Ritual
Ritual
Ritus Jawa Barat Pangandaran
Tradisi Hajat Laut Pangandaran
- 19 Maret 2020

Tradisi Hajat Laut Di Kabupaten Pangandaran Pangandaran, sebuah kabupaten hasil pemekaran dari kabupaten Ciamis, pada tanggal 25 Oktober 2012 Kabupaten Pangandaran resmi dimekarkan. Kabupaten ini terletak di kawasan Priangan Timur Provinsi Jawa Barat. Pangandaran mempunyai jumlah penduduk sedikitnya ada 422.586 jiwa. Sebagian besar penduduk Pangandaran berbicara dengan bahasa sunda, namun tidak sedikit pula yang berbahasa jawa. Sama halnya dengan kota-kota lain, Pangandaran pun mempunyai ciri khas di dalamnya, meliputi kebudayaan, makanan, wisata dan lain-lain. Berbicara tentang wisata, Pangandaran sangat terkenal dengan wisata pantainya, selain wisata pantainya yang terkenal hingga Manca Negara, Pangandaran juga mempunyai kebudayaan yang perlu di lestarikan. Tak hanya budaya yang harus di lestarikan, berbagai tarian tradisional, makanan khas Pangandaran, dan sebagainya. Berbicara tentang kebudayaan yang ada di Kabupaten Pangandaran, tradisi Hajat Laut lah yang dari dulu sudah melekat dengan masyarakat Pangandaran. Tradisi hajat laut ini merupakan salah satu tradisi atau proses adat istiadat dari leluhur semacam upacara adat untuk mengungkapkan rasa syukur kepada sang pencipta dengan diberikannya rezeki baik yang di dapat dari laut maupun dari darat. Kegiatan ini sebagian besar dilaksankan atau diikuti oleh masyarakat pesisir pantai, yang sebagian berprofesi sebagai nelayan. Tak hanya masyarakat yang tinggal di pesisir pantai, masyarakat yang hanya menonton rangkaian dari acara ini datang dari berbagai daerah. Tradisi ini diselenggarakan setiap bulan Muharam, yaitu tanggal 1 Muharam yang bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada sang Pencipta.Tradisi Hajat Laut ini diawali dengan Malam Kemitan dan Sawala Budaya yang dihadiri oleh tokoh dan sesepuh dari Desa Pangandaran. Pada malam Kemitan dan Sawala Budaya para tokoh dan sesepuh menggelar pengajian untuk kelancaran acara keesokan harinya, dan setelah selesai acara pengajian diakhiri dengan menggelar Ronggeng Ketuk hingga dini hari. Keesokan harinya, masyarakat Pangandaran berjalan menyusuri pesisir pantai atau yang sering disebut arak-arakan. Arak-arakan ini dinamakan arak-arakan dondang. Arak-arakan dongdang merupakan semacam sesajen yang berisi berbagai hasil bumi seperti buah-buahan, sayuran, ikan, daging, terutama kepala kerbau ). Arak arakan ini akan dimulai dari Pondok Seni dan berakhir di Pantai Barat tepatnya di Pasar Pananjung Sari. Tradisi Hajat Laut ini tidak di sambut oleh unsur pemerintah daerah ataupun tokoh masyarakat setempat, namun rombongan arak-arakan akan disambut oleh Aki Longser yang diiringi Tarian Pangbage dan seni Ketuk Ronggeng Gunung. Peserta dari acara Hajat Laut ini yaitu wanita yang didandani menggunakan pakaian kebaya hijau dengan riasan seperti Nyai Roro Kidul dan di kawal oleh dayang-dayang serta dondang yang diarak menuju bibir pantai dan menaiki perahu yang sudah disediakan oleh panitia. Sampainya di bibir pantai, puteri dengan dayang serta dongdang menaiki perahu yang sudah disediakan dan diiringi oleh ratusan warga Pangandaran menuju ke tengah lautan. Ketika puteri dan dayang beserta rombongan masyarakat sampai di tengah lautan, itu saatnya ritual dilakukan, diawali dengan doa dan selanjutnya membuang kepala kerbau ke lautan beserta buah-buahan, sayuran, dan hasil bumi lainnya. Maksud dan tujuan dari seluruh rangkaian yang Hajat Laut ini yaitu semata-mata untuk menunjukkan rasa syukur kepada yang Maha Kuasa terhadap limpahan rezeki yang di dapat di lautan maupun dari daratan. Acara ini di akhiri dengan tradisi Cucurak, yaitu sebuah tradisi makan bersama dengan warga serta pengunjung pantai Pangandaran sebagai makna simbolis silaturahmi dan kerukunan antar warga setempat.

Sumber Informasi

Heriyanto, Retno. ( 2019 ). Hajat Laut Pangandaran 2019, Wujud Syukur dan Harapan Rakyat. www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/amp/pr-01320027/hajat-laut-pangandaran-2019-wujud-syukur-dan-harapan-kebaikan&ved=2ahUKEwjo89vqhaToAhVJ6XMBHRM1DuAQFjAHegQIBhAB&usg PROFIL KABUPATEN PANGANDARAN http://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCRPIJM_8fec52cca0_BAB%2520IIBAB%2520II.pdf&ved=

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline