×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Cerita Rakyat

Elemen Budaya

Cerita Rakyat

Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Tragedi Cinta Segitita (Asal Muasal Pasola)

Tanggal 20 Jan 2021 oleh Widra .

Alkisah, berabad-abad silam di kampung Weiwuang hidup tiga bersaudara: Ngongu Tau Matutu, Yagi Waikareri dan Ubu Dula. Ketiganya telah menikah dan si bungsu Ubu Dulla memperistri seorang wanita cantik bernama Rabu Kabba. Suatu hari ketiganya turun ke laut untuk mencari ikan yang memang merupakan mata pencaharian mereka, namun tanpa sepengetahuan para istri dan warga Weiwuang mereka terus berlayar hingga ke Muhu Karera, sebuah negeri yang terkenal makmur untuk mengadu nasib.

Hari demi hari terus berlalu. Sewaktu mereka tak kunjung pulang, warga yang cemas pun mencari kian kemari. Namun sia-sia, ketiganya bak’ hilang tertelan lautan. Warga Weiwuang yakin mereka telah meninggal dan Rabu Kabba pun dilanda kepedihan tak terperi. Tapi di sisi lain, batinnya menolak percaya Ubu Dulla telah meninggal dan setiap ada kesempatan ia selalu pergi ke tepi pantai dengan harapan suatu hari kelak akan melihat perahu yang membawa suaminya kembali pulang. Akhirnya harapan Rabu kabba terwujud juga. Suatu hari, sebuah perahu benar-benar muncul dari batas cakrawala tapi yang datang bukan Ubu Dulla melainkan seorang pemuda lain bernama Teda Gaiparona. Rabu Kabba menjalin persahabatan dengan pemuda asal Kodi itu dan lama kelamaan keduanya saling jatuh cinta. Karena adat yang ketat cinta mereka sulit terwujud sehingga keduanya memutuskan untuk kawin lari.

Bersamaan dengan itu, Ngongu Tau Matutu, Yagi Waikareri dan Ubu Dulla tiba-tiba muncul kembali di Weiwuang. Warga menyambut mereka dengan penuh suka cita namun mendung duka tak dapat dibendung tatkala Umbu Dulla mendengar berita tentang istrinya yang telah kabur bersama pria lain. Demi menegakkan kehormatan, dengan ditemani sejumlah warga Weiwuang Ubu Dulla pergi mencari keduanya. Pencarian mereka akhirnya membuahkan hasil namun saat melihat Rabu Kabba, Ubu Dulla sadar cintanya ternyata belum hilang. Ia mengajak Rabu Kabba pulang bersamanya, tapi Rabu Kabba yang merasa telah ternoda menolak untuk kembali. Hati Ubu Dulla terasa nyeri, tapi bukannya membalas dendam ia malah merelakan istrinya dibawa pergi, asalkan Teda Gaiparona mau menikahinya secara resmi dan membayar sejumlah belis (mas kawin) pengganti seperti yang dulu pernah diberikan Ubu Dulla saat meminang Rabu Kabba.

Demikianlah, belis pun dibayarkan dan sebagai penghormatan terhadap kebesaran jiwa Ubu Dulla, keluarga Teda gaiparona juga memberikan sebungkus nyale hidup, yaitu cacing laut warna-warni yang kemunculanya merupakan pertanda kemakmuran. Kemakmuran yang berusaha dicari Ubu Dulla sampai ke Muhu Karera sehingga akhirnya harus kehilangan istri yang begitu ia cintai. Kedua pihak juga sepakat untuk selalu menyelenggarakan pasola, ritual perang adat menggunakan tombak kayu yang didedikasikan untuk mengenang kejadian itu. Kejadian yang jika tidak mereka selesaikan dengan arif, bisa jadi telah memicu terjadinya perang sungguhan antara dua keluarga besar yang pastinya bakal memakan banyak korban. darah yang tumpah saat pasola bukanlah darah yang sia-sia karena tiap tetesnya dipecaya turut menyumbangkan kesuburan bagi bumi.

http://wisata.dapurselekta.online/2020/12/03/tragedi-cinta-segi-tiga-pasola-story/

DISKUSI


TERBARU


ASAL USUL DESA...

Oleh Edyprianto | 17 Apr 2025.
Sejarah

Asal-usul Desa Mertani dimulai dari keberadaan Joko Tingkir atau Mas Karebet atau Sultan Hadiwijaya yang menetap di Desa Pringgoboyo, Maduran, Lamong...

Rumah Adat Karo...

Oleh hallowulandari | 14 Apr 2025.
Rumah Tradisional

Garista adalah Rumah Adat Karo di Kota medan yang dikenal sebagai Siwaluh Jabu. Rumah adat ini dipindahkan dari lokasi asalnya di Tanah Karo. Rumah A...

Kearifan Lokal...

Oleh Artawan | 16 Mar 2025.
Budaya

Setiap Kabupaten yang ada di Bali memiliki corak kebudayaan yang berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lainnya. Salah satunya Desa Adat Tenga...

Mengenal Sejara...

Oleh Artawan | 16 Mar 2025.
Budaya

Pura Lempuyang merupakan salah satu tempat persembahyangan umat hindu Bali tertua dan paling suci di Bali. Terletak di lereng Gunung Lempuyang, di Ka...

Resep Layur Bum...

Oleh Masterup1993 | 24 Jan 2025.
Makanan

Ikan layur yang terkenal sering diolah dengan bumbu kuning. Rasa ikan layur yang dimasak dengan bumbu kuning memberikan nuansa oriental yang kuat...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...