×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Relief Candi

Elemen Budaya

Naskah Kuno dan Prasasti

Provinsi

Jawa Tengah

Asal Daerah

Dinasti Syailendra

Kisah Manohara di Relief Candi Borobudur

Tanggal 15 Jan 2013 oleh hokky saavedra. Revisi 2 oleh hokky saavedra pada 16 Jan 2013.

Kisah Manohara adalah kisah yang ada dalam 20 panel relief Candi Borobudur, di lantai kedua bagian dalam, panel bawah, tepat di bawah kisah dari kitab Lalitavistara.

Berikut di bawah ini adalah dokumentasi lengkap dari kisah Manohara di relief Candi Borobudur berikut interpretasi tekstualnya.

 

Catatan:

1. Halaman ini memuat beberapa puluh gambar, tunggu beberapa saat untuk bisa me-load semua gambar

2. Keterangan tentang adegan yang digambarkan dalam relief terdapat dalam keterangan tiap gambar.

Di kerajaan Pancala Utara memerintah raja dan permaisuri yang bijaksana dengan menteri-menterinya. Putra mahkota dari raja bernama Sudhana. Kesuburan dan kemakmuran membuat seekor ular Naga betah untuk tinggal di sana. Foto: Hokky Situngkir Candi Borobudur Lt. 1 Sisi Relief Bagian dalam panel bawah Tanggal: 27 April 2012
Raja Pancala Selatan adalah raja yang zolim, dan digambarkan sedang berburu bersama menteri-menterinya. Ia melewati desa-desa di wilayah kerajaannya yang miskin. Menteri-menterinya mengatakan bahwa makhluk Naga tak bias diburu karena ia tak suka dengan keadaan kerajaanya itu. Foto: Hokky Situngkir Candi Borobudur Lt. 1 Sisi Relief Bagian dalam panel bawah Tanggal: 27 April 2012
Raja Pancala Selatan lalu menawarkan hadiah pada siapapun yang bisa membawa Naga kembali ke kerajaannya. Seorang pawang lalu merapal mantera untuk membawa naga dari Utara selama 7 hari. Si Naga hampir saja terperdaya oleh mantra itu, jika tak ditolong oleh seorang pemburu bernama Halaka yang tinggal di dekat danau. Foto: Hokky Situngkir Candi Borobudur Lt. 1 Sisi Relief Bagian dalam panel bawah Tanggal: 27 April 2012
Karena telah dibantu, Naga memberikan tali jerat yang ajaib untuk berburu. Lalu Halaka menggunakan tali jerat itu untuk menangkap seorang peri bernama Manohara – setengah manusia setengah burung – disebut sebagai makhluk Kinnari. Foto: Hokky Situngkir Candi Borobudur Lt. 1 Sisi Relief Bagian dalam panel bawah Tanggal: 27 April 2012
Manohara lalu memberikan sebuah permata pada Halaka sebagai tanda ia telah takluk. Halaka yang bertemu Sudhana yang sedang berburu menawarkan Manohara padanya. Sudhana jatuh cinta padanya dan akhirnya setuju untuk membayar demi Manohara untuk dinikahi. Foto: Hokky Situngkir Candi Borobudur Lt. 1 Sisi Relief Bagian dalam panel bawah Tanggal: 27 April 2012
<p> Dua pendeta brahma datang ke Pancala Utara. Satu diangkat menjadi pendeta istana, dan yang lain dijanjikan akan menjadi pendeta istana tatkala Sudhana memerintah. Pendeta pertama lalu berniat membunuh Sudhana. Foto: Hokky Situngkir Candi Borobudur Lt. 1 Sisi Relief Bagian dalam panel bawah Tanggal: 27 April 2012</p>
Si pendeta itu membujuk raja untuk mengirim Sudhana ke sebuah tempat di mana sedang terjadi pemberontakan. Foto: Hokky Situngkir Candi Borobudur Lt. 1 Sisi Relief Bagian dalam panel bawah Tanggal: 27 April 2012
Sudhana lalu memberi permata Manohara pada ibunya agar ibunya menjaga Manohara selama pergi. Foto: Hokky Situngkir Candi Borobudur Lt. 1 Sisi Relief Bagian dalam panel bawah Tanggal: 27 April 2012
Sudhana berhasil menumpas pemberontakan dengan bantuan monster-monster hutan. Foto: Hokky Situngkir Candi Borobudur Lt. 1 Sisi Relief Bagian dalam panel bawah Tanggal: 27 April 2012
Raja bermimpi dan berdasarkan tafsir si pendeta yang berniat jahat, ia mengatakan bahwa raja harus mengorbankan seorang kinari agar puteranya selamat. Raja tadinya menolak tapi akhirnya tak kuasa juga. Foto: Hokky Situngkir Candi Borobudur Lt. 1 Sisi Relief Bagian dalam panel bawah Tanggal: 27 April 2012
Ratu mengetahui Manohara terancam hidupnya dan memberikan permata kembali padanya. Segera Manohara terbang lepas. Tapi ia tak mau tinggalkan Sudhana, lalu menemui seorang resi di tepi danau. Kepada resi itu, Manohara memberikan cincinnya, dan ia pergi mencari pangeran. Foto: Hokky Situngkir Candi Borobudur Lt. 1 Sisi Relief Bagian dalam panel bawah Tanggal: 27 April 2012
Sudhana pulang dengan kemenangan. Foto: Hokky Situngkir Candi Borobudur Lt. 1 Sisi Relief Bagian dalam panel bawah Tanggal: 27 April 2012
Sudhana mencari-cari Manohara. Foto: Hokky Situngkir Candi Borobudur Lt. 1 Sisi Relief Bagian dalam panel bawah Tanggal: 27 April 2012
Ia mencari Manohara, namun saat menghadap ibundanya ia tahu Manohara telah pergi pulang ke tempat ayahnya, raja Kinnari. Foto: Hokky Situngkir Candi Borobudur Lt. 1 Sisi Relief Bagian dalam panel bawah Tanggal: 27 April 2012
Di tengah jalan mencari Manohara, Sudhana bertemu resi yang lalu memberi cincin Manohara padanya. Foto: Hokky Situngkir Candi Borobudur Lt. 1 Sisi Relief Bagian dalam panel bawah Tanggal: 27 April 2012
Sudhana bertemu peri-peri yang baru membasuh Manohara membersihkan bau manusia dari tubuhnya. Ia menjatuhkan cincin itu pada kendi air itu dengan harapan agar Manohara menemukannya. Foto: Hokky Situngkir Candi Borobudur Lt. 1 Sisi Relief Bagian dalam panel bawah Tanggal: 27 April 2012
Manohara menemukan cincin itu dan mencari cara agar Sudhana datang ke istananya. Foto: Hokky Situngkir Candi Borobudur Lt. 1 Sisi Relief Bagian dalam panel bawah Tanggal: 27 April 2012
Manohara meminta izin ayahnya, tapi ayahnya memberi syarat bahwa Sudhana harus terlebih dulu memanah melewati 7 pohon ke sasaran… Foto: Hokky Situngkir Candi Borobudur Lt. 1 Sisi Relief Bagian dalam panel bawah Tanggal: 27 April 2012
…dan Sudhana harus bisa mengenali Manohara di antara peri-peri lain. Foto: Hokky Situngkir Candi Borobudur Lt. 1 Sisi Relief Bagian dalam panel bawah Tanggal: 27 April 2012
Sudhana lolos kedua ujian itu dan bertemu lagi dengan Manohara. Mereka digambarkan di antara penari dan musisi yang menghibur kegembiraan mereka. Foto: Hokky Situngkir Candi Borobudur Lt. 1 Sisi Relief Bagian dalam panel bawah Tanggal: 27 April 2012

DISKUSI


TERBARU


Ulos Jugia

Oleh Zendratoteam | 14 Dec 2024.
Ulos

ULOS JUGIA Ulos Jugia disebut juga sebagai " Ulos na so ra pipot " atau pinunsaan. Biasanya adalah ulos "Homitan" yang disimp...

Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...