Naskah Kuno dan Prasasti
Naskah Kuno dan Prasasti
Naskah kuno Jawa Tengah Jawa
Serat Darmo Wasito
- 23 Mei 2018

Pengantar Nenek moyang kita banyak memberikan ajaran-ajaran luhur yang tidak hanya diwariskan dalam tradisi lisan seperti ungkapan dan dongeng, tetapi ada pula yang dituangkan dalam karya tulis berbentuk tembang macapat. Ajaran-ajaran luhur tersebut pada zamannya banyak dikaji, dihayati, dan diamalkan sebagai pedoman hidup. Salah satu dari karya tulis yang dituangkan dalam bentuk tembang macapat adalah Serat Darmo Wasito yang dikarang pada tahun 1878 M oleh KGPAA Mangku Negara IV. Serat Darmo Wasito terdiri dari: 12 pada (bait) Dhandhanggula, 10 pada Kinanthi, dan 20 pada Mijil. Sebagai catatan, serat ini pernah diterbitkan dalam huruf Jawa oleh Nurhopkelop, Jakarta, pada 1953.

Isi Serat Darmo Wasito Secara ringkas isi Serat Darmo Wasito dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu:

  1. Ajaran agar Hidup Sukses
    Dalam Serat Darmo Wasito, apabila orang ingin hidup sukses, maka ia harus: (a) menikah, sebagai sarana untuk melestarikan kehidupan; (b) melaksanakan asthagina, yaitu: nut ing jaman kelakone (harus pandai menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang sedang dihadapi), rigen (pandai bekerja dengan efektif dan efisien), gemi (hemat), weruh etung (selalu penuh perhitungan dalam memanfaatkan penghasilannya untuk waktu sekarang, maupun yang akan datang), taberi tatanya (rajin bertanya sehingga pengetahuannya selalu bertambah), nyengah kayun (dapat mengendalikan diri sehingga tidak banyak berbuat kesalahan), dan nemen ing sedya (bila memunyai niat harus dilakukan secara sungguh-sungguh); (c) jangan suka utang, sebab akan turun wibawanya; (d) jangan menjadi orang miskin, sebab orang miskin akan banyak mengalami kesusahan dan kurang dihargai dalam pergaulan; (e) jangan malas bekerja agar dijauhkan dari kesusahan; (f) melaksanakan sikap-sikap utama, yaitu: luruh (pandangan mata tidak liar dan hanya melihat seperlunya), trapsila (selalu bersikap sopan), mardawa (selalu ramah terhadap orang lain dan berbicara dengan lemah lembut); manut mring caraning bangsa (tindakan seharusnya selalu berwawasan kebangsaan dan tidak berdasarkan atas suku bangsanya sendiri), andhap asor (selalu bersikap rendah hati), meneng (tidak banyak berbicara atau mengobral bualan), prasaja (penampilan harus wajar dan tidak berlebih-lebihan), tepa selira (memiliki tenggang rasa yang tinggi), eling (selalu ingat akan baik-buruk, ingat kepada kedudukan, ingat kepada dirinya sebagai makhluk Tuhan), dan ulat batin (melakukan kegiatan pembinaan rohani agar mendapatkan jalan keutamaan); dan (g) melaksanakan catur upaya, yaitu: anirua kang becik (meniru hal-hal yang baik dan menjauhi yang buruk); nuruta ngguua kang nyata (percaya kepada kenyataan), dan miliha kang pakoleh (memilih hal-hal yang tepat dan menguntungkan).

  2. Ajaran agar Menjadi Abdi (Negara) yang Baik

    Untuk menjadi abdi (negara) yang baik, maka seseorang harus memiliki sifat-sifat: sregep (rajin dan tidak membuat kecewa yang memberi tugas), pethel (suka bekerja), tegen (ulet bekerja dan telaten sehingga membuat puas orang yang menyuruh), wekel (bekerja dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab), dan ngati-ati (bekerja secara berhati-hati).

  3. Ajaran agar Menjadi Istri yang Baik

    Ajaran-ajaran dalam Serat Darmo Wasito untuk seorang isteri adalah: (1) agar menjadi seorang istri yang dihargai dan dicintai oleh suaminya, ia harus: nurut (apa yang dikehendaki oleh suami dilakukan dengan penuh kesabaran dan dapat menyelesaikannya dengan baik), condhong (kehendak suami harus didukung, merawat apa kesukaannya dan tidak membicarakan kejelekannya di muka umum), reksa (menjaga segala milik suami dan tahu jumlah serta rinciannya), nastiti (tahu asal muasal sebuah barang dan kegunaannya serta dapat menggunakan dengan baik nafkah yang diberikan oleh suami), nyimpen wadi (pandai menyimpan rahasia suami dan keluarga); (2) agar dapat berhasil dalam hidup berumah tangga, seorang istri hendaknya bersikap: berhati-hati dalam segala hal, mengenal sifat-sifat keluarga dan famili sehingga dapat menyesuaikan diri, mengerti acara suami sehari-hari dan dapat membantu jika diperlukan, jika memberi saran atau mengemukakan pendapat harus mencari waktu yang tepat, paham akan tugasnya sebagai seorang istri, jangan menggunakan atau memanfaatkan barang-barang milik suami tanpa seizinnya, pandai merawat barang-barang milik suami, dan meski suami memberi keleluasaan, tetapi tetap melakukan segala hal sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kepustakaan Tim Koordinasi Siaran Direktorat Jenderal Kebudayaan. 1995. Aneka Ragam Khasanah Budaya Nusantara VI. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sumber: http://www.wacananusantara.org/content/view/category/2/id/150

Iklan

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline