Saat masih mengenyam pendidikan sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas, tentu kita tidak akan asing dengan cerita pewayangan Ramayana dan Mahabarata, yang filmnya sempat ramai di salah satu stasiun televisi itu lho, he..he. Cerita pewayanga tersebut berasal dari kebudayaan Hindu-Buddha kala Indonesia masih dalam bentukan kekuasaan kerajaan Hindu-Buddha. Tentu kita juga tidak asing dengan kerajinan yang menjadi alat peraga penceritaan tersebut yaitu Wayang. Kalian tentu sudah mengetahui jenis-jenis wayang yang ada di Indonesia seperti Wayang Kulit, Wayang Golek, dan Wayang Orang.
Tapi nih, selain ketiga jenis wayang yang sudah sering kita dengar tadi, ternyata masih ada satu wayang yang mungkin dari kalian belum banyak yang mengetahuinya. Wayang itu adalah Wayang Bambu, unik bukan? Yaps, wayang yang unik ini merupakan salah satu kesenian khas Indonesia lho.. yang berasal dari Kota Bogor, tepatnya di kampung Cijahe. Wayang ini sudah eksis sejak tahun 2000 dan di prakarsai oleh seorang yang sangat menggeluti dunia kebudayaan sunda yaitu Ki Drajat Iskandar. Cerita yang disuguhkan pun berbeda dengan cerita-cerita pewayangan yang lainnya, Wayang Bambu tidak menceritakan tentang Ramayana dan Mahabarata, tetapi Ki Drajat menyuguhkan penceritaan seputar kehidupan sehari-hari warga bogor.
Wayang Bambu ini semua bahannya full terbuat dari bambu tanpa campur tangan bahan lain, bisa dibilang 99% original bukan premium. Hanya saja untuk perhiasan dan pernak-pernik seperti kostum dari wayang itu tidak terbuat dari bambu lho ya. Bambu yang dipakai pun jenisnya bambu tali, dimana bambu ini sudah banyak tumbuh di kampung Cijahe. Proses pembuatannya pun dengan cara dianyam dan disesuaikan dengan karakter tiap wayang yang ingin dibuat, proses anyaman pun bermula bagian kepala, tempurung, mahkota, hingga keseluruhan badan dari wayang tersebut. Setelah semua selesai dianyam, barulah berlanjut ke tahap berikutnya yaitu menyatukan tiap bagian tadi yang telah dianyam. Lalu, sebagai finishing wayang yang sudah jadi diberi warna, hiasan, dan pernak-pernik agar lebih menarik serta pada bagian kaki ditutup dengan kain untuk menambah kesan perkasa pada tiap karakter pewayangan tersebut.
Wayang Bambu ini sempat menghilang dari eksistensinya didunia kesenian akibat kurangnya perhatian dari pihak pemerintah. Namun, tanpa lelah Ki Drajat berjuang kembali untuk menghidupkan kesenian khas dari Kota Bogor ini di tahun 2004. Dengan merangkul elemen masyarakat sekitar, juga mengajak para pemuda untuk ikut berpartisipasi dalam melestarikan kesenian khas ini agar kembali dikenali masyarakat luas di seluruh Indonesia. Sejak saat itulah akhirnya Wayang Bambu bisa menembuh kancah dunia melalui salah satu pertunjukannya di Belanda dan membawa harum nama Indonesia.
SUMBER : Fariha, Ahda. (2017). Wayang Bambu, Harta Yang Pernah Hilang. Retrived March 18 2020, from https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/01/31/wayang-bambu-harta-yang-pernah-hilang https://www.youtube.com/watch?v=2fxHpTE2h_c (Kompas TV dalam program Sapa indonesia Akhir Pekan) https://pesona.travel/keajaiban/4903/wayang-bambu-tradisi-bogor-yang-nyaris-punah
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dala...
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang