Naskah Kuno dan Prasasti
Naskah Kuno dan Prasasti
Prasasti Sulawesi Utara Minahasa
Tonggak Benteng Moraya, Saksi Bisu Perang Tondano Minahasa #DaftarSB19
- 12 Februari 2019

Sebelum mebahas pokok pembicaraan, mari kita ketahui terlebih dahulu apa itu tonggak

Tonggak adalah sebuah homonim karena arti-artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda. Arti dari tonggak dapat masuk ke dalam jenis kiasan sehingga penggunaan tonggak dapat bukan dalam arti yang sebenarnya. Tonggak memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga tonggak dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan. Tonggak memiliki arti dalam kelas verba atau kata kerja sehingga tonggak dapat menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya.

 

 

Tonggak yang berada di benteng moraya, tepatnya di kecamatan Tondano Barat, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara merupakan saksi dari tragisnya peristiwa perang tondano yang terjadi diminahasa. Pemicu terjadinya perang Tondano ada dua hal. Yang pertama, soal Kopi. Dulu cengkih, kopra dan beras belum dilirik Belanda. Justru kopi yang diburu karena pada waktu itu harganya melambung tinggi seiring dengan Kas negara Belanda menjadi tipis akibat perang di Eropa, Pemicu yang kedua, gara-gara ambisinya Herman Willem Daendels, seorang politikus Belanda yang merupakan Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang ke-36. Ia memerintah antara tahun 1808 – 1811.

Kerja rodi pembuatan jalan dari Anyer ke Panarukan yang digagas Daendles itu, mewajibkan Residen Manado yaitu Predigger merekrut sekitar 2.000 pemuda suku-suku Minahasa pemberani, untuk dijadikan serdadu dan kemudian dikirim ke Jawa. Namun perekrutan itu ditolak oleh para Tonaas dari Tondano, Tomohon dengan menunjukkan sikap antipati pada penjajah atau pihak kompeni. Salah satu alasannya, antek-antek Belanda yang merekut pemuda berlaku dan bersikap kasar serta memanfaatkan sebagai penagih utang.

 

 

Tonggak-tonggak besar itu jumlahnya ada 12 buah. Enam tonggak di sebelah Selatan dan enam yang lain di sebelah Utara. Tonggak itu dipancangkan persis di belakang tulisan Benteng Moraya. Uniknya setiap tonggak diukir dalam bentuk relief gambar dan informasi tentang sejarah perang Tondano yang pertama (1661-1664) hingga perang Tondano ke empat (1807-1809).

arah penghabisan. Tercatat ada empat kali perang Tondano.
Perang Tondano Pertama (1661-1664), terjadi pada tanggal 1 Juni 1661. Perang ini merupakan perang rakyat di sekitar danau Tondano, sebelah selatan Kota Tondano (dahulu disebut Minawanua), melawan pasukan kolonial Belanda. Belanda sedikit kewalahan karena kurang lebih 1.400 laskar (termasuk kaum perempuannya) terlibat dalam pertempuran di atas air dan rawa.
 
Perang Tondano Kedua (1681-1682) ini disebabkan oleh perlakuan semena-mena Belanda (VOC) yang menyalahi Perjanjian 10 Januari 1679 tentang persekutuan-persahabatan antara Minahasa dan Belanda, (ditandatangani oleh Robertus Padttbrugge dari pihak Belanda, dan dari pihak Minahasa ditandatangani oleh Maondi (Mandey), Capitaine Pacat (Paat), Soepit (Supit), dan Pedro Rantij (Ranti).
 
 
 
 
Karena Walak Tondano tidak mau kompromi dengan kompeni Belanda, maka kawasan Tondano tepatnya di Minawanua diserang oleh pasukan Belanda dan antek-anteknya. Bagi kompani Belanda kawasan Minawanua itu Boven Tondano (tempat tinggal orang Tondano), merupakan kawasan yang dijadikan tempat berkumpul para ekstrimis (Pangalila).
 
Perang Tondano Ketiga (1707-1711) akibat dari seluruh Walak di Minahasa pada umumnya, dan khususnya Walak Tondano tidak tahan atas penderitaan akibat kekejaman bangsa Belanda tersebut. Verdrag 10 September 1699, dianggap merupakan politik tipu daya terhadap walak-walak Minahasa.
 
Perang Tondano Keempat (1807-1809), lebih seru karena berlandaskan semangat Mapalus (tolong-menolong), Maesa (bersatu), dan Matuari (turunan Toar-Lumimu’ut), “menyatakan apabila, pihak kompeni Belanda tidak menghentikan pelanggaran terhadap Verbond 10 Januari 1679, dan pemaksaan-pemaksaan yang bertentangan dengan adat, maka seluruh Walak Minahasa yang hadir akan melawan kompeni Belanda dengan cara, penghentian pemasokan dan perdagangan beras; tidak membayar hutang sandang; tidak mengizinkan seorang pemuda untuk menjadi serdadu kompeni; tuntutan pemulangan serdadu-serdadu dari luar Minahasa.
 
Sumber :
 
 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya