|
|
|
|
Rawon Sebagai Makanan Khas Dari Jawa Timur Tanggal 04 May 2023 oleh Haha_ania_21 . Revisi 4 oleh Haha_ania_21 pada 04 May 2023. |
Rawon merupakan makanan khas Indonesia yang berasal dari daerah Ponorogo, Jawa Timur. Rawon dikenal dengan ciri khasnya yang memiliki warna daging dan kuah kehitaman. Bahkan, karena ciri khasnya tersebut, di luar negeri rawon disebut dengan Black Soup.
Warna kehitaman yang dihasilkan pada daging dan kuah tersebut berasal dari kluwek, atau dalam bahasa latin disebut dengan Pangium edule, yang merupakan biji dari buah picung yang lalu diproses menjadi bahan rempah untuk masakan. Kluwek tersebut dihaluskan bersama dengan beragam rempah yang direbus bersama potongan daging sapi berlemak dan daging urat yang bertekstur kenyal. Tidak hanya pada rawon, kluwek juga digunakan sebagai bumbu dari masakan Sop Konro hingga nasi goreng.
Daging yang digunakan pada rawon, umumnya menggunakan daging sapi yang dipotong kecil-kecil maupun disuwir. Selain itu, bumbu yang digunakan adalah bumbu yang berasal dari Indonesia. Dari berbagai sumber kajian yang didapatkan, diperoleh bahwa bahan rawon yang utama diantaranya ialah; daging sapi dan kaldu daging sapi, dengan bumbu khas berupa kluwek, kunyit, lengkuas, batang serai, daun jeruk purut, kemiri, ketumbar, merica, bawang merah, bawang putih, garam, dan gula. Rawon kemudian disajikan bersama nasi dan dilengkapi dengan tauge, sambal, telur asin, dan kerupuk udang. Di beberapa tempat, tempe dan empal juga ditambahkan sebagai pelengkap.
Kepopuleran dari makanan rawon ini, tentu tidak hanya terjadi pada masa ini saja. Dalam sebuah catatan sejarah, ditemukan bahwa rawon sudah ada dan dikonsumsi masyarakat sejak 1000 tahun yang lalu. Hal tersebut tercatat dalam Prasasti Taji pada 901 M atau abad ke-10, yang ditemukan di daerah Bukit di Ponorogo, Jawa Timur. Dalam prasasti itu, rawon disebut dengan ‘rarrawan’ (sayur rawon) yang kemudian menjadi cikal bakal nama rawon. Karena dicatat pada sebuah prasasti, bisa disimpulkan bahwa sajian ini disantap oleh kalangan kerajaan yang mengeluarkan Prasasti Taji itu. Jika menarik garis lebih panjang ke belakang, maka bisa diperkirakan bahwa rawon yang berasal dari kata 'rarrawan' tersebut, sudah hadir sejak masa Kerajaan Kanjuruhan yang berdiri pada tahun 860 Masehi.
Pada saat ini, eksistensi rawon masih digemari oleh berbagai kalangan masyarakat. Baik dari anak-anak, remaja, orang tua, hingga lanjut usia. Selain karena rasanya yang khas, nilai historis yang melekat, dan nilai rasa yang membawa kenangan bagi orang yang menyantapnya, harga dari sepiring rawon juga tergolong murah. Di beberapa tempat, harga sepiring rawon berkisar antara Rp15.000 hingga Rp30.000 saja.
Referensi:
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |