Ritual
Ritual
ritual Jawa Barat JAWA BARAT
"ngertakeun Bumi Lamba" -mapag Sasih Kapitu Suryakala-
- 3 Agustus 2014
UPACARA ADAT BUDAYA SUNDA (NUSANTARA - SABUANA)

"NGERTAKEUN BUMI LAMBA" -mapag sasih kapitu suryakala-
Ngertakeun bumi lamba, artinya Mensejahterakan Kehidupan Bumi Alam, seperti yang diamanatkan Sang Prabu Siliwangi 1482-1521M, dalam Sanghyang Siksa Kanda’ng Karesian. Upacara ini sebagai salah satu bentuk dari kearifan lokal masyarakat adat dalam berhubungan dengan alam yang mendesak manusia untuk mengubah sikapnya terhadap lingkungan, yaitu dengan berusaha kembali untuk lebih arif dalam memperlakukannya seperti yang telah dilakukan oleh leluhur sejak dulu.

Upacara Ngertakeun Bumi Lamba adalah upacara untuk menjalankan pesan kasepuhan (orangtua adat) dari Kanekes, yang menitipkan 3 (tiga) Gunung, sebagai Pakualam (harus diperlakukan sebagai tempat suci yang penting bagi warga adat yang mengakui dirinya Urang Bandung), yaitu Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Wayang dan Gunung Gede sebagai tempat 'Kabuyutan' (sumber air, makanan atau juga leluhur). Inti upacara adalah untuk berterima kasih dan mengingatkan kepada setiap orang bahwa kesucian gunung adalah sumber utama makhluk di sekitar gunung tersebut. Gunung adalah pakuan bumi di semesta ini. Gunung menjadi sumber nilai spiritual dan budi pekerti yang mendasari perilaku yang berbudaya bagi umat manusia di muka bumi. Sebagaimana nama SUNDA yang melekat pada Gunung Tangkuban Parahu (Purba Kancana Parahyangan). Maka dari itu upacara tahunan ini dilakukan di puncak Gunung Tangkuban Parahu. Bertepatan dengan perjalanan matahari yang baru mulai kembali dari paling utara bumi menuju selatan, yaitu di setiap bulan 'kapitu'(bulan ke 7), dalam hitungan suryakala, kala ider (kalender) sunda.

Bersama mengekspresikan sembah kepada yang telah memberi kehidupan dengan cara menghaturkan beragam keindahan, rasa persembahan, hasil bumi, lantunan mantera, musik sakral dan tarian.. Proses ritual yang merupakan ekspresi dan wujud rasa syukur ini akan dilakukan oleh komunitas masyarakat adat di Puncak Upacara "NGERTAKEUN BUMI LAMBA" sebagai salah satu ruang yang diciptakan untuk saling berbagi dan bersyukur kepada Yang Maha Kuasa.

Upacara Ngertakeun Bumi Lamba biasanya melibatkan Komunitas Adat Lokal (Indonesia) dan Internasional. Beberapa komunitas adat lokal yang biasa hadir antara lain komunitas adat Kanekes (Badui) - Banten, Dayak Sagandu - Indramayu, Rancakalong - Sumedang, Cicalengka & Majalaya - Bandung, Cirendeu - Cimahi, Nagara Banceuy - Subang, dan dari berbagai daerah di Indonesia seperti dari Kalimantan, Bali, Sulawesi, Sumatra, dan lain-lain.

Upacara ini juga terbuka untuk seluruh orang yang tetap meyakini jalan ketuhanan dan kemanusiaan "Sunda Wiwitan" (dalam makna universal). Yaitu orang yang berjuang untuk Tanah-Airnya dengan memelihara dan menjalankan semua warisan nilai spiritual, budi Upacara "NGERTAKEUN BUMI LAMBA" mapag sasih kapitu suryakala pekerti leluhurnya, sehingga bebas dari sekat perbedaan cara-ciri atau juga seperti orang-orang yang meyakini cahaya kasih yang melekat dalam kepribadiannya yang terbuka. Dimana dengan pandangan dan rasa tersebut, secara bersama dapat bersatu untuk sembah hyang dengan harmonis dalam keberagaman (tanpa dibatasi, suku, ras, kebangsaan, agama, bahasa, cara-ciri dan lainnya).

MIPIT AMIT NGALA SEJA
Sebelum pelaksanaan Upacara Ngertakeun Bumi Lamba, yang dilakukan di Gunung sebagai simbol Lingga, terlebih dahulu akan dilakukan prosesi Mipit Amit Ngala Seja, yang akan dilakukan di Sagara (Samudera) sebagai simbol Yoni. Lingga Yoni merupakan pasangan yang tidak terpisahkan. Mipit Amit akan dilakukan di 2 tempat, yaitu di Sagara Pelabuhan Ratu - Sukabumi dan Sagara Sancang - Pamempeuk Garut.

Pada dasarnya tidak ada sesuatu yang kita pergunakan atau lakukan, tanpa manifestasi lain yang lebih dahulu menjadi bagian dari sesuatu itu. Buah dari pohon, air dari sungai, tanah kosong ber"penghuni". Sepantasnya, sebagai manusia berbudi pekerti, kita terlebih dahulu meminta keikhlasan dari "pemiliknya" tersebut, sebagai ekspresi rasa kasih Tuhan yang melekat dengan ciptaanNya. Itu adalah esensi dari budaya Mipit Amit Ngala Seja, yang telah diwariskan leluhur Sunda kepada kita semua.

PROSESI MAPAH
Upacara Ngertakeun Bumi Lamba akan dihadiri oleh Kolot Kanekes (Badui) yang datang khusus untuk menjadi Saksi pada acara ini. Mereka adalah Sesepuh atau Kolot yang Ngabaratakeun Telungpuluh Telu Nagara (Bertapa untuk Memelihara Keberlangsungan Semesta Alam).

Kolot Kanekes datang dengan prosesi Mapah , istilah bahasa sunda yang artinya berjalan kaki dari Kanekes menuju Bandung sejauh 275 KM.

Perjalanan ini mempunyai makna yang sangat mendalam secara spiritual, dimana jarak yang sangat panjang ini akan ditempuh dengan BERJALAN KAKI sebagai laku puasa dalam bentuk yang lain dan khas masyarakat adat Kanekes.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya