Indonesia mempunyai banyak sekali bangsa, budaya, suku, agama dan bahasa. Semuanya bersatu dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika”, perbedaan bukan menjadi penghalang kita untuk bersatu. Negara ini sangat kaya akan sumber daya alam atau sumber daya manusianya. Persatuan dalam berbagai perbedaan di Indonesia ini adalah ciri khas dari Negara Indonesia sejak dulu.
Salah satu kebudayaan yang ada di Indonesia yaitu kebudayaan Sunda. Makanan, pakaian adat, tradisi, tarian dan lainnya dari kebudayaan Sunda seperti tidak ada habisnya untuk dipelajari. Contohnya seperti pakaian adat. Oleh karena itu, disini saya akan membahas pakaian adat Sunda khususnya pakaian bangsawan dan pakaian merakyat untuk laki-laki.
Pakaian adat sunda terbagi menjadi 4 macam. Yaitu pakaian formal, pakaian bangsawan, pakaian pernikahan dan pakaian rakyat biasa. Pakaian bangsawan terdiri dari baju berwarna hitam dengan bahan kain bludru dengan pinggiran baju yang dijahit dengan benang emas, samping dengan motif batik yang di jahit dengan benang emas, bendo (penutup kepala) bermotif batik yang sama seperti motif batik pada samping. Warna emas pada motif kain samping dan pinggiran baju digambarkan sebagai kejayaan dan kemenangan. Kain bludru yang dipakai, dulu dikenal sebagai kain yang langka dan mahal. Maka dari itu, pakaian ini hanya bisa dipakai oleh kaum bangsawan, seperti para pejabat pemerintahan dan para juragan.
Sedangkan pakaian merakyat terdiri dari baju yang berwarna hitam bernama salontreng dan celana yang bernama pangsi. Kancing yang berjumlah 5 atau 6 yang menggambarkan rukun iman atau rukun islam. Pakaian ini dilengkapi oleh iket kepaala yang bernama totopong dengan berbagai macam bentuk seperti makuta wangsa, julang ngapak, parengkos jengkol dan masih banyak lagi. Tas yang bernama kantong kaneron dan alas kaki juga sebagai pelengkap pakaian adat ini.
Itulah sedikit penjelasan tentang budaya Sunda. Semoga bermanfaat dan dapat membantu melestarikan budaya yang ada di Indonesia, karena budaya Indonesia membutuhkan kita.
#OSKMITB2018
Vila Van Resink adalah bangunan cagar budaya berbentuk vila yang terletak di Jalan Siaga, Kalurahan Hargobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemilik awal vila ini adalah Gertrudes Johannes "Han" Resink, seorang anggota Stuw-groep , sebuah organisasi aktif pada Perang Dunia II yang memperjuangkan kemerdekaan dan pembentukan negara demokratis Hindia Belanda. Bangunan tersebut dibangun pada masa pemerintah Hindia Belanda sebagai bagian dari station hill (tempat tetirah pada musim panas yang berada di pegunungan) untuk boschwezen dienst (pejabat kehutanan Belanda). Pada era Hamengkubuwana VII, kepengelolaan Kaliurang (dalam hal ini termasuk bangunan-bangunan yang berada di wilayah tersebut) diserahkan kepada saudaranya yang bernama Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Mangkubumi. Tanah tersebut lantas dimanfaatkan untuk perkebunan nila, tetapi kegiatan itu terhenti kemudian hari karena adanya reorganisasi pertanian dan ekonomi di Vors...
Gereja Kristen Jawa (GKJ) Pakem Kertodadi adalah salah satu gereja di bawah naungan sinode Gereja Kristen Jawa, yang terletak di Jalan Kaliurang km. 18,5, Padukuhan Kertadadi, Kalurahan Pakembinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Awal mula pertumbuhan jemaat gereja ini berkaitan dengan keberadaan Rumah Sakit Paru-Paru Pakem, cabang dari Rumah Sakit Petronela (Tulung), yang didirikan di wilayah Hargobinangun. Sebelum tahun 1945, kegiatan keagamaan umat Kristen diadakan secara sederhana dalam bentuk renungan atau kebaktian pagi yang berlangsung di klinik maupun apotek rumah sakit yang dikenal dengan nama "Loteng". Para perawat di rumah sakit tersebut juga melakukan pelayanan kesehatan ke dusun-dusun di sekitarnya, yaitu Tanen, Sidorejo, Purworejo, dan Banteng. Menurut Notula Rapat Gerejawi, jemaat gereja ini mengadakan penetapan majelis yang pertama kali pada 21 April 1945. Tanggal tersebut lantas disepakati sebagai hari jadi GKJ Pa...
Situs Cepet Pakem adalah situs arkeologi yang terletak di Padukuhan Cepet, Kalurahan Purwobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan temuan dua buah yoni dan sejumlah komponen arsitektur candi di sekitarnya, situs ini diduga merupakan reruntuhan sebuah candi Hindu dari masa klasik. Lokasinya kini berada di area permakaman umum Padukuhan Cepet, berdekatan dengan sebuah masjid. Benda cagar budaya (BCB) utama yang ditemukan di situs ini adalah dua buah yoni yang terbuat dari batu andesit. Kondisi keduanya telah rusak, sedangkan lingganya tidak ditemukan. Yoni pertama awalnya berada di pekarangan penduduk bernama Pujodiyono, tetapi sekarang dipindahkan di halaman makam. Yoni ini memiliki ukuran relatif besar dengan bentuk yang sederhana, yaitu lebar 134 sentimeter, tebal 115 sentimeter, dan tinggi 88 sentimeter. Bagian bawah cerat yoni tersebut tidak bermotif dan memberikan kesan bahwa pengerjaannya belum selesai. Sementara itu, terdap...
Situs Potro atau Pancuran Buto Potro adalah situs arkeologi yang terletak di Padukuhan Potro, Kalurahan Purwobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Situs ini terdiri atas dua benda cagar budaya (BCB) utama yang seluruhnya terbuat dari batu andesit, yaitu jaladwara dan peripih. Jaladwara di situs ini oleh masyarakat setempat dikenal dengan nama Pancuran Buto, karena bentuknya menyerupai kepala raksasa (kala) dengan mulut terbuka, gigi bertaring, dan ukirannya menyerupai naga. Sementara itu, keberadaan peripih berukuran cukup besar di situs ini menimbulkan dugaan bahwa pernah berdiri sebuah bangunan keagamaan di sekitar lokasi, kemungkinan sebuah candi, meskipun bentuk dan coraknya tidak dapat dipastikan karena minimnya artefak yang tersisa.
Resep Sambal Matah Bahan-bahan: Bawang Merah Cabai Rawit Daun Jeruk Sereh Secukupnya garam Minyak panas Pembuatan: Cincang bawang merah, cabai rawit, daun jeruk, dan juga sereh Campur semua bahan yang sudah dicincang dalam satu wadah Tambahkan garam secukupnya atau sesuai selera Masukkan minyak panas Aduk semuanya Sambal matah siap dinikmati