Naskah Kuno dan Prasasti
Naskah Kuno dan Prasasti
Naskah Kuno Daerah Istimewa Yogyakarta Yogyakarta
Serat Pepali Ki Ageng Selo
- 16 Juli 2018

Kata pepali dalam bahasa sastra Jawa Indonesia karangan S. Prawira Atmaja artinya “pantangan” atau “larangan”. Oleh Tardjan Hadidjaya diartikan “pakem” atau pedoman hidup. Sedangkan oleh Seotardi Soeryahoedoyo mengartikan pepali adalah ajaran, petunjuk dan aturan. Ketiga pendapat ini benar sebab apa yang ada dalam pepali Ki Ageng Selo berisi pedoman hidup yang menyangkut tentang ajaran, petunjuk, aturan, maupun larangan, yang kenyataannya masih banyak yang relevan dengan keadaan zaman sekarang.

Siapa Ki Ageng Selo?
Beliau adalah nenek moyang yang menurunkan raja-raja Mataram. Sri Sunan Paku Buwana XII yang bertahta di kerajaan Surakarta sekarang ini adalah keturunannya ke-17.

Adapun urutannya, Prabu Brawijaya V beristeri puteri Wandan Kuning, maka lahirlah Bondan Kejawan. Bondan Kejawan mengawini Roro Nawangsih dan berputera Ki Ageng Getas Pendhawa. Ki Ageng Getas Pendhawa menikahi Putri Sunan Maja Agung, lahirlah Ki Ageng Abdulrahman yang terkenal dengan nama Ki Ageng Selo. Ki Ageng Selo mengawini dua puteri. Dengan puteri Ki Ageng Wonosobo tidak mempunyai keturunan. Sedankan dengan puteri Ki Ageng Ngerang I berputera tujuh orang, enam perempuan dan satu laki-laki; bungsi. Ki Ageng Enis, putera laki-laki terakhir itulah yang menurunkan Danang Sutawijaya yang bergelar Panembahan Senopati Ing Alaga, pendiri kerajaan Mataram.

Pepali yang mengandung nilai-nilai luhur tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sebagai manusia hendaknya jangan tinggi hati, jangan sombong, jangan usil, jangan serakah dan jangan panjang tangan. Jangan gila pujian, jangan berbuat serong, janganlah tebal muka, berani malu dan jangan mengagung-agungkan diri.
2. Dan sebaiknya orang hidup itu mencari bagusnya. Tetapi ingatlah bahwa bagus itu bukan karena harta benda, bukan karena pakaian, bukan karena rupa. Yang disebut bagus ialah yang disayangu oleh sesamanya. Semua orang kasih sayang kepadanya karena tingkah lakunya yang menyenangkan.
3. Juga jangan mendewakan harta, jangan memuja pakaian indah, jangan pula mendewa-dewakan kepandaian atau ilmu sendiri. Jangan mengandalkan kekuatan jasmani, jangan memuja-muja mantera, jangan pula membanggakan perbuatan atau jasa sendiri. Janganlah menghamba kepada pengetahuan, sebab yang demikian itu tidak ada gunanya. Jangan berusaha agar dihormati, biarlah tiap orang bersikap dan berbuat sendiri.
4. terhadap orang lain janganlah berbuat seperti terhadap binatang piaraan, kerbau, sapi dan ayam. Janganlah menggurui orang lain, tunjukkanlah akan baiknya atau bagaimana mestinya sebelum orang berbuat salah. Jika telah terlanjur, jangan dicerca, dipersalahkan, janganlah memaki-maki sebab yang demikian itu tidak ada faedahnya.
5. Selain itu janganlah berbuat sembrono serba tergesa-gesa. Hidup ini banyak artinya, pertama-tama orang harus memperhatikan akan bahaya. Bahaya ada tiga macam, yakni bahaya karena ucapan, bahaya karena penglihatan dan bahaya yang bersarang di dalam hati sendiri.
6. Hendaklah suka berguru dan tahu malu. Ada dua macam malu, yakni malu terhadap Tuhan dan malu terhadap sesama manusia, maka berhati-hatilah, janganlah kau tercela. Terhadap sanak keluarga, janganlah engkau berani memudah-mudahkan dan jangan usil mulut, jangan tinggi hati, jangan suka mencampuri urusan orang lain dan janganlah serong.
7. Sebab perbuatan jahat akan menemui kejahatan pula, barang siapa menanam kebaikan akan memperoleh kebaikan pula, bahkan sampai kepada keturunannya. Jika ada keturunannya yang berkedudukan tinggi memerintah orang lain, hendaknya ia jangan berbuat semena-mena karena akibatnya ia tidak akan langgeng, di mana ia dicela.
8. Jangan suka gegabah, jangan suka bertengkar, janganlah sewenang-wenang, jangan mengagungkan ilmu sendiri, jangan bertabiat rendah, jangan sombong dan usil, jangan pula suka sembrono, sebab yang demikian ini mendatangkan bencana.
9. Apabila terhadap orang berendah hati, hendaklah engkau segan padanya, sebab dia itu bertuah. Orang yang bertabiat demikian, hendaklah kau sayangi untuk diambil restunya, sebab dia itu memberkati. Hendaklah sikap orang demikian itu kau tiru, karena rendah hati itu mencakup sikap yang halus, tuturkatanya sopan, duduknya selalu berhati-hati, tidak semena-mena terhadap orang lain.

Demikian antara lain Pepali Ki Ageng Selo yang terdapat dalam serat Chentini yang diturunkan kembali oleh Tardjan Hadidjaja.

 

Sumber: https://uun-halimah.blogspot.com/2007/12/ajaran-kehidupan-manusia-dalam-serat.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU