Naskah Kuno dan Prasasti
Naskah Kuno dan Prasasti
Prasasti Kuno Jawa Tengah Klaten
Prasasti Wukiran
- 13 Juli 2018
Prasasti Wukiran berangka tahun 784 Çaka atau 862 M, dengan menggunakan aksara Jawa Kuno dan memakai dua bahasa, yaitu bahasa Sansekerta dan bahasa Jawa Kuno. Bagian awal prasasti menggunakan bahasa Sansekerta sebanyak 6 baris yang berisi puji-pujian terhadap Åšiwa dan Walaing. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan bahasa Jawa Kuno sebanyak 9 baris. Di baris ke 17 kembali menggunakan bahasa Sansekerta yang berisi puji-pujian terhadap Kumbhayoni. Dua baris terakhir ditutup dengan bahasa Jawa Kuno.
 
Prasasti yang dikeluarkan pada masa pemerintahan Rakai Walaing Pu Kumbhayoni ini, terbuat dari batu andesit (upala praśasti) yang berbentuk blok dengan puncak setengah lingkaran atau membulat. Secara keseluruhan, prasasti Wukiran mempunyai tinggi 84 cm yang diukur dari bawah hingga hingga ujung puncak prasasti. Tinggi bagian badan prasasti adalah 71,5 cm dan bagian puncak 12,5 cm. Panjang prasasti adalah 35,5 cm dengan ketebalan batu yang berbeda yaitu antara 10-12 cm.
 
Prasasti Wukiran ditemukan di Desa Pereng, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah pada tahun 1890, sehingga kadang-kadang prasasti ini dikenal juga dengan nama prasasti Pereng. Lokasi penemuan ini berada di kaki pegunungan selatan antara kompleks Kraton Ratu Boko dan Candi Sojiwan, sekitar 2 kilometer dari Kompleks Candi Prambanan. Kini, prasasti Wukiran disimpan di Museum Nasional Jakarta dengan nomor inventaris D.77 di dalam museum gedung baru lantai 2.
 
Prasasti Wukiran menyebutkan bahwa pada tanggal 3 Suklapaksa bulan Magha 784 Ç, Rakai Walaing Pu Kumbhayoni, cicit Sang Ratu Halu memberikan sebidang sawah di Wukiran seluas dua tampah untuk persembahan bagi Sanghyang Winaya. Disusul dengan daftar pejabat yang bertindak sebagai pelaksana dan saksi penetapan sÄ«ma itu, yang ditutup dengan kutukan terhadap mereka yang berani menghapuskan status sÄ«ma tersebut.
 
Baris berikutnya berisi keterangan dalam bahasa Sansekerta yang memuat puji-pujian terhadap Kumbhayoni yang membangun sebuah candi yang bernama Bhadraloka demi kesejahteraan anak cucunya dan rakyatnya dengan pengharapan semoga selanjutnya di dunia ini selalu ada kebahagiaan, ketaatan terhadap dewa-dewa, kebijakan, keluhuran budi, dan kemurahan hati, termasuk bagi para pendeta dan raja. Serta adanya keinginan agar tidak ada permusuhan, penyakit, dan kebencian. Sebagai penutup kembali menggunakan bahasa Jawa Kuno yang berisi daftar daerah kekuasaan Kumbhayoni, yaitu daerah Tunggang, DawÄ•t, Langka, SÄ•rÄ•h, air terjun Walā, Walaing, Lodwāng.
 
Alih aksara:
// yata ° utpan=naṁ vi Å›=vaṁ yatra ca jâ taṁ vilÄ«nam api yatra
tas=mai namo bhagava te śivāya śivakāriṇe tu bhyam
pathagāpidū raduritāśū n=yāpihitapradānimiṣa pū rᶇ =nā
Å›ivira vÅ--tāp=yatipÅ« tā Å›ilā yato jan=mibhiḥ pÅ« j=yâ //o//
// yâva t k=he ravi Å›a Å›inau yâvad =dhâtri catus=samudra vÅ--tā
yâvad =daÅ›a diÅ›i vâyus =tâvad= bhak=ti valaiá¹... nām=nah //o//
// S=was=ti Å›aka wará¹£atÄ«ta 784 mâgha mâsa Å›uk=lapak=á¹£a
tÅ--tÄ«ya somawârâ tat=kâla rake walaiÅ‹ pu ku m=bhayo-
-ni puyut saÅ‹ ratu °I halu pak=wia=nira °I jaÅ‹lu ran ma-
-weḥ sawaḥ °I wu kiran tampaḥ aliḥ °I tam=wâhuraÅ‹ á¹...aran=ni
kanaÅ‹ sawaḥ d=mak carua saÅ‹ h=yaṁ winâya °uwaÅ‹ saÅ‹ pam=gat
meḥhakan °I kanaÅ‹ sawaḥ saÅ‹ tuha kalaÅ‹ pu nis=ta gu  =ti
si °uá¹...=gaḥ win=kas si manik=á¹£a paru jar kâliḥ si ara si=
maá¹...=gah tuá¹...=gu kuvu si w=si wahu ta si mit=ra sataá¹...uṇ=daha
ni °inajarraken =mapatiḥ kâliḥ wadihati maku dur ti-
ru °an °asiÅ‹ muput °ikiÅ‹ sÄ«ma °upadrawâ br ah=mahat=ya
/o/ vihite kalaÅ›aja nāmnā bhadrālokāh=vaye vivudha ge
he tas=yā tha pu tra potrāḥ bhavan=tu lab=dheá¹£=ta padajÄ«vāḥ
°an=yac=ca jagatāṁ Å›ivam as=tu sadā bho d=vija râj=naṁ tatha sivara tānaṁ
Å›=ru ti bhak=ti dâna dharm=ma bhavan=tu nārātirogers=yâḥ
tuá¹...gaÅ‹ dawÄ•t =laá¹...ka sÄ• rÄ•h vu lakan =ni walâ walaiṁ
lod=wam wan=wa niraÅ‹ dhÄ«mān ku m=bhayoni á¹...aran=nira
 
Alih bahasa:
// di mana kelahiran dikendalikan, di sana juga pemberian pertumbuhan
(karena itulah) diberikan hormat kepada yang mulia Åšiwa dan Durga
meskipun diletakkan jauh dari jalan namun (ia) terisi kekosongan penuh dengan kewaspadaan dan menjauhi keburukan
setelah batu ini dimurnikan (maka ia) mengelilingi (serta) mengendalikan tempat kediaman kerajaan (sehingga) ia patut dihormati oleh semua makhluk //
// ketika matahari dan bulan di langit dan selama (dunia) dijaga dan dikelilingi oleh empat samudra
selama masih ada angin di sepuluh wilayah, maka daerah yang bernama Walaing dihormati //o//
//selamat tahun Åšaka telah berlalu 784 pada paro terang bulan Magha
hari senin tanggal 3, ketika Rakai Walaing Pu Kumbhayoni
(yang merupakan) buyut laki-laki dari Sang Ratu i Halu dan kakek buyutnya di Jangluran
memberi sawah di Wukiran dan Tamwahurang masing-masing berukuran satu tampah
itu sawah (merupakan) hadiah dari raja (sebagai) persembahan untuk Sang Hyang Winaya yang menggema . sang pamgat
memberikan itu sawah (untuk) sang tuha kalang yang bernama Pu Nista, gusti (yang bernama)
si Unggah, pembawa pesan (vinkas) (bernama) Maniksa, dua juru bicara (parujar) yaitu Ara
(dan) Manggah, penjaga (tunggu) kuwu bernama Wsi, wahuta bernama Mitra dan pemimpin upacara
(sumpah) diucapkan oleh dua mapatih, yaitu (samgatwadihati dan (samgatmakudur
(samgat) tiruan (adalah) orang-orang yang menyelesaikan (upacara) sÄ«ma ini (dengan membuat sumpah bahwa barang siapa yang menghancurkan sÄ«ma akan mendapatkan) bencana (setara dengan dosa) membunuh Brahman
/o/ ketika bangunan yang kuat (bernama?) Bhadraloka didirikan oleh (dia) yang bijaksana dan (terlahir) dari tempayan (Agastya)
kemudian keturunan-keturunannya selalu memperoleh langkah kehidupan dan jadilah apa mereka yang diinginkan
selain itu demikianlah (ia) memiliki seluruh dunia, pendeta raja serta dibahagiakan oleh Åšiwa
jadikanlah dharma (kewajiban), sedekah, perhatikan perintah dan bukan (jadikan) musuh, penyakit dan iri
Tunggang Dawet, Langka Sĕrĕh, Wulakan, (air terjun) Walā, Walaing
Lodwang, (adalah) wanwa milik Kumbhayoni yang bijaksana
 
Kepustakaan:
Tres Sekar Prinanjani, 2009, Prasasti Wukiran 784 S: Suatu Pembacaan Ulang, dalam Skripsi di Program Studi Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia

 

 
 

Sumber: kekunaan.blogspot.com

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline