×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

prasasti

Elemen Budaya

Naskah Kuno dan Prasasti

Provinsi

Jawa Barat

Situs Talun

Tanggal 28 Oct 2014 oleh Maisankamila .

Situs Talun secara administratif termasuk di wilayah Desa Telaga Sari, Kecamatan Sagalaherang. Lahan situs berupa kebun pada bukit kecil di ujung selatan kampung, tepatnya pada posisi 06°38’02,6” LS dan 107°37’32,9” BT pada ketinggian sekitar 450 m. Status kepemilikan kebun berada pada masyarakat setempat yaitu, bagian barat situs merupakan milik Bapak Tajudin, bagian timur milik Ibu Neni (Bapak Yana Hadiyana, S.E.), dan di bagian barat daya (sebelah selatan kebun Bapak Tajudin) milik Bapak Machri. Jarak antara situs dengan perkampungan sekitar 200 m. Batas situs di sebelah timur adalah jalan desa, sebelah utara kebun, sebelah barat kompleks makam umum, dan sebelah selatan sawah. 

            Kondisi geografis kawasan situs Talun merupakan daerah pedataran bergelombang dengan ketinggian antara 200 m hingga 650 m dari permukaan laut. Di sebelah tenggara kampung terdapat Pasir Cibadakpasea (475 m) dan di sebelah timur laut terdapat Pasir Nyomot (640 m). Sebagai kawasan perbukitan, daerah ini merupakan hulu beberapa sungai. Cikeruh berhulu pada dua anak sungai kecil yang berada di sebelah barat dusun dan di kaki Pasir Cibadakpasea. Kedua sungai kecil ini mengalir ke arah barat dan menyatu kemudian berbelok ke arah utara. Di sebalah utara dusun, pada kaki Pasir Nyomot terdapat hulu Cibayawak. Sungai ini mengalir ke arah barat laut kemudian menyatu dengan Cikeruh. Sungai ini mengalir berkelok-kelok ke arah barat laut kemudian menyatu dengan Cilamaya.

            Keberadaan situs Talun pertama kali terungkap pada sekitar tahun 1993. Berita yang beredar di masyarakat menyatakan bahwa di Kampung Talun banyak terdapat bata berukuran besar. Menurut sejarah lisan masyarakat Talun yang disampaikan Bapak Tata (40-an tahun), lokasi tersebut merupakan bekas alun-alun suatu kerajaan. Bapak Tata juga menceritakan bahwa dahulu salah seorang leluhur masyarakat Dusun Talun bermimpi mendapat petunjuk bahwa di lokasi yang ditandai dengan bambu kuning yang di dekatnya ada bekas tapak kaki kerbau terpendam bokor emas. Berdasarkan petunjuk ini kemudian lokasi yang dimaksud digali, ternyata hanya ada susunan bata besar. Beberapa kali masyarakat mengambil bata-bata tersebut hingga ada yang dipakai untuk teras rumah dan benteng (talun).

            Pada awal tahun 2006 misteri bata besar di Kampung Talun mencuat lagi. Dilaporkan ada kelompok masyarakat yang menaruh perhatian pada peninggalan purbakala melakukan penggalian di kebun milik Bapak Tajudin. Penggalian ini telah berhasil menampakkan struktur bata membujur arah utara-selatan. Panjang struktur 6,80 m terdiri dua lajur bata. Pada ujung utara dan selatan merupakan bagian sudut yang bersambung dengan struktur melintang arah timur-barat. Struktur melintang di bagian utara dan selatan mengarah ke kebun milik Ibu Neni.

            Struktur melintang di bagian utara dan selatan masing-masing juga terdiri dua lajur. Pada struktur bagian utara terlihat terdiri lima lapis bata, sedangkan bagian selatan belum tampak seluruhnya.

            Berdasar pada hasil penggalian masyarakat ini, Balai Arkeologi Bandung pada tahun 2006 melakukan ekskavasi sistematis terhadap tinggalan struktur bata situs Talun. 

            Ekskavasi rata-rata mencapai kedalaman sekitar 1,5 m. Terlihat bahwa tanah yang menutup tinggalan bata kuna pada bagian atas merupakan lempung coklat kehitaman bertekstur halus sampai kasar. Di bawah lapisan lempung adalah lapisan lapukan tufa pasiran berwarna kuning. Lapisan selanjutnya adalah lempung berwarna coklat. Pada lapisan lempung berwarna coklat itu terdapat pecahan bata dan struktur bata. Sisa struktur bata yang tampak dari hasil ekskavasi berada pada kedalaman 1,30 m. Struktur bata terdiri dua unit. Unit pertama berada di sisi barat merupakan fondasi (batur) bangunan berdenah bujur sangkar dengan ukuran 7 x 7 m dengan struktur lantainya. Unit kedua ditemukan di sebelah timur unit pertama berupa struktur bata rolak yang belum ditampakkan secara keseluruhan.

            Struktur lantai yang terlihat jelas terdiri tiga lapis. Lapisan paling atas, bata disusunan memanjang barat-timur, lapisan di bawahnya disusun memanjang utara-selatan, dan lapisan bata paling bawah disusun memanjang barat-timur. Teknik penyusunan bata tidak terlihat menggunakan lapisan perekat. Jarak antarbata (nat) sangat sempit. Perekat antarbata diperkirakan berupa tanah liat halus. Permukaan bata dibuat secara halus sehingga memungkinkan penyusunan secara sempurna. Struktur bata dalam posisi tegak (rolak) juga disusun dengan jarak sangat sempit. Lapisan perekat antar bata tidak terlihat secara tegas.

            Artefak penting lain adalah fragmen keramik putih biru yang ditemukan di bawah konsentrasi fragmen bata pada kedalaman sekitar 60 cm. Fragmen  tersebut merupakan pecahan mangkuk dari Cina masa dinasti Ming (abad ke-14 – 17). Fragmen keramik lainnya ditemukan pada kedalaman 77 cm, yang merupakan fragmen bagian badan berwarna putih. Fragmen keramik ini berasal dari Cina masa dinasti T’ang (abad ke-7 – 10) dari bentuk buli-buli. 

            Berdasarkan analisis fragmen keramik dan struktur bata yang ditemukan di situs Talun dapat diperkirakan berasal dari sekitar abad ke-8 – 17. Kurun waktu ini merupakan masa kerajaan Sunda. Mengenai apa dan untuk apa bangunan bata di Talun hingga sekarang masih dalam penelitian. Namun demikian dengan adanya temuan tersebut juga tergambar bahwa di kawasan Subang bagian selatan terdapat klaster pemukiman.  

Lokasi:  Desa Telaga Sari, Kecamatan Sagalaherang

Koordinat :  06°38’02,6” E, 107°37’32,9” S

(Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Bidang Kebudayaan. 2011. Profil Peninggalan Sejarah dan Purbakala di Jawa Barat)

 

(Situs Talun. Sumber: http//www.disparbud.jabarprov.go.id)

DISKUSI


TERBARU


Budaya adat bet...

Oleh Rizka Vivi Aurelia | 18 May 2024.
Seni pertunjukan dan Makanan khas betawi

Perkenalkan Saya Rizka Vivi Aurelia, Saat ini saya berusia 21 tahun, saya ingin mengikuti perlombaan dari budaya indonesia. semoga hasil dari editing...

Batik

Oleh Admin | 17 May 2024.
batik

....

Tarian Adat Bia...

Oleh Amon Kapisa | 17 May 2024.
Tarian Adat

Mengenal Makna hingga Pola Tari Yospan Khas Papua Salah satu seni tari yang cukup populer dari Indonesia timur adalah Tari Yospan . Pada materi ke...

Tarian Adat Bia...

Oleh Amon Kapisa | 17 May 2024.
Tarian Adat

Mengenal Makna hingga Pola Tari Yospan Khas Papua Salah satu seni tari yang cukup populer dari Indonesia timur adalah Tari Yospan . Pada materi ke...

Makanan Khas Je...

Oleh Yaemmm | 10 May 2024.
Makanan daerah

Horog-Horog adalah makanan khas Jepara sebagai sumber karbohidrat dapat menjadi pengganti nasi. Bahan utamanya adlah tepung yang terbuat dari pohon a...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...