|
|
|
|
"RASI" Sumber Kehidupan Kampung Adat Cireundeu Tanggal 18 Mar 2020 oleh Indah hariyani. Revisi 8 oleh Indah hariyani pada 20 Apr 2020. |
RASI merupakan salah satu jenis pangan sumber karbohidrat yang berasal dari singkong, dan merupakan ampas singkong hasil sampingan pembuatan aci. Kebiasaan mengkonsumsi rasi telah dilakukan secara turun temurun sejak jaman penjajahan Belanda, dan telah menjadi kebiasaan masyarakat Kampung Cireundeu sampai sekarang. Munculnya tradisi mengkonsumsi Rasi didorong oleh semangat kemandirian pangan yang berbasis pangan lokal. (Farkhan, Bachmid, & Majid, 2014). Masyarakat kampung adat cireundeu memanfaatkan pohon singkong terutamanya RASI (Beras Singkong) yang dikenal juga dalam bahasa Sunda yaitu sangueun menjadi makanan pokok kampung Cirendeu sampai sekarang. Berbagai olahan makanan telah berkembang di kawasan ini mengingat Kampung Adat Cireundeu saat ini telah menjadi contoh wilayah ketahanan pangan. Menurut Kahya (57 tahun) selaku masyarakat asli kampung Adat Cireundeu menurutnya bahwa memakan Beras Singkong sudah dimulai pada tahun 1924 yang di gagas oleh Aki Haji Ali disaat beliau sedang berkelana dan mendapatkan informasi bahwa Beras di masa mendatang akan krisis di Indonesia. Saat itu Aki Haji Ali mendapatkan suatu ilham ingin merdeka lahir dan batin maksudnya yakni bukan hanya merdeka dari penjajahan Belanda tetapi juga kesulitan hidup. Maka dari itu Aki Haji Ali memberi amanat kepada warga cireundeu untuk menunda mengonsumsi beras dan beralih ke singkong atau umbi-umbian. Sehingga dibuatnya Beras singkong (Rasi), menurutnya walaupun tidak memakan beras sama seperti orang lain tetap bisa melangsungkan kehidupan. Juga terbukti sekarang ini beras di Indonesia memang sudah Krisis di karenakan banyak sawah-sawah yang dijadikan perumahan sehingga pasokan beras sedikit sehingga sekarang ini Indonesia menginpor beras dari negara lain. Kemudian menurut beliau masyarakat cireundeu masih mempertahankan memakan beras singkong (Rasi) sampai sekarang yaitu karena amanat yang harus dilestarikan dari para leluhur, sehingga saat ini masih tetap dijaga. Pada tahun 1924 akhirnya masyarakat Cireundeu berhasil mengolah singkong yang mereka tanam menjadi rasi secara sempurna dan mereka menyebutnya dengan istilah sangueun (bahan untuk dibuat nasi). Wejangan leluhur tersebut ditaati hingga saat ini. Dengan mengganti konsumsi makanan pokok dari nasi beras ke nasi singkong, warga Cireundeu tidak tergantung lagi pada beras. Pantangan mengonsumsi makanan dari beras bagi masyarakat Cireundeu adalah suatu ajaran dari leluhur mereka yang telah dijalankan oleh mereka secara turun menurun. Peribahasa sehari-hari: “Nunda kersa Nyai” atau tidak memakan pemberian Dewi Sri merupakan suatu ajaran leluhur yang mendasari pantangan tersebut. Beras dilambangkan sebagai seorang perempuan yaitu Dewi Sri, karena ada anggapan bahwa bercocok-tanam ditemukan oleh perempuan dan tanaman padi mempunyai sifat bijak dan keibuan seperti perempuan. Jadi beras harus dihormati karena berasal dari padi. Di samping itu masyarakat kampung adat cireundeu memegang prinsip Tuntunan Kejo Sakeupeul yaitu sebagai berikut:
“Teu Boga Sawah Asal Boga Pare, Teu Boga Pare Asal Boga Beas, Teu Boga Beas Asal Bisa Nyangu, Teu Nyangu Asal Dahar, Teu Dahar Asal Kuat” Dari prinsip tersebut menjelaskan bahwa kita tidak punya sawah asalkan punya padi, tidak punya padi asalkan punya beras, tidak punya beras asalkan bisa menanak nasi, tidak bisa menanak nasi asalkan bisa makan, tidak makan asalkan kita kuat. Maksud dari kalimat teu dahar asal kuat atau tidak makan asalkan kuat itu bukan kita tidak makan. Maksudnya yaitu karena warga Indonesia yang sering bergantung pada beras/nasi yang sekarang terdapat prinsip orang indonesia belum makan, apabila tidak makan nasi/beras. Namun berbeda dengan masyarakat adat cireundeu yang tidak bergantung kepada Nasi atau beras melainkan dengan Rasi dan masih bertahan sampai sekarang serta walaupun rasi tidak ada, masyarakat adat cireundeu bisa memakan yang lain bisa nasi jagung, roti, mie instan dan lain sebagainnya selain nasi/beras. Seperti yang dikatakan Risma (19 Tahun) yakni salah satu orang yang memakan Rasi menurutnya beliau saat diluar rumah namun tidak ada Rasi maka Risma mengganti nya dengan Kentang goreng ataupun rebus dan juga bisa dengan jagung. Walaupun sejak kecil beliau memakan RASI tetapi ketahanan tubuhnya tetap bagus.
Dalam memasak rasi cukup mudah sekali, dan sehat. Karena dibandingkan dengan beras, rasi lebih sehat, beras memiliki kandungan gula maka apabila di konsumsi terlalu banyak tidak bagus. Namun apabila RASI aman namun harus di temani dengan lauk pauk yang mengandung protein, vitamin dll yang tidak mengandung karbohidrat juga. Karena tidak ada makanan yang memiliki kandungan lengkap. Serta rasi juga bisa di buat menjadi nasi goreng seperti nasi beras pada umumnya. Cara memasak RASI yaitu dengan menuangkan RASI secukupnya kemudian masukan air perlahan secukupnya juga, jangan terlalu banyak karena RASI tidak seperti beras. Cukup sampai RASI basah merata. Kemudian kukus selama kurang lebih 15-20 menit. Menggunankan langseung atau tempat yang khusus untuk mengukus sesuatu. (Tidak bisa dimasak menggunakan Magic Com)
Dikarenakan cireundeu yaitu tempat wisata budaya maka kampung adat cireundeu memanfaatkan berbagai olahan singkong sebagai oleh-oleh untuk para pengunjung bukan hanya rasi namun ada eggrol, rangining, dan cemilan sehat yang menarik dan tidak membosankan. Serta masyarakat adat cireundeu juga tidak hanya memanfaatkan dari umbi singkong nya saja. Namun kulit dari umbi singkong tersebutt oleh masayarakat di olah menjadi dengdeng dan apabila kulit singkong tersebut ada sisa maka sisanya di kasih untuk pakan hewan ternak karena masayarakat kampung cireundeu juga kebanyakan menjadi peternak domba. Dengan membuat olahan dari singkong dapat meningkatkan taraf perekonomian warga kampung adat cireundeu dibandingkan hanya dengan menjual singkong secara utuh dalam kondisi sebagai bahan mentah.(Widyanti, 2015). Selain itu dibawah ini merupakan cara untuk mengolah RASI: Singkong yang berumur sekitar 12 bulan yang dapat di panen. Setelah itu di kupas, lalu di cuci Setelah di cuci bersih lalu di giling Setelah halus lalu di peras dan diambil patinya (sarinya) Hampas dikeringkan Dan hasil dari patinya diendapkan satu hari yang bisa digunakan sebagai aci atau tepung. Pengolahan Rasi seperti pada gambar di bawah ini : (Dokumen Pribadi)
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |