|
|
|
|
Bukti Letusan Gunung Galunggung yang Tertinggal Tanggal 06 Aug 2018 oleh OSKM18_19718160_Namira Anezka Ayasha. |
Gunung Galunggung merupakan salah satu gunung yang terletak di Indonesia dengan ketinggingan 2.167 meter di atas permukaan laut, tepatnya kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Proses terjadinya Gunung Galunggung terjadi sejak 4.000 tahun yang lalu akibat letusan besar Gunung Guntur dengan puncak Kawah Guntur. Kawah Guntur merupakan tempat magma dan berlangsung pembentukan lahar serta pembentukan awan panas bila meletus.
Gunung Galunggung merupakan salah satu objek wisata alam yang sering di kunjungi pada masanya. Kegiatan yang dapat dilakukan yaitu mendaki gunung dan pemandian air panas yang dikelola oleh Perum Perhutani. Bagi orang-orang yang ingin mendaki mencapai puncak Gunung Galunggung harus melewati 620 anak tangga yang dibangun khusus bagi pendaki gunung.
Secara geologis, Gunung Galunggung merupakan jenis stratovolcano. Stratovolcano adalah sebuah gunung berapi berbentuk kerucut yang terdiri atas lava dan abu vulkanik yang mengeras. Oleh karena itu, Gunung Galunggung sudah meletus sebanyak 4 kali pada tahun 1822, 1894, 1918 dan 1982. Letusan terbesarnya terjadi pada tahun 1822 dengan tanda-tanda awal air Cikunir menjadi keruh dan berlumpur. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan pada saat itu menyimpulkan bahwa air keruh tersebut panas dan muncul kolom asap dari dalam kawah. Kemudian menghasilkan hujan pasir kemerahan, abu halus, awa panas dan lahar. Aliran lahar tersebut akhirnya bergerak searah mengikuti aliran-aliran sungai. Dalam letusan besar ini mengakibatkan korban jiwa 4.011 tewas, 114 desa hancur dan kerugian yang besar.
Letusan kedua pada tahun 1894 menghasilkan hawa panas serta lahar yang mengalir pada aliran sungai. Pada letusan kedua ini merupakan letusan yang lebih kecil dibandingkan pada letusan sebelumnya. Letusan ini menghancurkan 50 desa, namun tidak terdapat korban jiwa.
Letusan ketiga pada tahun 1918 diawali dengan guncangan gempa bumi dan menghasilkan hujan abu. Beberapa hari setelah letusan tercatat munculnya kubah lava di dalam danau kawah setinggi 85 m yang kemudian dinamakan Gunung Jadi.
Letusan terakhir terjadi pada tahun 1982 menghasilkan awan tinggi berwarna hitam dengan ketinggian 10 km. Letusan ini mengakibatkan pesawat maskapai penerbangan British Airways melakukan pendaratan darurat di Jakarta akibat salah satu mesinnya mati karena masuknya abu vulkanik ke dalam mesin pesawat, menghancurkan kubah lava yang terbentuk pada letusan tahun 1918 dan munculnya air yang membentuk danau serta berdampak bahaya. Letusan ini termasuk ke dalam letusan yang besar dan lama yaitu selama 9 bulan.
Beberapa hari setelah terjadi letusan pada tahun 1982, kakek saya dan teman-teman kantornya melakukan perjalanan menuju Gunung Galunggung untuk melakukan penelitian tentang bagaimana kondisi gunung setelah terjadinya letusan. Di sana mereka megumpulkan berbagai macam sampel dan bukti dari meletusnya Gunung Galunggung sebagai arsip di kantor Museum Geologi Bandung. Namun, kakek saya juga membawa lahar yang telah membeku untuk disimpan di kediamannya. Lahar yang telah membeku itu berbentuk seperti batu yang sangat kokoh dan terdapat pada gambar yang saya sisipkan.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |