan buruk.Nilai yang terkandung pada kesenian budaya topeng memiliki sisi positif.Nilai yang ditawarkan dan diberikan berdampak pada para penonton.

 

Pada pola pendidikan seni topeng belantek yaitu adanya sébuah proses yang bertujuan untuk bertahannya kesenian tradisional topeng Belantek. Keeksistensian pada sebuah kesenian topeng Belantek dilakukan melalui pergelaran pementasan seni topeng Belantek.Oleh sebab itu, Pementasan kesenian topeng Belantek harus ada unsur ilmu pengetahuan, keterampilan kelompok dan mengandung nilai-nilai.

 

Keterampilan Kelompok

 

Aspek yang ditunjukan pada seni budaya Topeng Belantek adalah keterampilan.Sebagai salah satu bagain dan modal budaya, keterampilan harus ada pada sebuah kesenian budaya.Seni budaya topeng belantek dimainkan secara berkelompok.Keterampilan dalam berkelompok itu merupakan sikap terampil dan kreatif dihasilkan dan setiap para pemain.Para pemain seni budaya topeng belantek ini juga dituntut untuk dapat terampil dalam pertunjukan.Keterampilan juga salah satu hal penting dalam seni budaya topeng belantek.Keterampilan dapat memberikan pengaruh bagi para penontonnya. Setiap pemain atau artis dalam seni topeng memiliki keterampilan atau keahlian

 

Keterampilan para pemain seni Topeng Belantek dapat dilihat ketika sedang berdialog.Keterampilan pemain harus dapat berdilog dengan benar dan sesuai karena cerita pada seni budaya Topeng Belantek tidak menggunakan teks atau naskah.Sutradara hanya memberikan tema, judul dan alur cerita dan tidak membuat naskah.Hal tersebut dapat menunjukan keterampilan dan kreatifitas dan para pemain. Kreatifitas para pemain dapat dilihat dan cara penyampaian bahasa sat pertunjukan.

 

Penyampaian bahasa tersebut yang dapat membuat cerita Topeng Belantek ini beragam.Salah satu yang hasil dan penyampaian bahasa yang dibawakan para pemain yaitu terkadang dapat menjadi “lucu”.Dalam Tim Reality bahwa pengertian lucu adalah sesuatu yang mampu membuat terhibur dan tertawa”.[22]33 Hal tersebutmenandakan bahwa seni topeng belantek memberikan sebuah nilai hiburan yang bersifat humoris.

Biasanya cerita seni Topeng Belantek juga menggambarkan sisi budaya khas tradisioni betawi yang lain yaitu seperti Silat. Keterampilan dalam bersilat juga harus dimiliki oleh para pemainnya.Silat merupakan bela diri khas tradisional dan kaum Betawi.

 

Gambar Seni Silat dalam Seni Budaya Topeng Belantek

 

 

Gambar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Oleh karena itu, aspek keterampilan menjadi bagian yang tidakdapat dipisahkan dalam seni budaya topeng Belantek pada masyarakat Betawi.Masyarakat sebagai penonton dapat melihat dan menilai keterampilan kelompok para pemain melalui pergelaran seni budaya topeng Belantek.

 

Pengetahuan

 

Aspek pengetahuan juga salah satu unsur bagian yang ada pada seni budaya topeng belantek.Pengetahuan bersifat abstrak dalam Poedjawijatha bahwa“pengetahuan adalah sesuatu yang diketahuinya”[23] Pengetahuan dalam hal ini bersifat wawasan.Wawasan pengetahuan terhadap kesenian budaya. Para seniman dan pemain harus mampu memahami dan mengerti tentang seni. Pengetahuan yang dihasilkan dan para pemain seni budaya topeng Belantek pada masyarakat salah satunya dengán memberikan sejarah budaya masyarakat Betawi.Hal itu karena Seni topeng Belantek merupakan bagian dan budaya tradisional masyarakat Betawi.Pengetahuan yang bersumber pada keingintahuan terhadap sesuatu.Pengetahuan yang merupakan sebuah ide atau gagasan yang ingin disampaikan pada masyarakat.Pengetahuan yang diberikan pada seni budaya ini tidak dengan teori.Namun, pembenian itu bersifat tersirat terhadap masyarakat yang menonton.Pengetahuan itu pun tidak terbatas hanya pada satu aspek, tapi lebih luas.

 

Pengetahuan itu menunjukan adanya tingkat kecerdasan pada para pemain seni topeng belantek.Gagasan atau ide yang ingin disampaikan dikemas dalam cerita atau kisah.Kisah yang diambil dan tokoh dan kehidupan masyarakat Betawi.Hal tersebut menjadikan pengetahuan yang menonjol pada seni Topeng Belantek yaitu sejarah dan Betawi.Pengetahuan sejarah ini bertujuan membahas tentang seni budaya tradisional tempo dulu.Seni budaya Topeng Belantek merupakan peninggalan para seniman dan masyarakat Betawi dahulu.Salah satu pengetahuan sejarah yang terkenal yaitu mengenai cerita si pitung. Pengetahuan sejarah juga memiliki tujuan lain pada masyarakat yang merupakan penonton harus peduli dan melestarikanbudayanya.

 

“Aspek pengetahuan yang ada pada topeng belantek yaltu mengandung sejarah.Sejarah merupakan bagian dan pengatahuan. Point peñgetahuan sendiri yang satu iniakan mengajak pada masyarakat untuk mencintai dan Iebih peduli akan budayanya. Sifat tersebut yang ditanamkan pada masyarakat sekarang ini.Jangan melupakan sejarah.”[24]

 

Oleh sebab itu, para pemain seni Topeng Belantek tidak hanya menampilkan keterampilan fisik, akan tetapi dan segi kognitifjuga harus menguasai. Penguasaan pengetahuan yang dimiliki oleh para pemain seni Topeng Belantek merupakan bagian dan sisi kemampuan pada dirinya.Hal tersebut salah satu dan modal budaya pada kesenian tradisional Topeng Belantek.

 

Nilai Sebagai Tuntunan

 

Nilai merupakan bagian yang.bersifat normatif. Nilai pada suatu kebudayaan adalah hal yang sangat esensial.Dalam suatu kelompok masyarakat nilai dianggap menjadi acuan dalam kehidupan.Pada seni budaya pun nilai menjadi sisi yang harus ada dan dipertahankan.Nilai-nilai pada seni budaya sifatnya universal dan persuasif.Nilai seni budaya memiliki sifat universal yaitu semua lapisan masyarakat dapat menerima dan memilikinya.Tidak ada batas-batas tertentu dalam nilai seni budaya.walaupun seni budaya topeng Belantek merupakan karya masyarakat Betawi.

 

Nilai-nilai bersumber dan sebuah penafsiran seseorang yang memaknainya. Para pemain dan seniman topeng belantek juga selalu menyampaikan maksud dantujuan pada pertunjukan seni topeng belantek Nilai yang merupakan tuntunan berarti harus terkandung dalam norma dimasyarakat. Norma sendiri terdiri dan cara (usage), kebiasaan ( folkways ), tata kelakuan (mores) dan adat istiadat (custom). Nilai yang menjadi sebuah tuntunan mempunyai peran penting terhadap kehidupan masyarakat. Nilai bersifat positif mi secara langsung di transfer melalui seni budaya pada masyarakat luas.

 

Nilai yang menjadi tuntunan dapat memberikan sebuah pengamalan dan manfaat juga bagi para seniman dan masyarakat luas.Nilai-nilai umum yang diberikan pada seni budaya adalah estetika dan etika.Nilai estetika dilihat pada seni salah satunya dan segi penampilan dan gerakan-gerakan dalam pertunjukan Topeng Belantek.Nilai etika pada kesenian ini ditunjukan .dengan moralitas, religius, dan karaker.Nilai-nilai tersebut terintergritas pada sebuah aspek pendidikan. Nilai itu termasuk kedalam proses bagian dan pendidikan. Nilai-nilai tersebut yang menjadi tolak ukur dalam kesenian budaya topeng belantek.Nilai pada seni budaya topeng belantek merupakan hal yang diprioritaskan.

 

Pada pergelaran seni budaya Topeng Belantek masyarakai pada umumnya yang sebagai penonton memliki kemampuan untuk melihat, mendengar, menirukan dan mencoba.Hal tersebut adalah bagian dan pencapaian nilai-nilai yang terdapat pada seni budaya tersebut dan dapat diimplikasikan dalam kehidupan masyarakat.Para seniman berpendapat yang harus dipertahankan dan dilestarikan adalah nilai yang terkandung pada sebuah kesenian.

 

 

 

 

“Sebetulnya pada saat sekarang ini seni dapàt berkembañg dengan sesüai zamannyâ.Namun, harus diiñgat bahwa hal yang harus diperhatikan dan dilestarikan pada kesenian topeng belantek adalah nilai-nilainya atau value karena disitulah kita di ajarkan-ajarkan kebaikan dalam kehidupan masyarakat, salah satunya saling rukun, tolong menolong menolong dan lain-lain. Menurut saya, itulah yang sangat penting”

 

Nilai-nilai yang terkandung pada sebuah seni budaya Topeng Belantek harus ada dan tetap dipertahankan karena dapat menjadi sebuah tuntunan hidup dalam bermasyarakat. Oleh karena itu, seni budaya Topeng Belantek tidak hanya sekedar tontonan, akan tetapi secara substansi menjadi sebuah tuntunan di masyarakat luas terutama bagi kelompok masyarakat betawi dan seniman.

 

Pemaknaan Nilai Pada Seni Topeng belantek

 

Budaya yang memiliki ciri khas pasti juga terdapat nilai yang terkandung didalamnya.Nilai adalah sesuatu yang dipandang berharga oleh orang atau kelompok dan dijadikan acuan maupun pengarti dalam kehidupan.Nilai merniliki prioritas pada setiap manusia.Nilai budaya itu dihasilkan dan diperuntukan untuk masyarakat guna diterapkan dalam kehidupan.Pemaknaan nilai memberikan nilai yang berbeda-beda.Pemaknaan juga dapat diinterpretasikan dan sebuah pernahaman.Pemahaman merupakan titik awal dalam mempelajari sebuah sesuatu seperti seni kebudayaan,Pemahaman penafsiran terhadap sesuatu berdasarkan rasionalitas pada kajian Max Weber dalam Geoerge Ritzer menjelaskan bahwa “pemahaman atau Verstehen terhadap sesuatu berdasarkan sikap rasionalitas dan subyektifitas”.[25] Artinya bahwa pemahaman individu terhadap sesuatu hal berbeda-beda tergantung dan sisirasionalitas dan sudut pandang individu tersebut.Pemahaman tersebut yang menginterpretasikan pemaknaan.Pemaknaan terhadap nilai budaya memiliki berbagai macam.jenis penafsiran.

 

Penafsiran masyarakat tentang suatu nilai budaya yang dihasilkan sebagai hiburan, informasi dan pendidikan. Penafsiran lain yang dihasilkan adanya nilai keagamaan di amanatkan untuk selalu beribaclah dan berdoa kepacla Tuhan Yang Maha Esa.

 

Skema Proses Pemaknaan pada Seni Budaya Topeng Belantek

 

 

 

Skema 3.2 menunjukkan bahwa, terbentuknya bermacam-macam nilai dimulai dengan adanya pemahaman individu tethadap pertunjukan dan sebuah pertunjukan seni topeng Belantek.Dan pemahaman dan penafsiran memmbulkan sebuah pemaknaan sosial yang berdasarkan pengamatan pada sebuah pergelaran seni budaya topeng Belantek.Pada pementasan seni budaya Topeng Belantek menampilkan kisah atau cenita yang disampaikan pada masyarakat.

Para penonton dapat melihat dan menafsirkan secara individu tentang makna dan suatu kisah dalam pertunjukan.Makna yang ditafsirkan dani masing-masing individu berbeda-beda. Pemaknaan sosial tersebut akan menghasilkan makna nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah pertunjukan sern budaya Topeng Belantek seperti nilai hiburan, sosial, dan agama.

 

“Dalam nilai seni budaya yang ada, salah satunya seni budaya topeng belantek banyak beberapa niiai-nilai yang terkandung didalamnya seperti hiburan, agamá, sosial dan pendidikan.Nah, dalam nilai pendidikan itu dilihat bagaimana ceritanya biasa itu bersifat pada perilaku kita sehari-hari. Seperti kejujuran, keberanian dan kesederhanaãn biasanya itu yang sering dipertunjukan dalam seni budaya topeng belantek pada tema Si Pitung[26]

 

Pola pendidikan yang dikemas dalam sebuah seni budaya Topeng Belantek memilki tujuan dalam pemberian nilai-nilai yang dilakukan oleh para seniman Betawi pada masyarakat luas.Nilai-nilai tersebut harus bersifat universal. Oleh sebab itu, penjelasan pada rnasyarakat bermacam-macam menurut R. Linton dalam Abu Ahmadi bahwa “nilai-nilai didalammasyarakat digolongkan menjadi 2 macam yaitu nilai inti dan nilai pen-pen Nilai inti adalah nilai-nilai universal, sedangkan pada nilai pen-pen adalah nilai alternative[27]

 

Nilai universal tersebut pengertiannya nilai yang dapat diterima terdiri dan nilai sosial, nilai budaya dan nilai agama.Berbeda dengan lembaga sekolah yang sifatnya formal maupun informal dengan berbasis teori atau kongnitifitas, Walaupun terlalu sering dalam penyampaian pada saat pertunjukan seni budaya ini bersifat humoris.

Proses Transfer NiIai

 

Proses perpindahan nilai dapat dilakukan dengan cara-cara yang berbeda-beda. Pemaknaan sosial yang menjadi nilai oleh masyarakat merupakan bagian dan proses transfer nilai. Pertunjukan merupakan sarana dalam mentransfer nilai-nilaiyang ada pada seni Topeng Belantek Transfer merupakan perpindahan bentuk atau sesuatu pada hal-hal tertentu dan suatu subyek ke subyek yang lain .Artinya, sebuah perpindáhan nilai yang diberikan seni kepada masyarakat melalul pertunjukan.Pertunjukan seni Topeng Belantek dipandang sebagai sesuatu yang memiliki nilai dan makna sosial. Proses perpindahan nilai yang dibawakan oleh para pemain dan dipindahkan ke publik melalui pertunjukan penjelasan nilai dalam Mudji Sitrisno bahwa “Niiai adalah sesuatu yang dipandang berharga oleh orang atau kelompok orang serta dijadikan acuan tindakan maupun pengarti hidup”[28]

 

Pertunjukan seni budaya yang berupa cerita harus disampaikan oleh para seniman dan pemain harus jelas sehingga nilai-nilai dapat dihasilkan oleh masyarakat. Proses tranformasi yang dihasilkan berupa makna-makna sosial yang ditafsirkan menjadi nilai-nilai sosial dan pertunjukan seni Topeng Belantek. Proses transfer nilai dan pertunjukan seni topeng Belantek juga merupakan suatu perpindahan nilainilai yang bersifat positif terhadap dan seni untuk masyarakat. Proses perpindahan nilai dan seni kepada masyarakat melalui pertunjukan. Nilai-nilai diperoleh dan sebuah cerita yang ditampilkandan isi dan pertunjukan.

 

 

Kita lihat pada adegan silat kalau orang betawi ahli silat dia menunjukan bahwa dia seorang jawara dan yang kuat. Namun, mungkin orang beda yang melihatnya dia bisa silat untuk mempertahankan diri dan menolong orang. Nah..itu berubahkan maknanya! Masyarakat yang menonton pertunjukanjuga berbeda nanti meniiainya”[29]

 

Interaksi sosial yang membangun sebuah hubungan yang terjadi antara paraseniman Topeng Belantek dengan masyarakat.Interaksi sosial tersëbut berupa sebuahpertunjukan yang disaksikan dengan masyaiakat.Masyarakat tersebut memberikan respon secara apresiasi yaitu dengan tepuk tangan dan memahami konteks isi dan pertunjukan tersebut Hal yang lebih penting adalah penerimaan nllai sosial dan agama untuk masyarakat yang disampaikan oleh para pemain seni Topeng belantek.

 

Nilai Religius

 

Nilai ini termasuk dalam nilai etika pada seni budaya.Nilai religius juga terkandung pada seni budaya topeng belantek.Hal ini ditunjukan dengan dan sisi kaum betawi yang selalu menggunakan sarung songkok dan kain sarung pada pênampilannya. Songkok dan sarung merupakan salah satu simbol umat islam yang sangat kental pada kaum betawi. Pada seni budaya topeng belantek adanya tokoh jantuk juga diidentikan dengan tokoh agama.Tokoh sentral tersebut yang merupakan ciri khas Topeng Belantek selalu memberikan nasihat-nasihat diakhir acara pementasan Topeng Belanteic.Nasihat-nasihat tersebut mengandung unsur-unsur agama yaitu tentang kebaikan, untuk selalu beribadah dan lain-lain.Pada pergelaran topeng belantek yang terkadang selalu diiringi dengan musik-musik tradisional yang bernuansa islami.Nilai religius membenikan wama terhadap seni budaya topeng belantek. Para seniman betawi yang juga pemain topeng belantek dalam membuat tema yang dibuat harus memiliki sisi agama.

 

Nilal social

 

Path seni topeng belantek terdapat pula nilai sosial.Nilai sosial dalam hal mi topeng belantek bersifat sebagai penerang.Penerang yaitu sebagai contoh dan masyarakat dalam kehidupan sosialnya.Nilai sosial mi meliputi path tindakantindakan sosial.Salah satu contoh, yaitu diajarkan untuk saling menghargai antar sesama, saling tolong menolong dalam kebaikan, bergotong royong, mencintai lingkungan dan lain-lain.Selain itu, dalani dimensi sosial juga terkait dengan icnitikkritik sosial pada pemerintah yang membangun. Nilai sosial yang terkandung dalam topeng belantek menggambarkan bahwa dalam Topeng Belantek memiliki unsur penerang

 

“Pada nilai sosialnya topeng belantek yaitu diajarkannya gotong royong antar sesama dan juga kritik-kritik sosial pada pemerintah melaiui cerita topeng belantek pada kehidupan sehari misalnya para seniman betawi yang merdpakan buruh sehingga status sosialnya rendah dengan cerita topeng belantek menggambarkan kehidupan mereka yang terpinggirkan. [30]

 

Nilai sosial yang ditampilkan pada pertunjukan merupakan representasi dani kehidupan masyarakat Betawi.Nilai sosial juga termasuk dalam penanaman moral pada masyarakat seperti untuk jujur, bertanggung jawab dan lain-lain.

Nilai sosial yang sering ditampilkan dalam pertunjukan seni Topeng Belantek karena memilki sifat yang universal.

 

Daya Tawar Seni Topeng belantek

 

Daya tawar pada seni dipengaruhi oleh kondisi masyarakat. Jika dibandingikandinamika sosial suatu masyarakat yang berubah sangat membawa bepengaruh pada kesenian tradisional Pada masyarakat modem kebutuhan akan hidup semakin ke arah modem. Masyarakat modem sudah berpola pikir semakin maju karena zaman yang semakin canggih. Modernisasi yang terjadi pada masyarakat mempengaruhi keberadaan kesenian tradisional. Pada tahap yang lain dapat berdampak runtuhnya Kesenian tradisional. Hal itu terjadi karena pada dasarnya nuansa modern lebih melihat sisi ke arah masa depan yang semakin berubah. Kesenian tradisional merupakan hal-hal yang sifatnya ketinggalan atau dianggap masih tradisional. Hal tersebut juga sama dengan seni budaya topeng Belantek yang dianggap tergolong kebudayaan tradisional. Hal itu karena seni topeng belantek adalah suatu bentuk hasil dan ide dan karya masyarakat yang betawi pada terdahulu.Terdahulu merupakan kata yang identik tradisional.

 

Kebudayaan tradisional sejatinya merupakan corak yang menjadi khas pada suatu daerah atau bangsa tertentu.Namun, kondisi masyarakat lebih senang pada sebuah budaya yang sifatnya modern.Hal itulah yang menyebabkan adanya dinamika sosial pada masyarakat terhadap kesenian. Masyarakat disatu sisi tertarik akan budaya-budaya barn yang menyenangkan karena sebagai hiburan. Budayabudaya luar saat mi masuk secara terbuka dan mudah masyarakat untuk menyaksikannya dapat dilihat melalui media masa seperti televisi.Masyarakat pada konteks saat mi lebih cenderung ingin berubah sesuai dengan zamannya.

 

“Jika dilihat pada kondisi masyarakat saat ini.Kesenian tradisional seerti topeng belantek sangat terlupakan karena salah satu faktornya adanya modernisasi dan arus globalisasi.kebudayaan tradisional kita dihadapkan dengan kondisi tersebut yang akhirnya berdampak pada sebuah kemunduran pada seni. Masyarakat tidak tertarik lagi pada seni tradisional yang kuno dibandingkan dengan hal-hal yang bersifat modern.itulah yang menjadi tantangan kami dan para seniman untuk menghidupkan dan mengembangkan kembali keseniantradisional betawi topeng belantek”[31]

 

Perubahan yang terjadi secara luas telah berdampak pada ketidaktertarikan masyarakat pada seni budaya tradisional, salah satunya Topeng Belantek ini.

 

Dinamika sosial ini menjadi sebuah bagian dalam kehidupan berkesenian.Kondisi masyarakat Betawi yang tidak peduli atau kekurang perhatian terhadap budayanya menunjukan realitas masyarakat Betawi saat ini.

 

Pada dasarya masyarakat mengalami evolusi budaya, yaitu perubahan secara besar pada budaya yang terjadi pada masyarakat, khususnya masyarakat Betawi.Perubahan tersebut mengakibatkan dampak pada seni budaya lokal. Oleh sebab itu, dinamika sosial pda masyarakat modern berpengaruh pada keberadaan seni budaya topeng belantek yang terjadi di kota besar.

Dunia saat ini sedang mengalami sebuah proses yang dinamakan dengan Globalisasi. Globalisasi merupakan sebuah proses yang saling berhubungan antara siapapun tidak terbatas oleh bidang tertentu dalam George Ritzer bahwa “Globalisasi kebudayaan adanya sebuah proses hubungan antara budaya lokal dalam dengan global”[32].

 

Global adalah sesuatu yang sifatnya berasal dari luar bukan lokal.Salah satunya adalah budaya yang berasal dan luar.Hubungan antara kesenian tradisional dengan budaya luar memiliki perbedaan.

 

Fenomena tersebut dapat mempengaruhi pada terpinggarkanya kesenian tradisional karena glóbalisasi dapat berpengaruh terhadap pelemahan budaya-budaya lôkal, seperti seni budaya topeng Belantek.Pelemahan tersebut berdampak pada menurunnya kepedulian masyarakat betawi terhadap budaya lokal.Globalisasi juga membawa perubahan tingkatan dalam masyarakat terutama di Jakarta.Perubahan ini dapat membawa masyarakat yang menuju pada arah menjadi sebuah masyarakat modern.Arus globalisasi dan modernisasi yang semakin tinggi membuat pergeseran pada kalangan masyarakat betawi di Jakarta.

 

Pergeseran ini semakin membuat kalangan masyarakat betawi sekarang menjauhi seni budaya tradisionalnya.Tradisional yang identik dengan keterbelakangan sudah menjadi sesuatu istilah yang Ketinggalan Zaman. Masyarakat modem lebih menerima respon budaya modern. Hal tersebut berdampak pada seni budaya topeng Belantek yang tradisional semakin terpinggirkan oleh masyarakat karena globalisasi membawa perubahan pada masyarakat, khususnya masyarakat betawi termasuk yang ada di wilayah Pesanggrahan.

 

“Zaman modern juga berdampak pada keberadaan kesenian tradisional bukan hanya topengbelantëk akan tetapi bisa semua.Kemerosotan seni topeng belantek secara terbuka juga karena faktor modernisasi budaya akibat globalisasi.dan dikhawatirkan lambat laun kesenian tradisional akan tergerus dan semakin hilang”.[33]

 

Adanya kontestasi juga disebabkan oleh faktor kapitalis sebagai pemilik modal yang memanfaatkan adanya globalisasi dan modernisasi pada kebudayaan yang mengedepankan sisi materialis, sehingga berdampak pada budaya tradisionalseperti topeng Belantek yang semakin meredup.Akibat dan hal itu membawa dampak pada kehidupan para seniman yang mayoritas kelas menegah kebawah semàkin tertindas.

 

Padahal seni budaya Topeng Belantek adalah seni tradisional masyarakat kaum betawi yang memilki sebuah nilai.Kesenian Betawi yang berasal dan karya masyarakat Betawi terdahulu.Dalam pertunjukan seni budaya Topeng Belantek tetap menggunakan alat musik sederhana, seperti rebana biang dan gong.Alat-alat musik tersebut masih tergolong sebagai alat musik tradisional.Kesenian tradisional Betawi ini telah pada taraf hampir menghilang. Kehidupan zaman modem membawa masyarakat pada arah modernisasi dalam Suryono Soekanto bahwa Modernisasi adalah suatu proses perubahan yang menuju pada sistem-sistem sosial budaya yang telah berkembang”.[34]

 

 

Salah satunya pada seni budaya, mayonitas masyarakat sekarang lebih tertarik pada hal-hal yang bersifat glamor dan modern, seperti Iebih tertarik untuk menonton konser-konser band yang cenderung ke arah hedonisme.Akan tetapi, melihat kesenian budaya sendiri tidak tertarik karena dianggap kuno dan tradisionalis.

 

“Sekarang ini orang lebih seneng melihat tontonan band-band artis top. Karena lebih asyik.Daripada nonton kesenian budaya sendiri seperti topeng belantek ini yang masih dianggap kuno dan bahkan ketinggalan zaman. Apalagi sekarang zaman semakin modern,  orang-orang lebih seneng hal-hal yang modern daripada tradisional, kaya budaya topeng belantek.

 

Seni Topeng Belantek yang herlatar belakang tradisional harus bersaing dengan budaya-budaya modern.Daya tawar padä seni Topeng Belantek membuat kesenian ini dapat bertahan.Daya tawar yang diberikan pada seni budaya Topeng Belantek yaitu nilai.Konsep daya tawar pada seni tersebut menjelaskan bahwa ada sesuatu yang ditawarkan atau diberikan untuk masyarakat.Sesuatu yang ditawarkan tidak hanya sekedar sebuah pertunjukan. Nilai dan proses pemaknaan sosial yang menjadi bagian utama dalam kesenian dikarenakan pertunjukan topeng belantek dapat merosot maupun berkembang. Nilai pada seni juga dapat ditambah dan segi kostum, peralatan musik, dan dialog cerita yang terkadang menggunakan bahasa inggris.

 

Kesenian tradisional dapat bertahan dilihat dan konsepnya adalah makna yaitu nilai- nilaiyang dapat diambil apa ketika kita menonton tersebut walaupun dibungkus dalam cerita apapun. nilai memiliki andil yang besar terhadap kesenian termasuk topeng beantek”.

 

Namun, bagian yang paling utama adalah nilai-nilai pada seni budaya topeng belantek.Nilai-nilai yang bersifat pendidikan yang menjadi bagian dan daya tawar pada sebuah seni budaya Topeng Belantek. Daya tawar akan mengarah pada keeksistensian seni Topeng Belantek. Bertahannya kesenian-kesenian di kota besar menunjukan bahwa seni memiliki daya tawar. Daya tawar yang membuat seni dapat bertahan juga harus dapat didukung oleh faktor lain.Bagi para seniman bertahannya seni budaya di kota Jakarta membuktikan bahwa masih ada masyarakat yang peduli dan perhatian terhadap seni tersebut. Jadi daya tawar pada sebuah seni dilihat pada nilai-nilai yang terkadung dalam seni budaya tersebut.Walaupun pada dasarnya seni Topeng Belantek dapat berkembang.

 

Keberlangsungan seni budaya Topeng Belantek merupakan adanya peran seniman, tokoh dan masyarakat betawi yang akan cinta dan peduli terhadap budayanya. Berbagai upaya yang telah dilakukan untuk mempertahankan seni budaya topeng belantek.Dan pihak di pemerintahan yaitu memfasilitasi dengan menyediakan tempat pertunjukan seni budaya tersebut.

 

“Kami dan pihak pemerintah Suku Dinas Kesehatan dan Kebudayaan Walikota Jakarta Selatan membantu dengan memfasilitasi untuk pergelaran pertunjukan seni budaya yang ada di Jakarta selatan, salah satunya seni budaya topeng belantek. yaitu dengan menyediakan tempat dan memberikan pengarahan pada para seniman”[35]

 

Seni budaya Topeng Belantek yang bersifat tradisional dan terbentuk juga pada saat dahulu. Para seniman sanggar seni budaya topeng belantek sendiri jumlahnya cukup sedikit dan akan punah jika tidak pernah ada pertunjukan. Pertunjukan atau pergelaran merupakan sebuah cara untuk merunjukan bahwa seni budaya ini masih ada. Jadi dilihat secara luas pengaruh globalisasi dan modernisasi sekarang ternyata memberikan dampak bagi seni budaya Topeng Belantek.

 

Seni budaya Topeng Belantek adalah sebuah kesenian tradisional yang ada di Jakarta.Globalisasi dan modernisasi mempengaruhi kesenian budaya lokal. Walaupun, masyarakat kota Jakarta berubah menjadi modern dan maju, akan tetapi para seniman tetap mempertahankan kesenian tradisional Topeng Belantek. Kesenian budaya topeng blantek yang merupakan bagian dan salah satu teater betawi yangmemiliki nilai-nilai sosial yang terkandung.Dalam.hal ini nilai yang terkandung pada pementasan kesenian topeng belantek yaitu religius dan sosial.Pada pola pendidikan pementasan kesenian Topeng Belantek terbentuk pada beberapa unsur.Pementasan dilakukan oleh para seniman dan pemain yang memiliki modal pada budaya.Modal budaya pada para pemain terdiri dan keterampilan, memiliki ilmu pengetahuan pada seni, dan mengajarkan sebuah nilai yang menjadi tuntunan.Aspek tersebut merupakan modal dalam rnenampilkan pertunjukan kesenian topeng belantek.Pertunjukan Topeng Belantek juga menjadi bagaian metode pembelajaran.Meskipun, dalam pementasan seni budaya Topeng Belantek diselenggarakan oleh pihak masyarakat dan pemerintah.

 

Dalam transformasi nilai dilakukan dengan cara penampilan pementasan seni topeng belantek. Transformasi riilai tersebut ditujukan untuk para penonton yang melihat acara kesenian Topeng Belantek.penonton dapat memaknai nilai tersebut berdasarkan penafsiran. Transformasi nilai termasuk dalam ranah proses pembelajaran karena salah satu pembelajaran yang diberikan adalah pemberian nilai-nilai yang diajarkan pada seni. Dalam seni Topeng Belantek nilai dispesifikasi menjadi nilai agama dan sosial .Daya tawar pada kesenian Topeng Belantek terkandung yaitu pada nilal yang diberikan saat penampilan pementasan Topeng Belantek.

 

ANALISIS SENI TOPENG BELANTEK PRODUKMASYARAKAT BETAWI

 

Kehidupan masyarakat Jakarta yang bersifat Individualis.Individualis dalam arti terlalu mengedepankan kepentingan pribadi.Seni topeng belantek merupakan hasil dan kepentingan kelompok atau bersama.Masyarakat etnis betawi menciptakan seni budaya tersebut berdasarkan solidaritas dan kolektifitas Seni budaya topeng belantek telah memberikan wama budaya dan menambah kemajemukan seni yang ada di Indonesia.Seni tersebut telah menunjukan keeksistensian pada budaya Indonesia.

 

Keberadaan seni budaya topeng belantek juga menggambarkan suatu ciri khasnya suatu suku. Seni budaya yang identik dengan hiburan, namun pada dasarnya juga terdapat dimensi lain yaitu sebagai sarana untuk menyampaikan nilai sosial dan agama dan masyarakat Betawi. Dalam pertunjukan topeng belantek secara tidak langsung mengajarkan pada para penonton tentang sesuatu.Para seniman topeng belantek menggambarkan bahwa kesenian adalah bagian dan pendidikan. Kesenian topeng belantek merupakan sebuah proses pembelajaran.

 

 

Proses seni Topeng Belantek adalah salah satu produk masyarakat Betawi. seni Topeng Belantek merupakan representasi dan kehidupan masyarakat betawi. Proses pembentukan seni Topeng Belantek berasal dan gagasan masyarakat Betawi.Gagasan yang tercipta dari para seniman Betawi pada saat zaman penjajahan Belanda. Ide atau gagasan dari para seniman seni Topeng Belantek menjadi bagian dan proses pembelajaran dengan adanya penyampaian nilai-nilai melalui pertunjukan. Pertunjukan seni Topeng Belantek merupakan proses distibusi pada para penonton. Proses pertunjukan menjadi bagian dan masyarakat untuk mengkonsumsi dan seni budaya. Seni Topeng Belantek sebagai produksi dan perilaku sosial masyarakat Betawi menunjukan bahwa seni adalah bagian dan simbol kebetawian.Seni Topeng Belantek merupakan representasi dan aktivitas masyarakat Betawi.Jadi seni Topeng Belantek menggambarkan kehidupan dan masyarakat Betawi.

 

Pertunjukan seni Topeng Belantek adalah salah satu cara bagian dan eksistensi seni di lingkungan masyarakat. Eksistensi merupakan keberadaan Topeng Belantek diakui oleh masyarakat luas.Eksistensi seni Topeng Belantek tidak terlepas dan beberapa unsur.Unsur-unsur tersebut merupakan faktor yang menentukan penyelenggaraan pertunjukan seni Topeng Belantek yaitu dan pihak pemerintah danmasyarakat.Sanggar memiliki peran sebagai pelaku yangmemepertunjukan seni Topeng Belantek. Jadi penyelenggaraan pertunjukan seniTopeng Belantek adalah salah cara untuk eksistensi seni tersebut.

 

Penyarnpaian ide atau gagasan-gagasan, transfer nilai-nilai yang diambil dan kehidupan aktivitas masyarakat Betawi dan menunjukan keterampilan pada seni ditunjukan melalui proses pementasan Topeng Belantek. Kesenian Topeng Belantek menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat.Pola pendidikan yang ada seni Topeng Belantek salah menjelaskan seni Topeng belantek diproduksi, didistribusikan dandikonsumsi oleh masyarakat.Seni tradisional Betawi ini merupakan peninggalan dan masyarakat betawi.Oleh sebab itu, eksistensi seni Topeng Belañtek menjadi salah satu seni tradisional yang harus tetap dipertahankan.

 

4.2 Seni Topeng Belantek Sebagai Produk Sosial Betawi

 

Seni Topeng Belantek merupakan kesenian tradisional masyarakat betawi.Kesenian topeng belantek merupakan sebuah produk sosial yang diciptakan oleh masyarakat Betawi.Produk tersebut memiliki unsur-unsur yang terkandung didalamnya. Unsur-unsur tersebut dan teater, panggung, dialog cerita, nilai-nilai, gerak penampilan dan para pemain. Kesenian topeng belantek yang menjadi bagian hasil karya pemikiran masyarakat betawi, menurut William Raymond dalam Mudji Sutrino mengenai kebudayaan bahwa“Pertama, mengenai perkembangan intelektual, spritual dan estetik individu, kelompok atau masyarakat.Kedua, sebuali kebudayaan menangkap aktivitas pernikiran dan artistik yang menghasilkan sebuah produk-produk seperti kesenian. Ketiga, mengenai seluruh cara hidup, aktivitas, kepercayaan, dan kebiasaan seseorang”.[36]

 

Hal tersebut menjelaskan bahwa kesenian termasuk dalam sebuah kebudayaan.Kesenian budaya meliputi mengenai kegiatan atau aktivitas dan kebiasaan dan masyarakat.Seni Topeng Belantek menjelaskan tentang kehidupan masyarakat Betawi.Seni Topeng Belantek yang menggambarkan kehidupan masyarakat Betawi.Seni Topeng Belantek sebagai hasil karya dan masyarakat Betawi.

Skema Seni Topeng Belantek Sebagai produk Sosial

 

 

Keseman Topeng Belantek yang menjadi produk sosial yang terbentuk dan nilai-nilai masyarakat Betawi. Sem Topeng Betawi terbentuk dan ide tau gagasan dan masyarakat Betawi menurut Raymond William dalam Long Revolution bahwa “budaya adalah dokumentasi dan kerja pemikiran dan imajinasi yang mana dengan cara detail manusia mencapai untuk menciptakannya dan berpengalaman dalamrekaman yang bervariasi”[37]

 

Penulis melihat bahwa Topeng Belantek diproduksi oleh masyarakat betawi berdasarkan idea tau gagasan mereka yang tidak dapat dilepaskan dan sejarah latar belakang topeng belantek itu sendiri.Jadi kesenian topeng belantek diproduksi dan nilai-nilai dan masayarakat Betawi.

 

Seni Topeng Belantek didistribusikan ke masyarakat melalui jalur pertunjukan seni.Kisah-kisah kesenian topeng Belantek terbentuk dan gambaran kegiatan-kegiatan masayarakat Betawi.Para seniman Topeng Belantek mengemasnya dan menampilkan ke masyarakat dengan keahlian dan bakat seni yang mereka miliki.Masyarakat mengkonsumsi Topek Belantek sesuai dengan pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh seniman dan menginterpretasikan sendiri pertunjukan tersebut.

 

Seni topeng merupakan sebuah produk perilaku sosial.Perilaku dan masyarakat Betawi didalam kehidupan sehari-harinya yang direproduksi kedalarn pertunjukan seni topeng Belantek.Perilaku sosial tersebut dituangkan pada kisah atau cerita dalam topeng Belantek.Pemain merupakan tokoh dan peran perilaku sosial.Pemain dalam seni topeng Belantek sebagai representasi dan suasana kondisi masyarakat Betawi.Dalam cerita pemain relatif menggambarkan watak masyarakat betawi antar yang “kasar” dan “lembut”.

 

Budaya kesenian yang meliputi penulisan naskah, latihan, adegan, pementasan dan peristiwa. Seni Topeng Belantek juga meliputi latihan, adegan danperistiwa dalam pertunjukan Naskah teks untuk dialog pada kesenian topeng belantek tidak ada, akan tetapi, hanya penulisan tema dan isi cerita yang diberikan sutradara. Jadi dialog terbentuk dan pemikiran dan kêahlian pemain.

Penampilan peran yang dilakukan oleh para pemain sebagai ekpresi yang terbentuk dan kebiasaan, tindakan dan sistem nilai.Para pemain Topeng Belantek dalam memainkan cerita Betawi bersumber pada kebiasaan, tindakan sosial dan sistem nilai dan masyarakat Betawi.Oleh sebab itu, kesenian topeng belantek merupakan produk dan kebiasaaan dan aktivitas serta pemikiran masyarakat komunitas betawi.Seni Topeng Belantek didistribusikan pada masyarakat melalui pertunjukan.Sanggar sebagai agen kesenian dalam pelaku seni Topeng Belantek.Seni Topeng Belantek dapat dikonsumsi oleh masyarakat secara luas melalui sebuah pertunjukan.

 

Strategi Eksistensi Seni Topeng Belantek

 

Seni budaya topeng belantek merupakan sebuah pentas seni yang diciptakan oleh masyarakat.Sebuah pertunjukan drama kesenian yang tumbuh di kalangan masyarakat Betawi.Perkembangan seni budaya betawi Topeng Belantek semakin meredup.Seni Topeng Belantek yang memiliki unsur nilai yang majemuk saat mi yang kurang diperhatikan oleh masyarakat betawi.Berbagai aspek menjadi faktor penyebab terjadinya kepasifan dan eksistensi seni budaya topeng belantek. Seni budaya topeng yang secara terbuka merupakan kesenian yang berlatar belakang betawi, akan tetapi telah mengalami pergeseran. Salah satu pergeseran tersebut awalnya hanya diläkukan pada malam hari.Akan tetapi, dilakukan pada siang hari dengan acara-acara tertentu.Hal tersebut dilakukan dalam untuk mengeksistensikan seni budaya.Melihat strategi untuk eksistensi seni budaya Topeng Belantek yaitu dengan diselenggarakannya pertunjukan kesenian topeng belantek.Pertunjukan seni topeng belantek bertujuan agar masyarakat dapat menikmati seni yang dibawakan oleh sanggar .Pertunjukan seni drama Topeng Belantek diselengggarakan oleh pihak pemerintah dan masyarakat.

 

Skema Hubungan Antara Pemerintah dan Masyarakat pada Eksistensi Seni Topeng belantek

 

 

Penulis melihat bahwa penyelenggaraan pertunjukan merupakan strategi untuk keberlangsungan eksistensi seni topeng belantek di Jakarta adanya keterlibatan dan pihak pemerintah dan masyarakat.Peran dan pemenintah pertunjukan seni topeng selalu diadakan di tempat khusus yang telah disediakan oleh pemenintah wilayah Jakarta Selatan.Tempat tersebut yaitu Setu Babakan yang merupakan lokasi seni budaya betawi.Setu Babakan merupakan sarana bagi para seniman betawi untuk mempertunjukan penampilan kesenian budaya betawi. Hal tersebut merupakan salahsatu program dan pemerintah dinas kebudayaan Jakarta untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan betawi salah satunya seni budaya topeng belantek.

 

Pihak masyarakat juga memiliki peranan yang besar terhadap eksistensi seni Topeng Belantek.Dalam hal ini kesenian juga membutuhkan keterlibatan pihak masyarakat.Keterlibatan hubungan yaitu masyarakat dapat menyelenggarakan kesenian-kesenian tradisional.

Penyelenggaraan pertunjukan seni Topeng Belantek yang bersifat internal pada lingkungan masyarakat seperti diadakanya kesenian topeng belantek dalam acara perkawinan, khitanan dan pesta rakyat atau bazar.Hal tersebut diadakan untuk kebertahanan Topeng Belantek.Selain sebagai fasilitator penyelenggaraan pertunjukan, pihak pemerintah juga mempunyai program untuk meletakan seni budaya Topeng Belantek sebagai salah satu kegiatan ekstrakulikuler di sekolah.Kegiatan tersebut merupakan kesatuan dalam seni drama betawi yang ada pada ekstrakuliker disekolah.Keberadaan seni topeng belantek di sekolah agar siswa dapat mempelajari dan mempraktekan pertunj ukan kesenian Topeng Belantek.

 

Pemerintah memiliki tujuan dan adanya kegiatan kesenian budaya pada kegiatan ekstrakulikuler di sekolah agar para siswa dapat belajar dan melanjutkan kesenian tradisional Betawi.Tujuan penting dan program tersebut agar kesenian budaya topeng belantek tetap bertahan pada masyarakat perkotaan.Hal tersebut juga merupakan salah satu strategi agar eksistensi seni Topeng Belantek tetap bertahan.

 

Melihat bahwa peran masyarakat komunitas Betawi  membangun sebuah sanggar  sebagai penguat eksistensi seni Topeng Belantek. Sanggar mi merupakan sebuah media yang bertujuan untuk melestarikan seni budaya Topeng Belantek.pertunjukan kesenian budaya topeng belantek selain di fasilitasi oleh pemerintah.Jadi antara pihak pemerintah dengan masyarakat memiliki peranan terhadap eksistensi seni Topeng Belantek.

 

Seni Topeng Belantek Sebagai Pola Tingkah Laku Kebetawian

 

Terbentuknya kebudayaan berasal dan pola aktivitas kegiatan masyarakat.Unsur dan kebudayaan adalah kesenian.Kesenian juga merupakan bentuk dan representasi suatu masyarakat.Seni topeng belantek merupakan bentuk dan representasi aktivitas komunitas betawi.Seni topeng belantek adalah gambaran tradisi khas betawi.Pola tingkah laku masyarakat betawi terdapat pada seni topeng belantek.Praktek kehidupan masyarakat betawi dapat digambarkan melalui hubungan interaksi sosial.

 

Pertunjukan Topeng Belantek sebagai gambaran pola tingkah kebetawian.Kebetawian yang menggambarakan sebuah kekhusan daerah yang dilihat dan segi tingkah laku.Pola tingkah laku kebetawian berasal dan kebiasaan yang menjadi perilaku masyarakat betawi. Kebiasaan menjadi sebuah budaya karena telah terstruktur dan bertahan dalam masyarakat, menurut Raymond Williams dalam Mudji Sutrisno bahwa” kebudayaan menggambarkan keseluruhan cara hidup, berkegiatan,keyakinan-keyakinan, dan adat kebiasaan sejumlah orang, kelompok, atau masyarakat”.[38]

 

Tingkah laku telah tertanam dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan pada suatu lingkungan kelompok masyarakat tertentu.Penulis menganalisa bahwa segala sesuatu yang ditunjukan dalam seni topeng belantek merupakan aktivitas kebiasaan hidup masyarakat betawi.Seperti contoh yang termasuk dalam ranah pola tingkah laku adalah bahasa.Bahasa merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena sebagai komunikasi antar sesama.Bahasa juga merupakan sebuah produk dan individu atau kelompok.Salah satunya bahasa Betawi yang memiliki keunikan tersendiri.Bahasa Betawi berbeda dengan bahasa daerah yang lainnya.

 

Contoh pemakaian bahasa Betawi dalam sebuah dialog yang digunakan oleh komunitas betawi yaitu kata “nyok”. Kata “nyok” sama dengan kata “ayo” yang memiliki arti untuk mengajak. Selanjutnya, kata “babe” sama dengan kata “ayah” merupakan sebutan untuk orang tua laki-laki. Contoh dan kata-kata tersebut merupakan bahasa yang sering diucapkan oleh komunitas masyarakat betawi.katakata tersebut termasuk bagian dan bahasa khas Betawi.Dalam pementasan seni topeng belantek bahasa tersebut selalu dipakai dan digunakan pada dialog-dialog yang dilakukan oleh para pemain.Bahasa Betawi menunjukan adanya sarana penyampaian pesan dan terbentuk dalam interaksi sosial dilingkungan kornunitas Betawi.

 

Ciri khas orang betawi yang lain penulis lihat adalah pakaian yang selalu para pemain seni gunakan. Hal tersebut juga dapat menjadi makna simbolik.Selain itu, pakaian juga dapat menunjukan sebuah identitas sosial.Pakaian yang selalu digunakan oleh orang betawi yaitu penggunaan peci hitam dan sarung dileher yang dahulu digunakan oleh parajawara ataujagoan.

 

gambar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pakaian masyarakat Betawi tersebut biasanya dipakai oleh yang ahli silat.Silat merupakan keahlian bela diri dan orang-orang Betawi. Jika ada orang betawi yang ahli silat, maka akan disebut Jawara. Perilaku kebetawiaan yang tercermin dalam seni Topeng Belantek untuk menunjukan bahwa adanya sebuah tatanan nilai-nilai budaya dan komunitas Betawi. Nilai-nilai tersebut bersumber dan adanya proses interaksi sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat komunitas Betawi. Jadi seni topeng belantek sebagai gambaran kehidupan masyarakat Betawi dan tampilan gaya khasmasyarakat Betawi.

 

Pada pendekatan mikrososial culture dalam Mudji Sutrisno, antara lain “bahwa budaya yang didapat dan perjumpaan dalam kehidupan sosial kesehanian”.[39]Jadi pertunjukan kesenian budaya merupakan perwujudan dan kehidupan sosial seharian. Pola tingkah laku kebetawian yang direpresentasi pada sebuah seni adalah salah satu cara mengenalkan budaya pada para penonton. Walaupun, pada seni topeng belantek tidak menggunakan konsep teks atau naskah.Namun, para pemain dituntut untuk menunjukan keahlian dalam berbahasa betawi pada saat dialog dan keperilakuan betawi.Oleh sebab itu, dalam pertunjukan Topeng Belantek merupakan bgian dan pola tingkah laku masyarakat Betawi.

 

Pertunjukan seni Topeng Belantek merupakan bagian dalam sebuah produksi masyarakat Betawi.Seni Topeng Belantek sebagai hasil dan ide gagasan dan karya dad masyarakat Betawi.seni Topeng Belantek produksi dad kehidupan masyarakat Betawi. Seni Topeng Belantek dalam pertunjukannya selalu menggambar aktivitas dan kesehaniari masyarakat Betawi.

Seni Topeng Belantek dapat dikonsumsi oleh masyarakat secara luas melalui pertunjukan.Pola pendidikan pada seni Topeng Belantek mengarah pada eksistensi seni Bopeng Belantek.Eksistensi dan seni Topeng belantek tenlihat pada terselenggarakanya pertunjukan. Adanya pertunjukan kesenian Topeng Belantek yang diselenggarakan oleh pihak pemerintah maupundapat menunjukan bahwa keberadaan seni mi masih tetap bertahan. Berdirinya sanggar juga merupakan salah satu cara untuk mempertahankan eksistensi seni topeng belantek.

 

Seni topeng belantek juga sebagai pola tingkah laku dan masyarakat betawi.Pola tingkah laku yang dibentuk oleh suatu sikap yang sering dilakukan sehingga menjadi habitus.Kesenian topeng belantek secara keseluruhan munujukan symbol-simbol betawi.Melalui seni topeng belantek ini adalah sarana dalam untuk mengeksplor gagasan dan sikap aktivitas komunitas betawi pada penonton.Keesksistensian topeng balantek juga berarti menunjukan keidentitasan kelompok masyarakat betawi.

 

PENUTUP

 

Topeng Belantek adalah kesenian tradisional masyarakat Betawi.Kesenian yang terbentuk dari sebuah gagasan dan bakat seni. Sejarah kesenian topeng memiliki sumber yang berbeda salah satunya kesenian topeng belantek muncul karena bunyi dan rebana biang atau besar yaitu “blank” dan bunyi kayu yang dipukul yaitu “tek”. Jika digabungkan kata tersebut menjadi Belantek. Seni topeng belantek merupakan kebudayaan betawi yang berbeda dengan kesenian yang lain seperti Lenong. Kesenian topeng belantek memiliki kekhasan sendiri.Adanya tokoh Jantuk yang merupakan simbol dari kesenian Topeng Belantek.Selain itu, dalam pertunjukan seni Topeng Belantek harus terdapat sundung dan obor.Akan tetapi, seni Topeng Belantek memiliki kesamaan dengn lenong yaitu sama-sama mementaskan sebuah drama.

 

Kesenian Topeng Belantek tidak terlepas dan peran sebuah sanggar.Sanggar adalah salah satu yang selalu mementaskan pertunjukan senitopeng belantek.Sanggar merupakan bagian yang terpenting dalam kesenian topeng belantek.Selain itu, sanggar sebagai tempat berkumpul anggota komunitas betawi.seni topeng belantek ialah produk hasil masyarakat betawi dan sebagai media sosial komunitas betawi.

 

Kesenian Topeng Belantek menjadi bagian dan seni masyarakat Betawi.Senitopeng belantek merupakan representasi pola tingkah laku dan aktivitas sosial komunitas betawi.Dalam pementasannya seni topeng belantek diambil dan kebiasaan pada kehidupan lingkungan betawi seperti bahasa.Kesenian topeng belantek adalah produk perilaku sosial.Hal itu dikarenakan oleh kesenian topeng belantek adalah hasil dan gagasan, pola tingkah laku dan bakat seni individu atau kelompok masyarakat betawi.Seni topeng belantek memiliki unsur-unsur yang terkandung didalamnya.Unsur yang pertama yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam seni topeng belantek.Nilai pada seni Topeng Belantek yaitu mencakup pada sisi agama dan sosial.Nilai-nilai tersebut ditransferkan pada para penonton melalui pertunjukan seni topeng belantek.

 

Pola pendidikan yang tersirat pada seni topeng belantek bertujuan agar Topeng Belantek dapat bertahan.Kebertahanan adalah mempertahankan keeksistensian topeng belantek sebagai kesenian tradisional.Strategi eksistensi seni topeng belantek berdasarakan ada atau tidaknya pertunjukan.Hal itu disebabkan karena pertunjukan bertujuan untuk mengenalkan dan menghidupkan seni topeng belantek pada masyarakat.

Jika pertunjukan seni topeng belantek sedikit, maka keeksistensiannya berkurang.Akan tetapi, jika pertunjukan seni topeng belantek jurnlahnya banyak, maka eksistensi kesenian itu dapat bertahan. Pertunjukan seni topeng belantek di pengaruhi oleh aspek-aspek pendukung yang lain. Aspek pendukung yaitu pihak pemerintah dan masyarakat.Pemerintah sebagai fasilitator berupa hal yang fisik seperti menyediakan tempat khusus bagi pementasan seni dan materi.Salah satu partisipasi pemerintah memberikan tempat khusus untuk paraseniman dalam mementaskan keseniannya yaitu di lokasi Setu Babakan, Jakarta Selatan.

 

Pihak masyarakat memiliki peran dalam bertahannya kesenian Topeng belantek.Selain sebagai penonton seni, masyarakat yang meliputi kelompok Betawi ataupu non betawi juga memilki pertisispasi dalam seni Topeng Belantek.Salah satunya apabila ada acara-acara tertentu seperti pernikahan dan khitanan selalu mengundang kesenian Topeng Belantek sebagai hiburannya.Hal tersebutlah yang sarana untuk mempertunjukan seni Topeng Belantek, sehingga masyarakat mengenal dan cinta pada budayanya.

 

Perkembangan seni Topeng Belantek di Jakarta yang merupakan daerah Betawi saat ini mengalami kemunduran.Dinamika sosial yang terjadi dilingkungan masyarakai sangat berpengaruh terhadap kondisi seni Topeng Belantek.Adanya globalisasi dan modemiasi yang menjadi perubahan sosial. Masyarakat dituntut untuk menjadi modem secara keseluruhan dalam kehidupan masyarakat termasuk komunitas betawi. Sedangkan, Topeng Belantek yang merupakan kesenian tradisional harus berkompetisi dengan budaya-budaya luar dan modem. Akibatñya, seni topeng belantek semakin tertinggal dan budaya-budaya tersebut.Pada seni topeng belantek yang menjadi daya tawar adalah nilai.Nilai-nilai tersebut yang harus dilestarikan dan harus dicontoh, sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

 

Melihat kesenian tradisional yang ada di daerah-daerah harus tetap dipertahankan karena merupakan warisan budaya dan para pendahulu salah satunya seni topeng belantek.Seni budaya merupakan hasil pola pikir dan bakat dan individu atau kelompok.Hasil pola pikir dan bakat dilanggengkan dan disahkan oleh masyarakat.Kesenian tradisional topeng belantek tidak hanya bersifat pada sisi hiburan.Namun, banyak nilai-nilai yang terkandung dalam seni tersebut. Disisi lain seni budaya juga merupakan wadah penyalur aspirasi sosial. Dengan seni budaya, individu atau kelompok dapat menyalurkan kritik-kritik sosial.Seni budaya memiliki peran dalam kehidupan masyarakat.

 

Sanggar ebagai agen seni harus dapat mengembangkan seni Topeng Belantek. Pengembangan yang dilakukan dengan cara seni Topeng Belantek dapat menambahkan sisi yang barn dan menarik tanpa meninggalkan keaslian dan seni Topeng Belantek. Salah satunya penambahan istilah bahasa inggris pada dialog, cerita yang ditampilkan lebih modern, dan lain-lain. Pada para seniman untuk selalu dapat mengembagkan kreatifitas terhãdap seni Topeng Belantek.Hal tersebut agar seni Topeng Belantek dapat mampu bersaing dengan dengan seni budaya yang sifatnya Iebih modern dan dapat dinikmati oleh masyarakat secara luas.

 

Pihak pemerintah harus meningkatkan kembali program-program untuk kepentingan kesenian agar dapat bertahan dan berkembang.Pemerintah harus menambahkan kembali penyelanggaraan seni Topeng Belantek tidak hanya satu kalidalam setahun. Pemerintah memasukan seni Topeng Belantek sebagai program ekstrakulikuler disekolah-sekolah yang ada di Jakarta. Pemerintah selalu mengadakan pertemuan dengan para seniman dan tokoh-tokoh betawi mengenai kemajuañ kesenian tradisional Betawi seperti Topeng Belantek.

Pihak masyarakat selalu ikut berpartisipasi dalam kegiatan kesenian budaya agar kesenian dapat lestari.Masyarakat Betawi yang mengadakan kegiatan pesta seperti pernikahan dan khitanan selalu menampilkan seni tradisional sebagai hiburannya. Hal tersebut dilakukan untuk mempertahankan dan melestarikan kesenian Topeng Belantek di Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA

 

Ahmadi, Abu. 1991. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Anderson, Lorin W, David Krathwholl. 2000. Taxonomy for Learning: Teaching and Assessing. Amerika. Pearson Higher ed USA.

Barker, Chris. 2004. Cultural Studies. Teori dan Praktek. Yoyakarta: Kreasi Wacana.

Creswell, W John. 2002. Research Design: Qualitative & Quantitative Approaches, Jakarta: 1(1K Press.

Koentjaraningrat. 2000. Pengantar limupendidikan Sosiologi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Maran, Rafael Raga. 2007. Manusia dan Kebudayaan Dalam Perspektjfllmu Budaya Dasar. Jakarta. Rineka Cipta.

Paul Johnes, Doyle terjemahan Robert M.Z Lawang. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: PT Gramedia.

Poedjawijatna.1983 Tahu dan Pengetahuan.Pengantar ilmu dan Filsafat. (Jakarta:

PT Rineka Cipta.

Rakhmat, Jalaludin dan Dedy Mulyana. 1993. Komunikasi Antar Budaya. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2007. Teori Sosiologi Modern. Yogyakarta:

Kencana.

Saidi, Ridwan. 1997. Profil Orang Betawi: Asal Muasal, Kebudayaan, dan Adat Istiadatnya Jakarta, Gunara Kata

Sihombing, Umberto. 2001. Pendidikan Luar Sekolah Kini dan Masa Depan. Jakarta:

Rineka Cipta

Sokanto, Suryono. 1992. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali.

Sutrisno, Mudji dan Hendarto Putranto. 2005. Teori-Teori Kebudayaan, Yogyakarta:

Kanisius.

Tirtarahardja, Umar dan La Sub, S, L. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rinekä’ Cipta

Williams, Raymond. 1965. The Long Revolution. London: Penguin Book.

Jurnal

Atik Soepandi.dkk. 1993. TopengBelantekBetawi, Dinas Kebudayaan DKI Jakarta.

Skripsi dan Tesis

Yogi Suryana Lathif , “Peran Pert unj ukan Wayang Orang Bhraa terhadap pembentukan Identitas etnis Jawa, Studi kasus : Peran komunitas Wayang Orang Bhrata dalam membentuk kontruksi Identitas social Masyarakatjawa di Jakarta, Senen, Jakarta Pusat. (Skripsi mahasiswa Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, UNJ, 2010).

Shintia Maulud Pentas Seni sebagai Arena Sosio Edukasi dan Penguatan identitas (Studi Kasus labs project future vision 2010 Lokasi peneliflan SMA Labscholl, Rawamangun, Jakarta Timur (Skripsi mahasiswa Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial, UN!, 2010).

Rr yvone Triyoga Hoesodoningsih yang berjudul “Seni Pertunjukan Topeng Betawi Kontuinitas dan Perubahannya” Tesis mahasiswa fakultas ilmu sosial dan politik, pascasarjana antropologi UI , 2006. www.garuda.dikti.go.id

 



[12]Rafael Raga Maram. Manusia Dan Kebudayaan Dalam Persfektif Ilmu Budaya Dasar (Jakarta, Rineka Cipta, 2007) hlm 103

[13]Ridwan Saidi. Profil Orang Betawi : Asal Muasal, Kebudayaan Dan Adat Istiadatnya (Jakarta, Guna Kata, 1997) hlm 10

[14] Berdasarkan wawancara YY, pada tanggal 29 juli 2011

[15]Atik Soepandi DKK, Topeng Blantek Betawi, (Dinas Kebudayaan DKI Jakarta : 1993) hlm 14

[16] Berdasarkan wawancara NM, tanggal 4 September 2011

[17] Atik soepandi dkk, ibid hlm 14

[18] Berdasarkan wawancara AR, pada tanggal 24 januari 2012

[19]Nurul Zuriah. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti Dalam Perspek tf Perubahan. (Jakarta: Burni Aksara, 2008 ), him 19

[20]Mudji Sutrisno dan Hendarto Putranto. Ibici, him 69

[21]Berdasarkan wawancara dengan AR, pada tanggal 24 Januari 2011

[22]Tim Reality, Kamus Terbaru Bahasa Indonesia, (Surabaya Reality Publisher, 2008) hIm 424 L

[23] Poedjawijatna, Tahu dan Pengetahuan: Pengantar Ilmu dan Filsafat. (Jakarta: PT Rneka Cipta,

1983),hlnil9

[24]Berdasarkan wawancara dengan AR, Pada tanggal 24 .Januari 2012

[25] 36 Berdasarkan wawancara dengan AR, Pada tanggal 24 Januari 2012

George Ritzer dan Douglas J..Teori Sosiologi Modern. ( Yogyakarta: Kencana, 2007) hIm 127

[26]38 Berdasarkan wawancara dengan NM, pada tanggal 4 September 20 I I

[27]Abu Ahmadi. Sosiologi Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), him 15

[28]° Mudji Sutrino dan Hendarto Putranto. Ibid, him 69

[29]Berdasarkan wawancara dengan AR, pada tanggaf 24 Januari 2012

[30]42 Berdasarkan wawancara dengan AA, tanggal 24 Maret 2012

[31] 43Berdasarkan wawancara dengan AR, pada tanggal 24 Januari 20 12

[32]George Ritzer dan Douglas J. Goodman,Ibid him 634

[33]Berdasarkan wawancara dengan AA, pada tanggal 18 Maret 2012

[34]Suryono Soekanto. SosiologiSuatu Pengantar. (Jakarta: Rajawali, 1992), hIm 383Berdasarkan wawancara NM, tanggal 4 September 2011

[35]Berdasarkan wawancara dengan Em, pada tanggal 5 Oktober 2011

 

[36]Sutrisno, Mudji dan 1-lendarto Putranto Ibid. him 8

 

[37]Raymond. Williams. The Long Revolution. (London, Penguin Book, 1965) hal 57

 

[38]Mudji Sutrisno dan Hendarto Putranto, Ibid,hlm 8

[39]Mudji Sutrisno dan Hendarto Putranto. Ibid. him 74

 

DISKUSI


TERBARU


Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

Refleksi Realit...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Refleksi Keraton Yogyakarta Melalui Perspektif Sosiologis

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adanya manusia menjadi penyebab munculnya kebudayaan. Kebudayaan sangat penting dalam k...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...