Bakpia yang merupakan cemilan identik terbuat dari campuran kacang hijau dengan gula, yang dibalut dengan tepung, lalu dipanggang. Di beberapa daerah di Indonesia, makanan yang terasa legit ini dikenal dengan nama pia atau kue pia. Bakpia yang cukup dikenal salah satunya berasal dari daerah Pathok (Pathuk),Yogyakarta. Lain Jogja, lain Bogor. Kota yang tidak begitu jauh jaraknya dari ibu kota Jakarta ini, menawarkan kue pia lainnya, tentunya dengan ciri khas dan rasa yang berbeda. Silmy Untsa dan Bayu Reza, merupakan salah satu pelopor kue pia talas, buah talas yang juga menjadi khas nya kota Bogor. Saat ini terdapat 6 variant rasa PapaPia, yaitu kacang hijau, kacang merah, coklat, keju, talas, dan durian. Range harga dari mulai 25.000/box hingga 30.000/box untuk rasa durian.“ Yang membedakan PapaPia dengan kue pia yang lain, yaitu PapaPia lebih kering, tipis, dan tidak terlalu banyak lapisan, tapi isinya lebih banyak. Rasanya ketika digigit benar-benar renyah,” ungkap Silmy Berikut ini tahapan-tahapan yang dilalui untuk pembuatan PapaPia :
Terdapat satu gudang untuk stok bahan – bahan. Di tahapan ini di takar jumlah dan bahan apa saja yang akan dipakai untuk membuat kue pia. Silmy dibantu satu orang karyawan yang bertugas, tiap harinya mengecek stok, dan mempersiapkan bahan-bahan yang akan dibuat esok hari, dan untuk pembelanjaan bahan baku dilakukan seminggu sekali.
Di tahapan ini, sebelum memasak bahan-bahan dibersihkan dengan standart tertentu, Seperti untuk pencucian kacang hijau, harus benar-benar bersih, bisa dilihat dari warna air pada bilasan terakhir. Tidak terlewatkan juga kulit kacang harus dikupas terlebih dulu. Kemudian ketika memasak adonan, tidak boleh ditinggal-tinggal, harus terus diaduk, karena ini akan menentukan kualitas rasa
Pada tahapan ini, adonan yang sudah jadi, kemudian ditakar untuk kulit dan isi yang akan dimixing dan dibentuk. Pada awal-awal usaha, Silmy masih kesulitan untuk membuat patokan ukuran untuk satuan, sehingga masih meraba-raba. Tetapi seiring berjalan waktu dan dilakukan evaluasi, maka ada trik tersendiri dalam menentukan takaran yang pas. Di tahapan ini ada satu hal yang harus sangat diperhatikan menurut Silmy, yaitu mentega, sisa mentega yang digunakan harus benar-benar bersih, karena jika terus menerus dan dikalkulasikan ini akan sangat mempengaruhi stok mentega, yang tentunya berimbas pada keuntungan.
Setelah adonan dibentuk dan tercampur antara kulit dan isi, kemudian disusun di atas loyang. Sebelumnya terlebih dulu dilakukan pemberian topping dan olesan kuning telur. Kuning telur yang digunakan Silmy tidak menggunakan bahan pewarna apapun,hal ini agar kue pia nanti hasilnya mengkilat tapi aman dikonsumsi. Untuk proses pemanggangan harus benar-benar memperhatikan suhu dan waktu yang digunakan, karena salah sedikit, kue pia bisa gagal
Setelah kue pia selesai dipanggang, harus dilakukan pendinginan terlebih dulu, yang memakan waktu sekitar satu jam. Proses pendinginan ini sangat penting, karena setelah di bungkus , kue pia tidak rusak dan tidak cepat berjamur, yang nantinya berimbas kue akan cepat basi dari masa kadaluarsa yang telah ditentukan. Hal ini sangat diperhatikan oleh Silmy, mengingat kue pia buatannya bebas dari bahan pengawet.
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.