Pecel Madiun menjadi kuliner khas Madiun, Jawa Timur. Kuliner khas Madiun yang satu ini oleh masyarakat sekitar sering disebut sebagai "salad Jowo with coconut sausage". Ketika berkunjung ke Madiun, akan sangat mudah menemui warung atau kedai yang menjual kuliner khas Madiun yang satu ini. Harga yang ditawarkan untuk satu porsi nasi pecel ini juga sangat ekonomis. Satu porsi nasi pecel lengkap dengan lauk tempe dan rempeyek dibanderol sekitar tujuh ribu rupiah.
Pecel Madiun sendiri berdasarkan cerita dari orang tua zaman dahulu sudah ada dari zaman kerajaan. Hal tersebut didukung dengan tertulisnya makanan pecel dalam prasasti Siman dari Kediri yang ditulis tahun (865 SM - 943 Masehi). Dalam prasasti tersebut pecel dituliskan sebagai sayuran rebus yang diolah secara khusus serta dipadukan dengan bumbu rempah. Hal pendukung lain makanan "pecel" ini dikisahkan dalam Babad Tanah Jawi edisi Meinsma. Dalam kisah edisi tersebut, Ki Ageng Karanglo dari Taji menjamu Ki Ageng Pamanahan dengan beberapa makanan yang salah satunya nasi pecel tersebut saat akan membuka lahan di daerah Mataram (Meinsma, 1874).
Madiun memiliki warung kedai nasi pecel yang terkenal dan dikenal oleh masyarakat luar Madiun seperti warung pecel Yu Gembrot, warung nasi pecel 99, warung nasi pecel Sri Tanjung dan warung nasi pecel Godong jati di Saur, Dolopo. Warung nasi pecel tersebut tidak pernah sepi pengunjung, dengan kategori pengunjung baik lokal maupun luar daerah Madiun. Wisatawan yang berkunjung ke Madiun tidak sedikit yang mampir hanya sekedar menikmati sepinduk nasi pecel khas Madiun.
Di daerah Madiun selatan hingga perbatasan Ponorogo terdapat salah satu warung nasi pecel yang terkenal yaitu, warung nasi pecel godhong jati, Saur, Dolopo. Lokasi dari warung ini sendiri cukup strategis yaitu berada di tengah antara persawahan dan perkebunan tebu tepatnya di bawah pohon bambu serta pinggul Jalan Raya Dolopo-Ngebel, Desa Candimulyo, Dolopo, Madiun. Walaupun terkesan jauh dari kota dan pusat keramaian, warung nasi pecel godhong jati ini tidak pernah sepi pengunjung. Warung pecel ini buka mulai pukul 05.30 wib sampai 15.00 WIB, maka dari itu sangat cocok untuk pengunjung yang sedang mencari sarapan atau makan siang.
Pecel Madiun memiliki ciri khas tersendiri jika dibandingkan dengan pecel daerah lain. Kunci utama pecel Madiun Ini terletak pada sampel kacangnya yaitu terdapat daun jeruk purut dan cita rasa sambal yang cenderung asin pedas serta penyajiannya dibungkus dengan daun pisang ataupun daun jati. Sedangkan untuk sayuran di dalamnya tidak menentu dan cenderung menyesuaikan. Meskipun demikian, terdapat sayuran yang mana setiap pecel ada yaitu daun kenikir dan kecambah. Pada setiap warung nasi Madiun ini sendiri Memiliki makanan pendamping seperti gorengan, sundukan telur, jeroan ayam, kerupuk rempeyek dan lain sebagainya.
Keunikan dari nasi pecel khas Madiun ini sendiri terletak pada bumbu kacangnya yang dengan irisan daun jeruk purut serta penyajiannya yang dipincuk dengan daun pisang atau daun jati. Selain itu di Madiun sendiri juga memiliki tugu pecel (menggambarkan penjual dan pembeli nasi pecel khas Madiun). Saat ini terdapat lebih dari 3 Tugu penjual nasi pecel yang tersebar di beberapa titik daerah Madiun. Hal tersebut semakin menambah citra pecel sebagai makanan serta ikonik Madiun.
Referensi :
Meinsma. 1874. Serat Babad Tanah Jawi. Belgia. Martinos Nijhoff.
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja