×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Naskah Tradisional

Elemen Budaya

Naskah Kuno dan Prasasti

Kakawin Nitisastra

Tanggal 25 Dec 2018 oleh Aze .

Kakawin Nitisastra dapat dipandang  sebagai  model  pola  asuh  anak  menurut  perspektif budaya Bali. Dimana  proses  perlakuan  anak  dianggap  sebagai kewajiban agama di samping kewajiban biologis. Demikian terungkap dalam artikel ilmiah berjudul “Citra dan Hak Anak Menurut Kakawin Nitisastra” yang ditulis oleh I Nyoman Suarka, A.A. Gede Bawa dan Komang Paramartha. Artikel tersebut dipublikasikan dalam Jurnal Kajian Bali, Volume. 06, Nomor. 02, tahun 2016.

Dalam artikel tersebut dituliskan bahwa Kakawin Nitisastra  merupakan sebuah karya sastra Jawa Kuna yang diperkirakan dikarang pada abad ke-15 di Jawa. Teks Kakawin Nitisastra merupakan salah satu warisan budaya bangsa Indonesia yang menyimpan informasi dan pengetahuan tradisional tentang citra dan hak-hak anak.

Hak anak yang dijelaskan dalam teks Kakawin Nitisastra  meliputi hak anak untuk tumbuh dan berkembang, hak untuk mendapatkan pendidikan, hak untuk mendapatkan perhatian, kasih sayang, dan perlindungan dari berbagai tindakan kekerasan. Teks Kakawin Nitisastra seolah-olah mengajak para orang tua agar berbuat melebihi induk burung dalam hal memperhatikan, memelihara,  dan  memberi  kasih  sayang  kepada  anak-anak.

Perumpamaan antara hewan dan manusia dalam memperhatikan, memelihara, dan memberikan kasih sayang kepada anaknya bukan sekadar perumpamaan estetik. Perumpamaan tersebut dapat dipahami sebagai bentuk penyadaran bagi manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang lebih tinggi daripada hewan karena memiliki tiga pramana, yaitu bayu (daya gerak), sabda (daya suara), dan iděp (daya pikir).

Disebutkan dalam artikel tersebut bahwa pada usia lima tahun, orang tua patut memperlakukan anaknya sebagai pangeran yang disayang dan dimanjakan. Ada kemungkinan hal yang melatarbelakangi pola asuh anak semacam  itu didasari pandangan bahwa anak yang berusia nol sampai lima tahun dipandang masih kurang akal. Pada usia sepuluh tahun, menurut teks Kakawin Nitisastra merupakan masa ideal bagi orang tua untuk memberikan pendidikan dan  pelatihan  kepada  anak,  terutama  membaca,  menulis, dan berhitung.

Lebih  jauh,  teks Kakawin Nitisastra menjelaskan bahwa pada usia  enam  belas  tahun,  orang  tua  patut  memperlakukan  anak sebagai sahabat karib. Pada usia enam balas tahun, anak sudah menuju kematangan fisik dan mental, tumbuh menjadi remaja dengan dimensi interpersonal yang muncul dalam tegangan antara ego  identity  dengan role  confusion.

Setelah berusia dua puluh tahun, seorang anak sudah dianggap memiliki kematangan dalam asmara dan teks Kakawin Nitisastra  memperbolehkan anak menikmati kenikmatan asmara. Teks Kakawin Nitisastra tampak tidak membatasi hak anak dalam memenuhi kebutuhan biologisnya. Teks Kakawin Nitisastra mengakui bahwa pada usia dua puluh tahun, anak-anak tumbuh  menjadi  remaja  dewasa  dengan  perkembangan  karakteristik seksual.

Pada fase tersebut, anak-anak pantas diberikan atau dijamin hak-haknya di bidang seksual. Namun demikian, teks Kakawin Nitisastra  juga mengingatkan bahwa masa muda dan nafsu asmara dapat memengaruhi kesuksesan anak-anak dalam menempuh pengetahuan sehingga perlu dikendalikan.

DISKUSI


TERBARU


Ulos Jugia

Oleh Zendratoteam | 14 Dec 2024.
Ulos

ULOS JUGIA Ulos Jugia disebut juga sebagai " Ulos na so ra pipot " atau pinunsaan. Biasanya adalah ulos "Homitan" yang disimp...

Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...