Pakaian Tradisional
Pakaian Tradisional
Ikat Kepala Jambi Jambi
tengkuluk
- 14 Maret 2016

Video Parade Tengkuluk Jambi, diambil pada saat parade 9 Maret 2016 di Komplek Candi Muaro Jambi:

https://www.youtube.com/watch?v=C6fcWHMMPGQ

 

Seputar Tengkuluk:

Tengkuluk berarti penutup kepala dan sering disebut takuluk atau kuluk. Selain berfungsi sebagai salah satu pelengkap busana tradisional, tengkuluk  juga bisa digunakan dlm acara formal, pesta adat serta pelindung kepala saat di sawah. Seiring bergulirnya waktu, fungsi tengkuluk tidak hanya sekedar penutup kepala saja, tetapi menjadi lebih kompleks, sebagai alat atau penunjuk agama dan status sosial. Hingga kini, tengkuluk masih tetap setia menjadi simbol kecantikan dan keluhuran budi wanita Melayu Jambi. hingga saat sekarang tengkuluk dalam bentuk asli masih di pakai oleh orang - orang tua di dusun dusun, yang mena penggunaan tengkuluk yaitu dengan melilitkan kain di atas kepala sesuai dengan pungsinya, tanpa menggunakan peniti ataupun jarum. cerminan keluhuran budi terlihat pada saat wanita wanita jambi hendak keluar rumah mereka tetap akan menutup kepala mereka. di dalam islam ini di wajibkan karna menutup aurat itu wajib. di dalam adat ini mencerminkan kesopanan dan penghormatan terhadap ninek mamak. karna jika wanita yang keluar rumah tanpa menutup kepala pada masa itu di anggap sebagai wanita yang tidakpunya kesopanan. selain itu cerminan keluhuran budi wanita melayu juga terlihat pada saat menerima tamu lawan jenis ke rumah. maka wanita empunya rumah belum akan keluar untuk menyambut tamu atau menghidangkan minuman sebelum dia menutup kepalanya minimal dengan melilitkan tengkuluk di atas kepalanya.

 

Menurut Budayawan Jambi, Junaidi T Noor, berdasarkan sejarah Tengkuluk diambil dari patung perempuan mengenakan pentutup kepala di Lahat, Sumsel, Pada masa sebelum Masehi, tepatnya pada zaman Melayu Tua.

 
Seorang wanita yang mengenakan tengkuluk akan terlihat anggun dan berwibawa. hingga saat ini di era modern. penggunaan tengkuluk masih di pakai para wanita jambi di acara - acara resmi. seiring dengan perkembangan zaman wanita jambi saat ini yang menggunakan tengkuluk hanya wanita yang berusia rata-rata 40 tahun keatas. hal ini di sebabkan bergesernya nilai dan norma kesopanan, serta jilbab di pandang lebih simpel dan mudah pemasangannya dari pada tengkulik. namun di sisi lain pengguna jilbab tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan tengkuluk, karana ratu munawarah sudah mengembangkannya hingga tengkuluk bisa di pakai walaupun bagi wanita yang berjilbab. bahkan sudah merambah pada komunitas hijabers yang mengembangkan bentuk tengkuluk menjadi lebih modis dan sesuai dengan padu padan busana muslimah saat ini. dan ini tentunya menjadi salah satu motivasi bagi masyarakat jambi untuk memasyarakatkan tengkuluk pada masyarakat luar jambi hingga nasional. karna songket atau kain batik jambi memang memiliki motif yang sangat unik dan memadukan antara klasik dan modren. sehingga pengguna kain ini akan terlihat nuansa ethnik namun tetap modis...
 
Ada aturan dalam memasang tengkuluk, yaitu apabila kain menjuntai ke arah kanan menandakan bahwa wanita itu telah bersuami dan apabila kain menjuntai ke arah kiri berarti ia adalah seorang gadis. pemakaian tengkulukpun bervariasi, mulai dari pemakaian yang simpel hingga membutuhkan keterampilan khusus.
 
Di Jambi sendiri ada tengkuluk yang memiliki 86 jenis lipatan, tapi yang sudah dibukukan baru 42 jenis. Beberapa jenis tengkuluk diantaranya Bunga Rampai, Daun Jeruk, Daun Sirih Terurai, Pulau Rengas,Tekuluk Pinang, Tekuluk Pedado dan Tekuluk Cempako. Banyaknya lipatan pada tengkuluk menunjukkan perbedaan masing-masing wilayah di Provinsi Jambi. Tengkuluk untuk Kabupaten Merangin memiliki 40 lipatan.
 
Sumber: http://andragbfm.blogspot.co.id/2013/08/tengkuluk-simbol-keluhuran-budi-wanita.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline