×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

pakaian adat

Elemen Budaya

Pakaian Tradisional

Provinsi

DI Jogjakarta

Asal Daerah

yogyakarta

pakaian tradisional kasatrian yogyakarta #DaftarSB19

Tanggal 28 Oct 2017 oleh iqbal muharram.

PAKAIAN ADAT TRADISIONAL CORAK KASATRIAN D.I.YOGYAKARTA

Pakaian adat tradisional masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri dari seperangkat pakaian adat tradisional yang memiliki unsur-unsur yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Kelengkapan berbusana tersebut merupakan ciri khusus pemberi identitas bagi pemakainya yang meliputi fungsi dan peranannya. Oleh karena itu, cara berpakaian biasanya sudah dibakukan secara adat, kapan dikenakan, di man dikenakan, dan siapa yang mengenakannya. Corak kasatrian dahulunya merupakan pakaian adat yang dikenakan putra-putri sultan pada perjamuan ramah tamah dengan para tamu dan kerabat keraton. Sekarang jenis pakain ini dipakai dalam upacara adat midodareni dan upacara panggih. Destar pengantin pria untuk corak kesatrian adalah model ngobis, seperti daun kubis yang lebar. Nama ngobis diperuntukkan bagi sinthingan, yaitu bagian bawah destar berupa sayap di kiri kanan mondholan. Mondholan berasal dari kata mondhol yang berarti bergantung di suatu tempat. Bentuknya seperti telur itik yang digantung. Mondholan inilah yang membedakan destar gaya Surakarta yang tidak menggunakan mondholan tetapi rata atau trepes. Untuk bros digunakan motif matahari, yang melambangkan kehidupan yang selalu bersinar dan kekal. Ada juga bros yang bermotif bunga cengkih yang melambangkan keuletan dalam menghadapi hidup. Pakaian adat Yogyakarta yang dikenakan pengantin pria berupa surjan (baju jas laki-laki khas Jawa yang berkerah tegak dan berlengan panjang) yang terbuat dari kain sutra, dilengkapi dengan karset, rantai jam, dan bros. Surjan bermotif bunga kembang batu atau polos. Keris yang dipakai bercorak branggah atau ladrangan dengan oncen-oncen (rangkaian bunga) usus-ususan dari bunga melati. Sabuk atau lontong yang dipakai pengantin pria memiliki lebar 13 cm dan dibuat dari kain tenunan khusus, pada bagian depan dilapisi kain sutra. Pengantin pria memakai kain batik sama dengan pengantin putri. Misalnya bermotif sidoasih, sidoluhur, sidomukti, parangkusumo, semen rama, truntun, dan udan riris. Sandal yang digunakan pengantin pria adalah selop yang bagian depannya tertutup. Rambut pengantin wanita dirias dengan model gelung tekuk pelik dengan hiasan berupa satu buah cunduk menthul (tusuk konde) besar menghadap ke belakang. Sisir gunungan jebehan sri taman, ceplok, dan dua buah usus-ususan bunga melati dipasang vertikal melingkar mengikuti bentuk sanggul, ditambah pelik (kerabu subang kecil) berjumlah sepuluh buah. Kebaya pendek yang dikenakan pengantin wanita berbahan sutra kembang dengan warna biru tua, hijau tua, merah tua, atau hitam. baju tidak memakai penutup dada atau kuthu baru. Motif kain yang dipakai sama dengan pengantin laki-laki dan tidak dibordir atau diprada. Ditambahkan pula perhiasan seperti giwang, kalung, gelang, bros tiga buah, dan selop biasa tanpa bordir warna hitam. Untuk gaya Yogyakarta, lipatan kain untuk wiru dan garis wiru harus kelihatan dan menghadap ke kanan untuk membedakan dengan motif surakarta yang garis wirunya tidak kelihatan (sered).

DISKUSI


TERBARU


Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

Refleksi Realit...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Refleksi Keraton Yogyakarta Melalui Perspektif Sosiologis

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adanya manusia menjadi penyebab munculnya kebudayaan. Kebudayaan sangat penting dalam k...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...