|
|
|
|
Silat Beksi Petukangan Tanggal 20 Oct 2019 oleh Kampung silat petukangan . |
BUKU SILAT BEKSI PETUKANGAN
SEJARAH SINGKAT TRADISI MAENPUKULAN, TOKOH-TOKOH DAN UPAYA PELESTARIANNYA DI PETUKANGAN
Asal Usul Silat Beksi DiPetukangan
Toponim Daerah Petukangan
Nama Petukangan, diyakini berasal dari penyebutan sebuah tempat, dimana para pekerja atau aktifitas pekerjaan yang dilakukan oleh warga asli. Petukangan berasal dari kata tukang. Imbuhan “pe” dan “an” pada kata tukang, menghasilkan redaksi Petukangan. Redaksi tersebut kemudian merujuk pada pernyataan bahwa di tempat tersebut, terdapat subyek dan aktifitas yang berhubungan dengan pertukangan.
Peta Ulujami tahun 1840
(Sumber peta:https://upload.wikimedia.org)
Menurut buku karya Zaenuddin HM, toponimi Petukangan berasal dari aktifitas pertukangan seperti: pembuatan kusen dan mebelserta perkakas berbahan dasar kayu. Pada peta Jakarta di tahun 1943, terdapat dua nama daerah yang disebut Petukangan, pertama, terletak di Ulujami, kedua, ada di daerah yang sekarang letaknya antara Jatinegara dan Pulogadung. Menurut sumber lainnya, nama Petukangan memang sangat erat kaitannya dengan daerah sekitarnya yang bernama Kebayoran atau dahulu disebut Pabayuran dan Ulujami. Dinamakan Kebayoran, karena pada masa lalu daerah itu adalah daerah penghasil kayu Bayur (Acer Laurinum Hask), dengan tekstur kayu yang keras dan paling bagus untuk tiang bangunan rumah.
Toponimi Ulujami, belum ditemukan fakta kuat yang menyatakan asal-usul nama kata Ulujami. Terdapat dua nama Ulujami di pulau Jawa, satu di Kabupaten Pemalang, yang lokasinya berada di pesisir pantai, sedangkan satu lagi berada di Jakarta dan menjadi sebuah nama kelurahan. Posisi Ulujami yang berada di Jakarta, berada di pinggiran barat sungai Pesanggrahan. Ada sebuah dugaan, bahwa pada awalnya, daerah Ulujami adalah nama tempat orang-orang yang berasal dari Ulujami Pemalang. Mereka ditugaskan oleh Sultan Agung untuk mengepung kota Batavia pada tahun 1628-1629, dari arah laut bagian barat.
Kegagalan serangan Mataram ke Batavia, menyebabkan mereka takut jika kembali ke ibukota atau kampung halamannya, akan di hukum mati. Banyak daerah di sekitar Ulujami, seperti daerah Ciganjur, Gandaria dan Matraman (agak jauh), yang diketahui merupakan sisa-sisa pasukan Mataram yang enggan kembali. Mereka juga kadang-kadang terlihat masih beroperasi mengacau laut di sekitar pulau Onrust dan sekitarnya, yang dekat dengan muara sungai Pesanggrahan setelah kegagalan tersebut hingga tahun 1638. Warga Ulujami yang mungkin berasal dari Pemalang ini, membawa keahlian mereka dalam bidang pertukangan, terutama di bidang perkapalan. Sehingga dimungkinkan toponimi Ulujami memang berasal dari daerah Pemalang, sebab jika melihat posisi Ulujami dan Petukangan, berada tidak jauh dari daerah Aliran Sungai Pesanggrahan.
Catatan tertua mengenai nama Ulujami berasal dari tahun 1683, dimana daerah ini menjadi pos pengamatan prajurit VOC dalam perang melawan Kesultanan Banten. Menurut peta tertua dari tahun 1780, daerah Ulujami dan Petukangan telah tercatat dengan nama Lodjammie dan Padoekangan. Pada peta tersebut memuat catatan mengenai jumlah luasan tanah garapan. Hasil tanah garapan tersebut diberikan pada Gubernur Jendral Reinier de Klerk, sebagai pemilik besar lahan di barat daya Batavia.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |