Naskah Kuno dan Prasasti
Naskah Kuno dan Prasasti
Naskah Kuno Sumatera Barat Batak
Pustaha Laklak
- 23 April 2015

Naskah Kuno inilah yang disebut PUSTAHA LAKLAK dengan memakai aksara batak dengan tahun penulisannya tidak diketahui.Didalam Pustaha Laklak memuat banyak aturan yang tentunya bernorma pada kepercayaan Sipelebegu dan sebagainya yang merupakan kepercayaan asli Orang Batak. Kepercayaan Orang Batak meyakini adanya Kausa Prima berupa Debata (Naibata menurut Dialek Simalungun, yang mungkin saja sama dengan Dewata) dengan meyakini adanya 3 Dimensi Alam yaitu Banua Ginjang yaitu Dimensi Ilahiah , Banua Tongah yaitu Dimensi Korelasi Insani & Makhluk Hidup lainnya serta Banua Toru(h)yaitu Dimensi Spiritual. Ketiganya tersimbol dalam Tondi (tonduy menurut dialek simalungun; merupakan spirit of the spirits), Sahala (merupakan power of the powers) dan Begu ( merupakan simbol kegaiban)Pustaha Laklak banyak memuat aturan-aturan mengenai mobilitas orang batak masa itu; kita ambil contoh saja mengenai Keparanormalan dan Pengobatan Tradisi.Dalam kajian saya mengenai Pustaha Laklak Simalungun, sebagian besar membahas dunia metafisis ala Simalungun seperti Tabas-tabas (mantera – mantera), Takkal ni Bisa ( Penawar Racun/santet dan tata cara meracun/santet), Pulungan (Jamu-jamuan), Panjahaion Ompak ni Ipon (Pelajaran Memprediksi dgn serpihan gigi), Panjahaion Parsopoan (Pelajaran Fengshui ala simalungun), Rajah, hari baik dan sebagainya.

Disini saya menukil hanya sekelumit contoh tentang isi Pustaha Laklak simalungun, misalnya:

1. Tentang Fengshui:

“Jaha sopo iholang-holang batang-batang sada, janah abing reben i desa otara Rohma naosuman bani oppungni sopou, matean oppung ni sopo ale amang datu.Jaha sopou ipajongjong bani suhi-suhi dalan nabolon topat bani topi dalan, rohma nasosuman bani oppunganni sopou inon. Buei marsilaosan begu monggop bani sopou inon, matean oppungni sopou inon”.

kira-kira bermakna:

“Jika sebuah bangunan didirikan diapit balok besar, satu diantara balok terletak pada kemiringan disebelah utara bangunan, pemiliknya tidak akan berhoki.Jika bangunan ditepi jalan raya pada posisi sudut jalan umum, maka pemilik akan ditimpa musibah karena banyak dilintasi energi negatif”.

2. Tentang Santet:

Memakai bahan kulit Harimau, Tanah Kuburan dari Pusara yg baru satu hari, kulit Musang, Tali Pengikat Senjata Tajam, Buah Enau yg berjatuhan dan Pucuk kain Pangulu Balang. Semua Bahan disatukan dan dimasukkan kedalam Labu Muda sebagian, dan sebagian disatukan dengan kulit Harimau serta sebagian untuk bahan taburan. Lalu Manterai dan kemudian disemburkan pada bahan kulit Harimau dan Labu Muda: “surung maho botara ni pangulu balang nina gurunghu, pangulu balang ni pagar pangorom, amani si porhas manoro, inani si porhas manoro botara porhas manoro, surung porhas manoro dihosah ni musuhu…., surung bunuh ni…..surung ma ho botara pangulu balang nina gurunghu”

3. Tentang Pelet:

Salah satu cara pelet dengan ramuan yaitu menggunakan bahan yang melekat pada kayu, yang melekat pada batu, yang melekat di pohon enau, pada lumpang, serta segala sesuatu yang bersifat lengket. Seluruh bahan digiling halus.Pustaha Laklak memakai bahasa dan Aksara Batak. Aksara Batak yang mempunyai ciri-ciri tersendiri antara Batak Toba, Simalungun, Karo, Pakpak,  andailing/Angkola (di Simalungun disebut Puang ni Surat Sapuluh Siah krn berjumlah 19 huruf) seperti didlm gambar diatas tampak 19 huruf Simalungun itu yaitu: A, Ha, Ba, Pa, Na, Wa, Ga, Ja, Da, Ra, Ma, Ta, Sa, Ya, Nga, La, I, U dan Nya. Untuk membentuk menjadi satu kata, terkadang dibutuhkan pangolat ( anak huruf sebagai tanda baca), seperti dlm contoh: kata “Ki Sawung”, dibutuhkan huruf Ha (bs bermakna Ka), huruf Sa, Wa dan Nga. Huruf Ha diberi anak huruf agar berbunyi Ki, Sa tetap, huruf Wa dan Nga diberi anak huruf kemudian di gabungkan karena bersuku kata sama sehingga berbunyi WUNG.Dalam Pustaha laklak Simalungun No. 252, ada Tabas (mantra) yang menggunakan Bahasa Huruf, begini bunyi mantranya: “A, Ha, Ba, Pa, Na, Wa, Ga, Ja, Da, Ra, Ma, Ta, Sa, Ya, Nga, La, I, U, Nya, harannya hita sabapa sainang sanawa, nini pormula jadi ni surat sapulu siyah, samula, sumili yah na ho begu, sumala sumili, yah ho aji ni halak. Borkat ma hamu Guru Sinalisi, na miyan Naibata diyatas, borkat mahamu Guru Siniyaman, na miyan Naibata ditongah, borkat ma hamu Guru Mangontang Dunia, na miyan Naibata ditoruh, harannya ham na mampogang hanami manusiya, pogang begu, pogang aji ni halak, iya ma tuwanku jungjunganku”. Mantera ini untuk menjauhkan kejahatan dan guna-guna.

Diyakini, Aksara Simalungun ini memiliki pemimpin-pemimpin gaib, dalam pustaha laklak diterangkan nama – nama pemimpin2 gaibnya yaitu: RAJA I DABIYA, TUAN DIBORAKU, ASAL NABU, SITUNAGORI, TUWAN NABI ALLI, ALAM SADIYA, ALAM SADIA SAH, ALAM JAHARI, TUWAN MARJANDIHI, RAJA SIPORAT NANGGAR, RAJA ENDAH DUNIYA, RAJA DI PUSUK SUNGEI, TUWAN NABI ALI MUHAMMAD, TUWAN SI NAHAR NANGKIR, OMPUNG ANGLAH TAALA, PUWANG AJI BORAIL. Bagi murid-murid yang belajar dunia spiritual Simalungun, dianjurkan untuk menghormati pimpinan-pimpinan gaib dari abjad diatas, dengan ritual khusus yg menyediakan sesaji berupa Ayam Merah yang disusun diatas daun dan diletakkan di tikar yang masih baru, sira pege yaitu cocolan garam, lada dan jahe 7 iris, bunga kembang sepatu 7 tangkai. Semua bahan ini dilingkari dengan benang putih. Masih dalam pustaha laklak, bahan diatas dilengkapi dengan nira, air, rudang, minyak saloh, beras sangrai yang dibuat tepung, 19 lembar sirih, kue nitak (tepung beras dicampur gula aren) serta huruf-huruf yang telah disediakan. Seluruh murid mengelilingi tikar tempat sesaji dan huruf yang diletakkan, lalu sang guru membacai mantra:


“Borkat ma hamu RAJA I DABIYA, Borkat ma hamu TUAN DIBORAKU, Borkat ma hamu ASAL NABU, Borkat ma hamu SITUNAGORI, Borkat ma hamu TUWAN NABI ALLI, Borkat ma hamu si ALAM SADIYA, Borkat ma hamu si ALAM SADIA SAH, Borkat ma hamu si ALAM JAHARI, Borkat ma hamu TUWAN MARJANDIHI, Borkat ma hamu RAJA SIPORAT NANGGAR, Borkat ma hamu RAJA ENDAH DUNIYA, Borkat ma hamu RAJA DI PUSUK SUNGEI, Borkat ma hamu TUWAN NABI ALI MUHAMMAD, Borkat ma hamu TUWAN SI NAHAR NANGKIR, Borkat ma hamu OMPUNG ANGLAH TAALA, Borkat ma hamu PUWANG AJI BORAIL, harannya ham Puwang ni Surat Sapuluh Siyah, na mannaikhon hosah, iya Tuwanku Jungjunganku” .Lalu murid disuruh memilih huruf yang disukainya secara intuitif. huruf inilah yang bisa dijadikannya sebagai washilah berupa jimat dan sebagainya untuk menyatukan diri dengan alam gaib. huruf yang dipilih bisa di jadikan mantra handalan. Dalam Pustaha Laklak No. 3055, ada beberapa mantra yang digunakan dengan membaca huruf yang dipilih tadi, membacanya dengan mandoding yaitu bersenandung; misalnya untuk Pagar Pertahanan.

Di dalam pustaha laklak juga banyak memuat rajah-rajah untuk kepentingan ritual supranatural. di attech file ada beberapa contoh rajah yang bisa dipergunakan, yaitu: pada gambar (a), (b) & © adalah merupakan rajah pulungan ni bulung-bulung tawar atau ramuan daun-daun tawar yang saya kutip dari Pustaha Laklak Simalungun No. 252 dan No. 680. Rajah (a) berfungsi untuk menyerang paranormal yang membuat seseorang lama berumah tangga, Rajah (b) untuk meminta bantuan gaib Tuan Sordibanua, Rajah  ditulis di daun kincung untuk penghukum dan sekaligus bisa untuk pengasih, sedang Rajah (d) yang saya kutip dari Pustaha Laklak Simalungun No. 3055 adalah berfungsi untuk santet.

Disamping memuat hal ikhwal Supranatural dan pengobatan, Pustaha Laklak juga memuat hal lain; seperti Pustaha simalungun “Parpadanan na Bolag” yang mengisahkan asal usul marga Damanik sebagai Penguasa Dinasti Nagur. Pustaha ini mungkin saja ditulis oleh pejabat kerajaan atau bisa saja ditulis orang luar kerajaan pada masa atau akhir keruntuhan kerajaan pada penghujung abad XIV, kesemuanya bertujuan Habonaron do Bona yaitu Kebenaranlah yang mesti ditegakkan. Demikian selayang pandang tentang Pustaha Laklak.

Naskah Kuno inilah yang disebut PUSTAHA LAKLAK dengan memakai aksara batak dengan tahun penulisannya tidak diketahui.Didalam Pustaha Laklak memuat banyak aturan yang tentunya bernorma pada kepercayaan Sipelebegu dan sebagainya yang merupakan kepercayaan asli Orang Batak. Kepercayaan Orang Batak meyakini adanya Kausa Prima berupa Debata (Naibata menurut Dialek Simalungun, yang mungkin saja sama dengan Dewata) dengan meyakini adanya 3 Dimensi Alam yaitu Banua Ginjang yaitu Dimensi Ilahiah , Banua Tongah yaitu Dimensi Korelasi Insani & Makhluk Hidup lainnya serta Banua Toru(h)yaitu Dimensi Spiritual. Ketiganya tersimbol dalam Tondi (tonduy menurut dialek simalungun; merupakan spirit of the spirits), Sahala (merupakan power of the powers) dan Begu ( merupakan simbol kegaiban)Pustaha Laklak banyak memuat aturan-aturan mengenai mobilitas orang batak masa itu; kita ambil contoh saja mengenai Keparanormalan dan Pengobatan Tradisi.Dalam kajian saya mengenai Pustaha Laklak Simalungun, sebagian besar membahas dunia metafisis ala Simalungun seperti Tabas-tabas (mantera – mantera), Takkal ni Bisa ( Penawar Racun/santet dan tata cara meracun/santet), Pulungan (Jamu-jamuan), Panjahaion Ompak ni Ipon (Pelajaran Memprediksi dgn serpihan gigi), Panjahaion Parsopoan (Pelajaran Fengshui ala simalungun), Rajah, hari baik dan sebagainya.

Disini saya menukil hanya sekelumit contoh tentang isi Pustaha Laklak simalungun, misalnya:

1. Tentang Fengshui:

“Jaha sopo iholang-holang batang-batang sada, janah abing reben i desa otara Rohma naosuman bani oppungni sopou, matean oppung ni sopo ale amang datu.Jaha sopou ipajongjong bani suhi-suhi dalan nabolon topat bani topi dalan, rohma nasosuman bani oppunganni sopou inon. Buei marsilaosan begu monggop bani sopou inon, matean oppungni sopou inon”.

kira-kira bermakna:

“Jika sebuah bangunan didirikan diapit balok besar, satu diantara balok terletak pada kemiringan disebelah utara bangunan, pemiliknya tidak akan berhoki.Jika bangunan ditepi jalan raya pada posisi sudut jalan umum, maka pemilik akan ditimpa musibah karena banyak dilintasi energi negatif”.

2. Tentang Santet:

Memakai bahan kulit Harimau, Tanah Kuburan dari Pusara yg baru satu hari, kulit Musang, Tali Pengikat Senjata Tajam, Buah Enau yg berjatuhan dan Pucuk kain Pangulu Balang. Semua Bahan disatukan dan dimasukkan kedalam Labu Muda sebagian, dan sebagian disatukan dengan kulit Harimau serta sebagian untuk bahan taburan. Lalu Manterai dan kemudian disemburkan pada bahan kulit Harimau dan Labu Muda: “surung maho botara ni pangulu balang nina gurunghu, pangulu balang ni pagar pangorom, amani si porhas manoro, inani si porhas manoro botara porhas manoro, surung porhas manoro dihosah ni musuhu…., surung bunuh ni…..surung ma ho botara pangulu balang nina gurunghu”

3. Tentang Pelet:

Salah satu cara pelet dengan ramuan yaitu menggunakan bahan yang melekat pada kayu, yang melekat pada batu, yang melekat di pohon enau, pada lumpang, serta segala sesuatu yang bersifat lengket. Seluruh bahan digiling halus.Pustaha Laklak memakai bahasa dan Aksara Batak. Aksara Batak yang mempunyai ciri-ciri tersendiri antara Batak Toba, Simalungun, Karo, Pakpak,  andailing/Angkola (di Simalungun disebut Puang ni Surat Sapuluh Siah krn berjumlah 19 huruf) seperti didlm gambar diatas tampak 19 huruf Simalungun itu yaitu: A, Ha, Ba, Pa, Na, Wa, Ga, Ja, Da, Ra, Ma, Ta, Sa, Ya, Nga, La, I, U dan Nya. Untuk membentuk menjadi satu kata, terkadang dibutuhkan pangolat ( anak huruf sebagai tanda baca), seperti dlm contoh: kata “Ki Sawung”, dibutuhkan huruf Ha (bs bermakna Ka), huruf Sa, Wa dan Nga. Huruf Ha diberi anak huruf agar berbunyi Ki, Sa tetap, huruf Wa dan Nga diberi anak huruf kemudian di gabungkan karena bersuku kata sama sehingga berbunyi WUNG.Dalam Pustaha laklak Simalungun No. 252, ada Tabas (mantra) yang menggunakan Bahasa Huruf, begini bunyi mantranya: “A, Ha, Ba, Pa, Na, Wa, Ga, Ja, Da, Ra, Ma, Ta, Sa, Ya, Nga, La, I, U, Nya, harannya hita sabapa sainang sanawa, nini pormula jadi ni surat sapulu siyah, samula, sumili yah na ho begu, sumala sumili, yah ho aji ni halak. Borkat ma hamu Guru Sinalisi, na miyan Naibata diyatas, borkat mahamu Guru Siniyaman, na miyan Naibata ditongah, borkat ma hamu Guru Mangontang Dunia, na miyan Naibata ditoruh, harannya ham na mampogang hanami manusiya, pogang begu, pogang aji ni halak, iya ma tuwanku jungjunganku”. Mantera ini untuk menjauhkan kejahatan dan guna-guna.

Diyakini, Aksara Simalungun ini memiliki pemimpin-pemimpin gaib, dalam pustaha laklak diterangkan nama – nama pemimpin2 gaibnya yaitu: RAJA I DABIYA, TUAN DIBORAKU, ASAL NABU, SITUNAGORI, TUWAN NABI ALLI, ALAM SADIYA, ALAM SADIA SAH, ALAM JAHARI, TUWAN MARJANDIHI, RAJA SIPORAT NANGGAR, RAJA ENDAH DUNIYA, RAJA DI PUSUK SUNGEI, TUWAN NABI ALI MUHAMMAD, TUWAN SI NAHAR NANGKIR, OMPUNG ANGLAH TAALA, PUWANG AJI BORAIL. Bagi murid-murid yang belajar dunia spiritual Simalungun, dianjurkan untuk menghormati pimpinan-pimpinan gaib dari abjad diatas, dengan ritual khusus yg menyediakan sesaji berupa Ayam Merah yang disusun diatas daun dan diletakkan di tikar yang masih baru, sira pege yaitu cocolan garam, lada dan jahe 7 iris, bunga kembang sepatu 7 tangkai. Semua bahan ini dilingkari dengan benang putih. Masih dalam pustaha laklak, bahan diatas dilengkapi dengan nira, air, rudang, minyak saloh, beras sangrai yang dibuat tepung, 19 lembar sirih, kue nitak (tepung beras dicampur gula aren) serta huruf-huruf yang telah disediakan. Seluruh murid mengelilingi tikar tempat sesaji dan huruf yang diletakkan, lalu sang guru membacai mantra:


“Borkat ma hamu RAJA I DABIYA, Borkat ma hamu TUAN DIBORAKU, Borkat ma hamu ASAL NABU, Borkat ma hamu SITUNAGORI, Borkat ma hamu TUWAN NABI ALLI, Borkat ma hamu si ALAM SADIYA, Borkat ma hamu si ALAM SADIA SAH, Borkat ma hamu si ALAM JAHARI, Borkat ma hamu TUWAN MARJANDIHI, Borkat ma hamu RAJA SIPORAT NANGGAR, Borkat ma hamu RAJA ENDAH DUNIYA, Borkat ma hamu RAJA DI PUSUK SUNGEI, Borkat ma hamu TUWAN NABI ALI MUHAMMAD, Borkat ma hamu TUWAN SI NAHAR NANGKIR, Borkat ma hamu OMPUNG ANGLAH TAALA, Borkat ma hamu PUWANG AJI BORAIL, harannya ham Puwang ni Surat Sapuluh Siyah, na mannaikhon hosah, iya Tuwanku Jungjunganku” .Lalu murid disuruh memilih huruf yang disukainya secara intuitif. huruf inilah yang bisa dijadikannya sebagai washilah berupa jimat dan sebagainya untuk menyatukan diri dengan alam gaib. huruf yang dipilih bisa di jadikan mantra handalan. Dalam Pustaha Laklak No. 3055, ada beberapa mantra yang digunakan dengan membaca huruf yang dipilih tadi, membacanya dengan mandoding yaitu bersenandung; misalnya untuk Pagar Pertahanan.

Di dalam pustaha laklak juga banyak memuat rajah-rajah untuk kepentingan ritual supranatural. di attech file ada beberapa contoh rajah yang bisa dipergunakan, yaitu: pada gambar (a), (b) & © adalah merupakan rajah pulungan ni bulung-bulung tawar atau ramuan daun-daun tawar yang saya kutip dari Pustaha Laklak Simalungun No. 252 dan No. 680. Rajah (a) berfungsi untuk menyerang paranormal yang membuat seseorang lama berumah tangga, Rajah (b) untuk meminta bantuan gaib Tuan Sordibanua, Rajah  ditulis di daun kincung untuk penghukum dan sekaligus bisa untuk pengasih, sedang Rajah (d) yang saya kutip dari Pustaha Laklak Simalungun No. 3055 adalah berfungsi untuk santet.

Disamping memuat hal ikhwal Supranatural dan pengobatan, Pustaha Laklak juga memuat hal lain; seperti Pustaha simalungun “Parpadanan na Bolag” yang mengisahkan asal usul marga Damanik sebagai Penguasa Dinasti Nagur. Pustaha ini mungkin saja ditulis oleh pejabat kerajaan atau bisa saja ditulis orang luar kerajaan pada masa atau akhir keruntuhan kerajaan pada penghujung abad XIV, kesemuanya bertujuan Habonaron do Bona yaitu Kebenaranlah yang mesti ditegakkan. Demikian selayang pandang tentang Pustaha Laklak.

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya