Kedatangan drama Korea saat ini jadi salah satu hiburan yang amat digandrungi banyak orang, terlebih di masa pandemi yang memforsir warga buat senantiasa di rumah semacam dikala ini.
Apalagi, di masa semacam ini pula, jeratan drama Korea terus menjadi luas. Anak muda, berusia muda, pendamping, suami, istri, ibu- ibu, bapak- bapak, dengan ponsel, tv, laptop, seluruh dapat dijangkau oleh Drakor.
Mereka rela menghabiskan waktu sampai berjam- jam merampungkan satu drama Korea sampai tamat.
Bukan cuma kala di rumah, kala saat sebelum terdapat pandemi, melihat orang nonton drama Korea di kendaraan universal kala jam kembali kantor telah perihal biasa.
Kemudian kenapa drama Korea jadi- semakin- diminati serta menggoda banyak orang?
Terdapat banyak alibi yang dapat keluar dari bibir seseorang penggemar Drakor apabila ditanya karena menggemari drama Korea.
Untuk mereka yang sempat ataupun lagi, paling tidak menggemari satu judul drama Korea, tentu amat menguasai beberapa alibi berikut.
Alibi cerita yang menarik serta sanggup menggaet pemirsa buat turut merasakan emosi dalam drama itu merupakan kalimat sangat universal yang keluar dari penggemar drama Korea.
Cerita yang menarik ini dapat termanifestasi ke banyak wujud. Mulai dari cerita cinta yang menyayat- nyayat hati, membuat seakan jatuh cinta lagi, malu- malu sendiri dikala adegan romantis, memimpikan pendamping sempurna semacam dalam drama, sampai termotivasi atas ekspedisi hidup sang tokoh.
Cerita itu belum tercantum dari bermacam aksesoris kehidupan yang dibawa dalam drama Korea. Sebut saja santapan Korea yang membuat penggemarnya termotivasi buat membeli sumpit ataupun sendok besi supaya serasa hidup dalam drama Korea, ataupun ungkapan- ungkapan verbal yang- sadar ataupun tidak sadar- diiringi semacam“ jinjja??” ataupun“ aish” ataupun“ aigoo” ataupun“ daebak!”.
Tidak hanya itu, perihal teknis sinematik semacam sinematografi, dampak, panorama, serta nuansa yang dibawa mampu memantapkan cerita drama yang memanglah telah digarap dengan matang.
Sebagian penggemar yang lain pula mengamini kalau aspek pemain yang tampak ciamik, sampai lagu tema yang membuat pemirsa terus menjadi hanyut jadi aspek kenapa orang jadi asik sendiri dengan Drakor.
Di samping itu, satu judul drama Korea juga mempunyai rentang waktu yang lumayan pendek serta tidak bertele- tele dengan rata- rata berisi 16- 20 episode. Paling tidak, tiap orang tidak butuh berlarut- larut buat merampungkan satu judul drama Korea.
Tetapi beberapa perihal yang membuat seorang menggemari drama Korea tersebut belum tercantum sebagian aspek lain yang membuat produk sinematik ini sanggup memperluas pasar di dikala pandemi.
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja