|
|
|
|
Batu Tulis Barukai Tanggal 27 Feb 2015 oleh Muhammad Arif Nurrohman17. |
Penelitian yang dilakukan di Kecamatan Bayongbong adalah terhadap sebuah prasasti di Kampng Barukai, desa Cigedug. Karena adanya prasasti tersebut Kampung Barukai sering juga disebut Kampung Batu Tulis. Bentang Alam (geomorfologis) wilayah ini merupakan pedataran tinggi bergelombang dengan ketinggian antara 1100 m sampai 1200 m di atas permukaan laut. Secara gegografis wilayah ini terletak pada 7º 20’ 00’ LS dan 107º 47’ 50’ BT. Daerah ini diapi oleh gunung Cikuray sebelah timur dan gunung Papandayan di sebelah barat.
Prasasti di kampung Bakurai berada pada sebidang kebun milik Bapak Mohamada Toha di pinggir jalan kampung. Areal berada pada suatu lereng. Disebelah barat pada jarak sekitar 100 m dari prasasti mengalir sungai Cikuray yang merupakan anak sungai Cimanuk. Areal situs merupakan ladang yang kurang terurus dan banyak ditumbuhi semak serta beberapa tanaman keras. Prasasti itu sendiri berada pada suatu cekungan sekitar 0,50 m merupakan hasil pengupasan yang dilakukan penduduk pada tahun 1927. hinggasekarang penduduk masih mengkeramatkan dan senantiasa membersihkan prasasti tersebut. Hasil penelitian terhadap prasasti tersebut, dapat diketahui prasasti ditulis pada sebongkah batu beerbentuk persegi empat. Jenis batu ditulis pada sebongkah batu berbentuk persegi empat. Jenis batu yang dijadikan meddia merupakan batuan andesittik. Ukuran batu 130 cm x 170 cm. ketyebalan yang terukur 15 cm dari permukaan tanah. Permukaan batu yang ditulisi tidak rata. Teknik penulisan dengan sistem gores yang tidak begitu dalam. Jenis huruf yang dipakai adalah huruf Sunda Kuno. Prasasti terdiri dari tiga baris dan berbunyi sebagai berikut :
1. bhagi bhagya
2. ka
3. nu ngaliwat (Hasan Djafar, 1991 : 16) pada permukaan yang ditulisi juga terdapat goresan-goresan tebal dan dalam yang terbagi dalam beberapa kotak.
Di dekat prasati pada sisi barat terdapat lempengan batu yang permukaannya rata. Lempengan batu tersebut berukuran 85 cm x 70 cm, dengan ketebalan 7 cm. sampai sekarang belum dapat diidentifiksikan kapan dan siapa yang membuat prasasti tersebut. Sulitnya karena tidak didukung oleh temuan-temuan artefak lain. Penduduk yang ti nggal didekat lokasi punbelum pernah menemukan artfak misalnya fragmen keramik atau gerabah. Demikian temuan penting peninggalan kepurbakalaan hasil penelitian Tim Pneliti dan Balai Arkeologi Bandung yang dilakukan pada tahun 1994 di tiga kecamatan, di kabupaten Garut. Sangat disayangkan sampai sekarang belum ada ketetapan atau keputusan hukum dari pemerintah, dalam hal ini yang berkompeten Direktorat Perlindungan dan Pembinann Peninggalan Sejarah dan Purbakala, menetapkan bahwa benda-benda peninggalan itu sebagai BCB yang harus dilindungi keberadaanya. ( Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut ).
Lokasi: Kampung Barukai, Desa Cigedug, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut
Koordinat : 7º 20’ 00" S, 107º 47’ 50" E
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |