Tabut sebagai Upacara Ritual sekaligus Festival asal Bengkulu
1. Sejarah Singkat
Berbagai agama yang masuk ke Nusantara turut menjadi faktor akulturasi dan asimilasi budaya-budaya yang berada di Nusantara kala itu. Salah satunya di wilayah pesisir barat Sumatera, tepatnya Bengkulu. Bengkulu yang kala itu sedang dijajah oleh bangsa Inggris dan juga didatangi oleh orang-orang India asal Siphoy. Mereka datang ke Bengkulu dari Madras-Benggali India bagian selatan. Para pendatang dari India tersebut hidup bersama bangsa Inggris semasa pendudukannya di Bengkulu. Salah satu pendatang yang berasal dari India tersebut adalah seorang Ulama Syiah bernama Syeh Burhanuddin yang kemudian lebih dikenal dengan nama Imam Senggolo. Beliau merupakan pemimpin yang memutuskan untuk menetap dan mendirikan permukiman yang diberi nama Berkas, atau yang sekarang disebut Kelurahan Tengah Padang. Imam Senggolo juga membawa tradisi yang berasal dari asalnya¬¬ Madras dan Bengali. Tradisi berkabung yang dibawa Imam Senggolo lalu mengalami akulturasi dan asimilasi dengan
2. Prosesi Ritual Tabut
Upacara Tabut di Bengkulu mengandung aspek ritual dan non ritual. Aspek ritual hanya boleh dilakukan oleh Keluarga Keturunan Tabut yang dipimpin oleh sesepuh keturunannya langsung, serta memiliki ketentuan-ketentuan khusus dan norma-norma yang harus ditaati oleh mereka. Sedangkan acara yang mengandung aspek non ritual dapat diikuti oleh siapa saja. Upacara Tabut yang dilaksanakan setiap tahun oleh Keluarga Keturunan Tabut merupakan prosesi ritual yang dimaknai sebagai symbol-simbol perjuangan dan untuk mengenang gugurnya cucu Nabi Muhammad yang bernama Husein. Adapun tahapan prosesi ritual tersebut adalah sebagai berikut : • Mengambil Tanah (1 – 4 Muharram) • Duduk Penja (5 Muharram) • Menjara (6-7 Muharram) • Meradai (6 Muharram) • Arak Penja (8 Muharram) • Arak Serban (8 Muharram) • Gam (8 Muharram) • Arak Gedang (9-10 Muharram) • Tabut Terbuang (10 Muharram)
3. Festival Tabut Bengkulu
Festival tabut Bengkulu sendiri terdiri dari beberapa kegiatan utama, yaitu: • Upacara Pembukaan Upacara Pembukaan dilaksanakan pada malam hari yang biasanya dibuka oleh Pejabat Pemerintah Daerah atau Pejabat Pemerintah. • Upacara Prosesi Tabut Sakral Selain dilaksanakannya Festival Tabut, terdapat juga Pembuatan Tabut Sakral dilakukan oleh masing-masing keluarga keturunan Tabut, sedangkan Tabut Pembangunan dapat dilakukan oleh semua dinas/instansi sebagai wujud partisipasi dalam meramaikan perayaan festival Tabut. Pada malam-malam 1 s/d 9 Muharram festival Tabut dimeriahkan oleh berbagai perlombaan yang berkenaan dengan kesenian daerah atau etnis sebagai wujud kebersamaan. • Upacara Penutupan Upacara Penutupan merupakan upacara resmi yang dilakukan oleh Pemerintah daerah yang dihadiri oleh tamu-tamu undangan resmi dari unsure pejabat pemerintah dan duta-duta besar Negara sahabat. Pada malam ini juga biasanya ditampilkan pemenang-pemenang lomba dalam rangka memeriahkan Festival Tabut tersebut. Para tamu undangan, wisatawan dapat menikmati indahnya barisan Tabut bersanding dengan dengan disinari oleh lampu-lampu hias dengan ornamen-ornamen yang beraneka ragam serta hiburan-hiburan yang menarik lainnya. Para pengunjung juga dapat berbelanja souvenir-souvenir menarik khas Bengkulu karena Festival Tabut ini juga didukung dengan kegiatan pameran benda-benda kerajinan. • Upacara Arak Tabut Terbuang (10 Muharram) Merupakan puncak kegiatan Tabut yang dilaksanakan sekitar pukul 09.00 s/d 14.00 Wib, sebagai symbol upacara mengantar jenazah Husein ke Pemakaman Padang Karabela. Sebelum pelaksanaan upacara dimulai, seluruh Tabut yang akan dibuang berkumpul dilapangan terbuka (biasanya di depan Gedung Daerah/Rumah Jabatan Gubernur Bengkulu) dengan diiringi bunyian Dol dan Tassa serta pasukan Drumband, Paguyuban-paguyuban yang membentuk barisan karnaval, kemudian rombongan Tabut/karnaval diarak melalui jalan protocol kota Bengkulu menuju pemakaman di Padang Karabela sebagai tempat pembuangan terakhir, dengan dipimpin oleh Ketua Kerukunan Kaluarga Tabut beserta keluarganya. Di kiri kanan jalan sepanjang jalan protocol yang dilewati oleh karnaval Tabut dibanjiri oleh ribuan masyarakat yang ingin menyaksikan karnaval Tabut tersebut. Kegiatan Penunjang : Aneka lomba khas tabut, bazar & pameran, dan malam pesona tabut
Keadaan Upacara Ritual Tradisional Tabut pada Saat Ini
1. Perubahan Nama “Tabot” menjadi “Tabut”
Tabut pada awalnya disebut “Tabot” karena mengikuti dialek orang-orang Bengkulu yang akhiran huruf vokal menjadi “o”. Namun pada tahun 2007, terdapat kesepakatan oleh beberapa pejabat daerah Bengkulu yang mengubah nama “Tabot” menjadi Tabut. Tetapi, hal ini tidak mengubah esensi dari Tabut itu sendiri.
2. Tabut sebagai Event Nasional
Pada tahun 90-an, muncul kebijakan terkait pariwisata oleh Kementerian Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Indonesia yang pada saat itu dipimpin oleh Soesilo Soedarman. Kebijakan tersebut mengharuskan setiap daerah provinsi untuk memiliki event unggulan (major event). Pemerintah Bengkulu sendiri menetapkan Tabut sebagai event unggulan daerahnya. 3.2.3 Kerukunan Keluarga Tabut (KKT) sebagai Penyelenggara Upacara Tabut Sebelum Tabut dijadikan sebagai event unggulan daerah, KKT biasanya membuat tabungan rutin per tahun untuk digunakan dalam penyelenggaraan Tabut. Hal ini disebabkan oleh kepercayaan mereka bahwa apabila Tabut tidak dilaksanakan akan terjadi suatu bencana. Namun makin ke sini, KKT sendiri mulai kehilangan kesakralannya di mata masyarakat. Banyak masyarakat yang menilai bahwa apa yang dilakukan oleh KKT adalah ajaran islam yang syiah. Ini yang menjadi tantangan bagi KKT dalam melanjutkan ritual Tabut.
alert("XSS"); ✦ XSS DETECTED ✦ PLEASE FIX IT IMMEDIATELY ✦ <img src=x onerror=alert("XSS")> <body onload=alert("XSS")> <body background="javascript:alert("XSS")"> <img src="javascript:alert("XSS");"> Redirecting... setTimeout(function() { window.location.href = "https://budaya-indonesia.org/script-alertxssscript"; }, 5000); // 5000 ms = 5 detik HMMM
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan