|
|
|
|
Wayang Bambu, Pewayangan Khas Kota Hujan Tanggal 18 Mar 2020 oleh Wafi Ariqo. |
Saat masih mengenyam pendidikan sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas, tentu kita tidak akan asing dengan cerita pewayangan Ramayana dan Mahabarata, yang filmnya sempat ramai di salah satu stasiun televisi itu lho, he..he. Cerita pewayanga tersebut berasal dari kebudayaan Hindu-Buddha kala Indonesia masih dalam bentukan kekuasaan kerajaan Hindu-Buddha. Tentu kita juga tidak asing dengan kerajinan yang menjadi alat peraga penceritaan tersebut yaitu Wayang. Kalian tentu sudah mengetahui jenis-jenis wayang yang ada di Indonesia seperti Wayang Kulit, Wayang Golek, dan Wayang Orang.
Tapi nih, selain ketiga jenis wayang yang sudah sering kita dengar tadi, ternyata masih ada satu wayang yang mungkin dari kalian belum banyak yang mengetahuinya. Wayang itu adalah Wayang Bambu, unik bukan? Yaps, wayang yang unik ini merupakan salah satu kesenian khas Indonesia lho.. yang berasal dari Kota Bogor, tepatnya di kampung Cijahe. Wayang ini sudah eksis sejak tahun 2000 dan di prakarsai oleh seorang yang sangat menggeluti dunia kebudayaan sunda yaitu Ki Drajat Iskandar. Cerita yang disuguhkan pun berbeda dengan cerita-cerita pewayangan yang lainnya, Wayang Bambu tidak menceritakan tentang Ramayana dan Mahabarata, tetapi Ki Drajat menyuguhkan penceritaan seputar kehidupan sehari-hari warga bogor.
Wayang Bambu ini semua bahannya full terbuat dari bambu tanpa campur tangan bahan lain, bisa dibilang 99% original bukan premium. Hanya saja untuk perhiasan dan pernak-pernik seperti kostum dari wayang itu tidak terbuat dari bambu lho ya. Bambu yang dipakai pun jenisnya bambu tali, dimana bambu ini sudah banyak tumbuh di kampung Cijahe. Proses pembuatannya pun dengan cara dianyam dan disesuaikan dengan karakter tiap wayang yang ingin dibuat, proses anyaman pun bermula bagian kepala, tempurung, mahkota, hingga keseluruhan badan dari wayang tersebut. Setelah semua selesai dianyam, barulah berlanjut ke tahap berikutnya yaitu menyatukan tiap bagian tadi yang telah dianyam. Lalu, sebagai finishing wayang yang sudah jadi diberi warna, hiasan, dan pernak-pernik agar lebih menarik serta pada bagian kaki ditutup dengan kain untuk menambah kesan perkasa pada tiap karakter pewayangan tersebut.
Wayang Bambu ini sempat menghilang dari eksistensinya didunia kesenian akibat kurangnya perhatian dari pihak pemerintah. Namun, tanpa lelah Ki Drajat berjuang kembali untuk menghidupkan kesenian khas dari Kota Bogor ini di tahun 2004. Dengan merangkul elemen masyarakat sekitar, juga mengajak para pemuda untuk ikut berpartisipasi dalam melestarikan kesenian khas ini agar kembali dikenali masyarakat luas di seluruh Indonesia. Sejak saat itulah akhirnya Wayang Bambu bisa menembuh kancah dunia melalui salah satu pertunjukannya di Belanda dan membawa harum nama Indonesia.
SUMBER : Fariha, Ahda. (2017). Wayang Bambu, Harta Yang Pernah Hilang. Retrived March 18 2020, from https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/01/31/wayang-bambu-harta-yang-pernah-hilang https://www.youtube.com/watch?v=2fxHpTE2h_c (Kompas TV dalam program Sapa indonesia Akhir Pekan) https://pesona.travel/keajaiban/4903/wayang-bambu-tradisi-bogor-yang-nyaris-punah
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |