×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Naskah Kuno dan Prasasti

Elemen Budaya

Naskah Kuno dan Prasasti

Provinsi

Sumatera Utara

Asal Daerah

Toba Samosir

Mengenal Pustaha: Buku Lipat dari Batak

Tanggal 07 Aug 2018 oleh OSKM18_16918047_Mauritz Daniel Mangiring Siahaan.

Pustaha adalah sebuah buku atau surat dalam budaya Batak yang berisi catatan pengobatan tradisional, ilmu-ilmu gaib, keterangan tentang cara menolak hal-hal yang jahat (poda), mantra, ramalan-ramalan baik yang baik maupun yang buruk, serta ramalan mimpi. Buku ini biasa ditulis dengan aksara Batak. Secara fisik, pustaha terdiri dari lampak (sampul) dan laklak (kulit kayu sebagai media penulisan). Sampul buku ini sering dihiasi dengan motif llik, seekor kadal yang melambangkan dewa Boraspati Ni Tano.

Istilah pustaha disebut sebagai buku ramalan masyarakat Batak yang telah dikenal di dunia Barat sejak 200 tahun yaitu saat Van der Tuuk menjadikan isi pustaha sebagai objek penelitiannya. Akan tetapi artikel yang ditulis oleh Rene Teygeler ini tidak akan mengulas isi penelitian Van der Tuuk, melainkan untuk merekonstruksi proses produksi dari pustaha berdasarkan beberapa studi literatur serta mengkaji beberapa alat tulis dan bahan naskah yang digunakan olehnya. Heterogenitas masyarakat suku Batak (Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing) menimbulkan asumsi beragamnya tata cara pembuatan pustaha pada masing-masing kelompok masyarakat. Akan tetapi, Teygeler menegaskan bahwa terdapat keseragaman dalam pembuatan pustaha meskipun terdapat perbedaan latar belakang etnis pada tiap kelompok.

Secara umum, istilah pustaha merupakan sebuah istilah untuk menyebutkan sebuah produk tradisi tulis dari suku Batak. Meskipun demikian, setiap kelompok masyarakat Batak memiliki definisi masing-masing terkait makna istilah ini. Kelompok Batak Toba misalnya menyebutkan bahwa Pustaha berasal dari bahasa kelompok Batak Toba yang merupakan istilah untuk menyebutkan buku ramalan suku Batak. Kelompok Batak Karo menyebut buku mereka dengan istilah pustaka atau pustaka laklak yang berarti ‘buku yang terbuat dari kulit kayu’, sedangkan kelompok Batak Pakpak menyebutnya dengan istilah lapihin atau lopijan untuk merujuk benda yang sama.

Menurut Voorhoeve, teks yang tertulis di dalam pustaha biasanya adalah ilmu magis, ramalan, dan obat-obatan meskipun demikian terkadang ditemukan pula pustaha yang berisi tentang peristiwa sejarah, legenda, serta beberapa bentuk pengakuan atas Eropa pada teks-teks tersebut. Pustaha dibuat oleh seorang dukun yang disebut datu dengan tujuan membuat bahan rujukan yang berfungsi sebagai buku petunjuk yang melengkapi petunjuk lisan yang telah dipelihara sejak lama. Pustaha ditulis di atas kulit kayu yang dilipat menggunakan mode concertina (semacam akordion) dan terkadang dilengkapi dengan papan. Meskipun bahasa Batak memiliki banyak dialek, akan tetapi bahasa tulis yang digunakan dalam pustaha tetap seragam tanpa mengurangi ciri khas lokalnya. Ketidakjelasan aksara pada bahasanya ini membuat bahasa Batak memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi pada saat dilakukan proses transkripsi dan transliterasi terhadap teks dalam pustaha.

Pada dasarnya ilmu pengetahuan yang tertulis di dalam pustaha dapat dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu ilmu yang menyambung hidup, ilmu yang menghancurkan hidup dan ilmu nujum. Pustaha digunakan oleh seorang datu atau seorang murid yang belajar untuk menjadi seorang datu. Pustaha biasa dibuat dari kayu atau kulit kayu pohon alim yang dikupas. Panjang kulit kayu bisa mencapai 7 meter dan lebar 60 cm. Meski demikian, sebuah pustaha yang disimpan di perpustakaan Universitas Leiden memiliki panjang hingga 15 meter lebih. Selain dari kulit kayu, terdapat juga pustaha yang dibuat dari bambu atau bahan lainnya.

#OSKMITB2018

 

 

DISKUSI


TERBARU


Resep Layur Bum...

Oleh Masterup1993 | 24 Jan 2025.
Makanan

Ikan layur yang terkenal sering diolah dengan bumbu kuning. Rasa ikan layur yang dimasak dengan bumbu kuning memberikan nuansa oriental yang kuat...

Bakso Titoti Wo...

Oleh Deni Andrian | 10 Jan 2025.
Makanan

Bakso titoti wonogiri gitu gaes ya hahahahhahahahahah

Tempong khas Te...

Oleh Deni Andrian | 10 Jan 2025.
Makanan

Bahan-bahan 12 porsi 1 papan tempe besar 1 genggam daun kemangi Bumbu Halus: 3 siung bawang putih 5 buah bawang merah 5 buah cabai rawit merah (op...

Mpaa Sere (Tari...

Oleh Aji_permana | 07 Jan 2025.
Tradisi

Mpaa Sere adalah tarian tradisional yang bertujuan untuk menyambut tamu penting sebagai bentuk penghormatan, sambil sesekali memperlihat ketangkasan...

Mpa'a Oro Gata

Oleh Aji_permana | 29 Dec 2024.
Tradisi

Mpa'a Oro Gata adalah salah satu permainan tradisional dari Bima, Nusa Tenggara Barat, yang diwariskan dari generasi ke generasi. Secara harfiah, ist...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...