|
|
|
|
Tambaroro Tanggal 04 Aug 2023 oleh Beni Meturan. Revisi 3 oleh Beni Meturan pada 04 Aug 2023. |
Tambaroro bagi masyarakat Kepulauan Aru memiliki tempat tersendiri. Tambaroro merupakan kesenian adat seluruh masyarakat Aru. Melalui tambaroro, mereka dapat menyalurkan kegembiraan dan rasa syukur atas apa yang telah mereka peroleh, baik dalam rezeki maupun kesehatan. Tambaroro juga merupakan salah satu rangkaian adat yang harus dilaksanakan sebelum acara puncak adat dilaksanakan. Tambaroro berisi lantunan syair-syair yang menceritakan peristiwa, perjalanan sejarah, maupun ungkapan syukur mereka terhadap nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dengan adanya tambaroro, masyarakat kepulauan Aru dapat mengetahui sejarah perjalanan nenek moyang mereka, dan cerita-cerita sejarah lainnya. Bahasa yang digunakan dalam syair tambaroro juga berbeda-beda antara satu desa dengan desa lainnya, terkecuali desa yang memiliki persamaan bahasa.
Tempat dilaksanakannya tambaroro tidak hanya berada di depan rumah adat atau rumah raja, tetapi dapat dibuat di bagian depan rumah orang yang sedang melakukan hajatan. Dengan melakukan tambaroro di bagian depan rumah diharapkan orang yang sedang berhajat akan mendapat keberkahan dan acara yang dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar. Waktu pelaksanaan tambaroro yaitu pada malam hari dan siang hari, bergantung pada kesepakatan yang dibuat antara tokoh adat dan orang yang sedang melakukan hajatan.
Terdapat tiga kelompok jenis lagu dalam tambaroro yang masing-masing kelompok memiliki fungsinya masing-masing, yaitu (1) Lagu Saba. Lagu Saba berisi lantunan kapata atau cerita dari sebuah peristiwa dalam sejarah, dan peristiwa terjadinya sebuah tempat. Lagu-lagu Saba akan dinyanyikan pada upacara adat dalam bentuk buka sasi, penurunan belang, dan upacara panas pela; (2) Lagu Bela. Syair-syair yang terkandung dalam lagu Bela biasanya melantunkan cerita-cerita leluhur mengenai tanda-tanda alam yang ada di laut maupun di darat. Tanda-tanda alam tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat dalam menjalankan siklus kehidupan. Lagu Bela akan dinyanyikan pada saat upacara adat penggantian kayu pamali, penentuan waktu melaut, dan bercocok tanam; (3) Lagu Rora. Syair-syair yang terkandung di dalam lagu Rora berisi ucapan-ucapan rasa syukur kepada sang pencipta dan leluhur atas keberhasilan dan pencapaian yang diperoleh. Lagu-lagu Rora akan dinyanyikan pada acara pernikahan, dan selamatan setelah membangun rumah.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |