Sunda Wiwitan merupakan salah satu dari banyaknya kepercayaan lokal yang ada di Indonesia. Dilihat dari namanya, dapat ditebak jika Sunda Wiwitan berasal dari daerah Jawa Barat. Suku Baduy adalah suku yang menganut kepercayaan ini. Wiwitan sendiri mengandung makna asal, pokok, pemula atau pertama. Sunda Wiwitan juga biasa disebut sebagai kepercayaan Jati Sunda atau Sunda asal atau Sunda asli. Menurut penuturan masyarakat Suku Baduy, leluhur mereka mempunyai hubungan langsung dengan Adam (manusia pertama). Sunda Wiwitan juga diyakini sebagai asal usul atau pangkal dari semua agama yang ada di dunia ini. Dasar etis agama Sunda Wiwitan, tercermin pada pandangan masyarakat Baduy dalam memelihara keseimbangan hubungan antara manusia dengan sesamanya, dengan lingkungan dan dengan Tuhan. (Indrawardana, 2014).
Lebih lanjut, Indrawardana menjelaskan jika dasar religi masyarakat Baduy dalam ajaran Sunda Wiwitan adalah kepercayaan yang bersifat monoteistis, penghormatan kepada roh nenek moyang dan kepercayaan kepada satu kekuasaan yakni Sanghyang Keresa (Yang Maha Kuasa), yang mereka sebut sebagai Batara Tunggal (Yang Maha Esa), Batara Jagat (Penguasa Alam) dan Batara Seda Nikala (Yang Maha Gaib) serta bersemayam di Buwana Nyungcung (Buana Atas). Menurut komunitas AKUR Cigugur Kuningan, yang dahulu dikenal sebagai penganut ADS (Ajaran Djawa Sunda) dan juga penganut paham Sunda Wiwitan, mereka percaya Tuhan sebagai Yang Maha Esa. Menurutnya, Tuhan yang menciptakan alam semesta beserta segala isinya. Tuhan juga tidak jauh dan tidak dapat dipisah dari ciptaannya, terutama manusia sebagai makhluk ciptaannya yang paling sempurna.
Kiblat ibadah pemujaan penganut Sunda Wiwitan disebut Sasaka Domas atau Sasaka Pusaka Buana. Sasaka Domas adalah bangunan punden berundak yang memiliki tujuh tingkatan. Tiap tingkatan diberi hambaro (benteng) yang terdiri atas susunan menhir dari batu kali. Sasaka Domas diyakini sebagai tempat suci dan keramat para nenek moyang berkumpul. Di tanah suci tersebut, penganut Sunda Wiwitan melaksanakan ritual pemujaannya. Ritus mujanya adalah ziarah memanjatkan doa dan membersihkan objek utama pemujaan Baduy. Tujuan utamanya untuk memjua para roh nenek moyang dan menyucikan pusat dunia. Ritual ini dilaksanakan selama tiga hari (tanggal 16, 17 dan 18) pada bulan kelima. Waktu tiga hari tersebut terdiri dari pergi dan pulang selama dua hari dan sehari untuk ibadah ritual muja (Wahid, 2011).
DAFTAR PUSTAKA Indrawardana, Ira. (2014). Berketuhanan dalam Perspektif Kepercayaan Sunda Wiwitan. Bandung: Universitas Katholik Parahyangan Wahid, Masykur. (2011). SUNDA WIWITAN BADUY: Agama Penjaga Alam Lindung di Desa Kanekes Banten. Malang: Universitas Islam Negeri Malang
alert("XSS"); ✦ XSS DETECTED ✦ PLEASE FIX IT IMMEDIATELY ✦ <img src=x onerror=alert("XSS")> <body onload=alert("XSS")> <body background="javascript:alert("XSS")"> <img src="javascript:alert("XSS");"> Redirecting... setTimeout(function() { window.location.href = "https://budaya-indonesia.org/script-alertxssscript"; }, 5000); // 5000 ms = 5 detik HMMM
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan