Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita rakyat Sulawesi Barat Mandar
To dilaling, anak raja yang terbuang
- 20 Januari 2021

DI BUKIT Napo, Sulawesi Barat berdiri sebuah kerajaan yang sangat makmur. Namanya Kerajaan Balanipa. Kerajaan Balanipa ini berada di daerah yang subur. Hasil kekayaan alamnya melimpah dan dapat menambah penghasilan rakyatnya.

Kerajaan ini dipimpin oleh seorang yang yang sangat bijaksana dan adil. Kekayaan alam yang diperoleh dibagikan dengan rata, sehingga rakyat pun hidup makmur. Namun di balik sisi baik tersebut, sang raja memiliki nafsu berkuasa yang sangat besar.

Sudah tiga puluh tahun lamanya Raja Balanipa menjalankan roda pemerintahannya. Selama itu pula dua tidak pernah mau turun dari tahtanya. Bahkan, ia menolak mewariskan jabatan raja kepada anak laki-lakinya. Padahal dia punya dua anak laki-laki.

Bukan, Raja Balanipa memerintahkan patihnya untuk membuang kedua buah hatinya tersebut ke negeri seberang. Sebab dia cemas, kalau saja sang anak belakangan merebut kekuasaannya.

Peristiwa itu membuat permaisuri takut bila hamil lagi. Namun apa hendak dikata, beberapa bulan setelah kedua anaknya dibuang, sang permaisuri kembali hamil. Permaisuri lantas gelisah dan resah. Terlintas di benaknya kondisi bayinya bila berjenis kelamin laki-laki. Dia pasti akan kembali dibuang oleh sang raja. Senasib dengan kedua kakaknya.

Ia sempat bertanya dalam hati, apakah dia akan mengabarkan kehamilannya kepada sang raja? Namun dia tetap mengabarkan hal tersebut karena takut sang Raja Balanipa murka. Mengetahui hal tersebut, sang raja tak memberi respons gembira. Seperti sudah ditebak, dia kembali cemas bila kelak anaknya adalah laki-laki. .

Pada suatu hari, Raja Balanipa dan hulubalangnya berburu ke negeri Mosso dalam waktu yang lama. Sebelum meninggalkan istana, sang raja berpesan kepada Panglima Puang Mosso untuk menjaga keluarganya. Ia juga memerintahkan bila permaisuri melahirkan bayi laki-laki, bayi itu harus kausingkirkan jauh-jauh. Namun, jika bayi itu perempuan, rawatlah bayi itu dengan baik. Kendati sang panglima kaget dengan perintah tersebut, tapi dia tak berani membantah sang raja.

Beberapa bulan ditinggal sang raja, tibalah saatnya permaisuri melahirkan. Panglima Puang Mosso cemas sembari berdoa semoga sang anak berjenis kelamin perempuan. Sehingga tidak berbuat dosa membuang seorang anak. Doa yang sama juga terus dipanjatkan oleh sang permaisuri. Namun doa tersebut tidak terkabulkan, sang permaisuri kembali melahirkan bayi laki-laki. Bedanya, bayi itu memiliki tanda fisik, yaitu lidah berwarna hitam dan berbulu.

Tentu kehadiran bayi laki-laki tersebut membuat permaisuri semakin cemas. Dengan hati yang gundah, permaisuri menyampaikan hal tersebut kepada Panglima Puang Mosso yang sudah dari tadi mondar mandir di luar ruang persalinan. Mendengar kabar tersebut, Panglima Puang Mosso hanya bisa pasrah. Namun di lubuk hatinya, dia tak tega membuang bayi tersebut.

Demi keselamatan sang bayi, Panglima Puang Mosso lantas menawarkan ke permaisuri untuk menyembunyikan bayi tersebut ke kerabatnya di tempat yang jauh. Jika kelak Raja Balanipa kembali dari berburu dia akan menyampaikan bahwa bayi itu sudah meninggal dan membuat gundukan tanah di dekat taman istana sebagai kuburan sang bayi. Dengan berlinang air mata, permaisuri setuju meski harus berpisah dengan buah hatinya.

Saat itu juga Panglima Puang Mosso langsung menuju ke negeri seberang, di Pulau Salemo, untuk menyerahkan bayi permaisuri kepada kerabatnya yang bernama Puang Tala. Kepada Panglima Puang Mosso, Puang Tala berjanji akan merawat bayi laki-laki ini itu seperti merawat anaknya sendiri.

Tak lama setelah Panglima Puang Mosso kembali ke istana, ketika bulan purnama, Raja Balanipa kembali dari berburu. Panglima menyambut kedatangan Raja Balanipa dengan cemas karena harus berbohong soal banyi laki-lakinya. Setelah memberi penjelasan, sang raja lantas meminta Puang Mosso agar diantarkan ke makam bayi laki-lakinya. Seusai berdoa dan puas mengamati makam tersebut, Raja dan Panglima Puang Mosso kembali ke istana.


Nun jauh di Pulau Salemo, bayi laki-laki Raja Balanipa tumbuh menjadi pemuda yang tampan nan gagah perkasa. Di bawah bimbingan ayah angkatnya Puang Tala, bayi tersebut menjelma jadi pemuda yang pintar dan tidak sombong. Berbagai ilmu dipelajarinya dengan tekun. Sehingga menjadi pemuda yang baik hati, tangkas, dan cerdas. Hal itu terdengar sampai ke telinga Raja Gowa. Sehingga akhirnya, ia diangkat menjadi panglima dengan gelar Manyambungi.

Sejak menjadi panglima, Kerajaan Gowa menjadi sangat terkenal dan semakin makmur. Kehebatan ilmu perang Panglima Manyambungi membuat Kerajaan Gowa selalu menang dalam berperang. Negeri-negeri kecil di sekitar Kerajaan Gowa segan dan takut untuk bertarung. Sehingga mereka akhirnya tunduk kepada Raja Gowa. Pangeran Manyambungi juga sangat sangat menyayangi rakyat Gowa. Ia pun tak ragu-ragu untuk membela kaum yang lemah. Tak heran jika rakyat juga sangat kagum dan bangga kepadanya.

Berbeda dengan kondisi Kerajaan Balanipa yang sangat memprihatinkan. Rakyat Balanipa hidup dengan penuh penderitaan lantaran sang raja sudah semakin dibutakan oleh kekuasaan. Raja Balanipa sudah tidak memperhatikan rakyatnya lagi. Di sisi lain dia semakin menua. Hingga akhirnya ajal pun menjemputnya. Sejak Raja Balanipa wafat, ia diganti oleh Raja Lego, seorang raja yang sangat kejam dan bengis. Ia sering menganiaya rakyat dan membebaninya upeti yang besar. Akhirnya semakin lama hidup rakyat Balanipa semakin menderita.

Suatu hari, sejumlah rakyat Balanipa diam-diam mengadakan musyawarah untuk menyingkirkan Raja Lego. Namun mereka tahu bahwa di negerinya tidak ada yang berani melawan Raja Lego. Muncullah ide untuk meminta bantuan Panglima Manyambungi yang kehebatannya termasyur hingga ke Balanipa. Namun mereka tak tahu Manyambungi sebenarnya adalah anak Raja Balanipa.

Rakyat Balanipa akhirnya mengutus orang untuk menemui Panglima Manyambungi di Kerajaan Gowa. Utusan tersebut akhirnya berhasil dan menceritakan maksud dan tujuannya. Panglima Manyambungi tertegun mendengar cerita utusan tersebut. Ia teringat kisah hidupnya yang merupakan anak buangan dari Kerajaan Balanipa. Panglima Puang Mosso yang sesekali menjenguknya bahkan menyebut dirinya adalah anak raja.

Manyambungi lantas bersedia membantu rakyat Balanipa tersebut. Namun dia meminta agar dipertemukan lebih dulu Panglima Puang Mosso yang sudah bertahun-tahun tak lagi menemuinya. Sang utusan lantas pamit dan berjanji membawa Panglima Puang Mosso ke Kerajaan Gowa.

Panglima Puang Mosso pun akhirnya tiba di Kerajaan Gowa. Hatinya berdebar ketika bertatap mata dengan anak yang dia antar ke Pulau Salemo untuk dirawat oleh kerabatnya Puang Tala. Ia bertanya-tanya apakah benar dialah anak tersebut? Puang Mosso lantas teringat ciri fisik anak tersebut, yakni lidah berwarna hitam dan berbulu.

Dengan sungkan, Puang Mosso meminta Panglima Manyambungi menjulurkan lidahnya. Dan ternyata, lidah Manyambungi berbulu dan berwarna hitam. Puang Mosso lantas girang dan sangat yakin bahwa panglima yang gagah di hadapannya adalah putra Raja Balanipa. Anak yang terbuang karena nafsu kekuasaan sang ayah.

Pada hari yang telah ditentukan, Panglima Manyambungi beserta pasukan perangnya dan utusan dari Kerajaan Balanipa segera menuju ke Bukit Napo untuk melawan Raja Lego. Manyambugi yang kemudian dijuluki To Dilaling lantas disambut dengan gembira oleh warga Balanipa. Mereka membantu pasukanya menyerang Raja Lego. Pertempuran sengit pun tidak dapat dihindarkan lagi. Akhirnya, To Dilaling berhasil menyingkirkan Raja Lego dan pasukannya. Kemenangan tersebut membuat To Dilaling dinobatkan menjadi raja di Kerajaan Balanipa di Bukit Napo.

TRI S

Sumber: Bahan disunting dari Buku Panglima To Dilaling oleh Ririen Ekoyanantiasih 2016 (gln.kemdikbud.go.id)

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya