Seni Pertunjukan
Seni Pertunjukan
Ritus Jawa Barat Kabupaten Bogor
Tradisi Parebut Seeng
- 18 Maret 2020 - direvisi ke 8 oleh Lisna sulistiawati pada 20 Maret 2020

Tradisi Parebut Seeng

Indonesia dikenal dengan keanekaragaman baik itu budaya, agama, suku, ras bahkan tradisi ataupun keseniannya. Salah satunya yaitu tradisi yang berasal dari Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor yakni tradisi Parebut Seeng atau Dandang dimana daerah tersebut merupakan pusat aliran seni bela diri pencak silat Cimande. Seiring berjalannya waktu tradisi tersebut merambah kesejumlah daerah diantaranya Bogor, Sukabumi sampai Cianjur. Kabupaten Sukabumi merupakan sebuah kabupaten yang terletak di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Disana banyak tempat wisata seperti wisata budaya dan wisata alam. Contohnya Pantai Pelabuhanratu, Pantai Karang Hawu, Pantai Ujung Genteng, Wisata Situ Batukarut, Pendakian Gunung Gede/ Pangrango, Arum Jeram, Monumen dan Museum Palagan Bojongkokosan, Geopark Ciletuh, dan masih banyak lagi. Tak hanya itu, terkenal juga makanan yang khas yang selalu dibawa pulang oleh wisatawan setelah berkunjung ke Sukabumi, yaitu kue Moci.

Tradisi parebut seeng atau dandang yaitu tradisi tradisional yang awalnya hanya ada di sebagian wilayah Kabupaten Bogor saja. Namun seiring dengan penyebaran silat Cimande yang begitu digemari oleh masyarakat luas, akhirnya sampai juga ke kecamatan Cicurug. Dimana orang-orang senang dengan olahraga bela diri pencak silat. Pada awalnya kemunculan tradisi tersebut terdapat pada sekelompok perguruan silat Cimande dengan iringan khas gendang penca yang beriramakan tepak padungdung. Tradisi tersebut sering dipertunjukkan dalam upacara adat pernikahan. Pelaksanaanya dilakukan sebelum pengantin akad, yaitu setelah dua keluarga yang akan menjadi besan memperkenalkan diri. Kedatangan calon mempelai pria disambut oleh keluarga mempelai wanita dengan penuh suka cita. Tradisi parebut seeng hanya dilakukan dua orang laki-laki saja dan iringan musik yang digunakan sederhana. Kostum yang dipakai oleh pemain pun hanya menggunakan pangsi, kampret, dodot dan iket. Tradisi tersebut sangat mempunyai keunikan tersendiri dan belum tentu dapat ditemukan diupacara adat yang lainnya. Seeng atau dandang digunakan dalam tradisi ini menyimbolkan tidak sembarang wanita dapat dimiliki oleh laki-laki tapi harus melalui perjuangan. Pengantin pria jika ingin diterima harus bisa merebut seeng tersebut. Kedua pesilat dari kedua belah pihak maju untuk memulai pertunjukkan. Jawara dari pihak mempelai pria menggendong seeng dan yang merebutnya pihak mempelai wanita. Kedua jawara tersebut harus mampu mempertahankan seeng dan harus berusaha merebutnya. Mereka memasang kuda-kuda untuk memperlihatkan jurus-jurus mereka sebelum adu ketangkasan. Setelah itu mereka bertarung saling pukul, saling tendang. Namun mereka bisa menghindari serangan lawan tersebut dengan menangkisnya. Pertarungan tersebut berakhir jika salah satu dari jawara mempelai wanita dapat merebut seeng yang digendong oleh jawara dari mempelai pria. Jika seeng atau dandang telah berhasil direbut maka pertarungan pun berhenti dan dilanjutkan dengan proses seserahan yaitu menyerahkan calon pengantin pria dan seluruh barang bawaan yang dibawanya kepada pihak mempelai wanita.

Namun seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, lambat laun tradisi tersebut sulit untuk kita jumpai dan sebagian orang berkata bahwa tradisi tersebut nyaris hilang dan bahkan hampir punah. Banyaknya seni tradisi yang berkembang dikalangan masyarakat menjadikan tradisi parebut seeng lebih diutamakan pelestariannya, salah satu caranya dengan diberi sedikit sentuhan yang baru (modifikasi). Misalnya dari jumlah pemainnya yang dulunya hanya berjumlah dua orang sekarang berkelompok serta kostum atau busananya bisa kita kreasikan dari penggunaan warna yang dipakai.

Daftar Pustaka

Annas, B. Q. (2012). Retrieved from Parebut Seeng – Keindahan Gerak Pesilat Sunda: http://www.neraca.co.id/article/22088/parebut-seeng-keindahan-gerak-pesilat-sunda

Suanda, T. A. (n.d.). Parebut Seeng atau Tepak Seeng. Retrieved from disparbud.jabarprov.go.id website: http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/ensiklo-det.php?id=32&lang=id

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline