×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Alat Musik Tradisional

Elemen Budaya

Alat Musik

Provinsi

Jawa Timur

Menengok Sejarah Saronen, Alat Musik Khas Madura

Tanggal 18 Dec 2019 oleh Orans Media.

Madura, mungkin yang ada benak Anda adalah makanan sate, pakaian loreng merah putih atau karapan sapi. Madura cukup terkenal dengan berbagai khasanah budaya lokalnya. Dari segi budaya, pulau sebelah timur Jatim ini tak kalah dari wilayah lain.

Bukti budaya bisa terlihat dari alat musik tradisionalnya. Banyak macam alat musik tradisional Jawa Timur yang masih eksis sampai sekarang. Salah satu alat musik melegenda yang masih dilestarikan sampai saat ini adalah saronen. Mungkin Anda masih asing mendengarnya. Lantas apa sebenarnya saronen ini? Baca informasinya sampai selesai ya.

Bentuk Saronen

Bentuk saronen terlihat lebih mirip seruling atau terompet. Akan tetapi, ada perbedaan pada peniup yang mana peniupnya dibuat seperti kumis-kumisan. Tiap alat dibuat beda-beda tergantung kreatifitas pembuat. Menarik bukan, kawan?

Bahan yang digunakan untuk membuat saronen adalah kayu jati khusu dengan panjang kerucut 40 centimeter. Lubang-lubang dibuat mirip kayak seruling yang mana ada 6 lubang berderet pada posisi atas dan 1 lubang pada posisi bawah.

Bagian peniup kumis terbuat dari bahan tempurung kelapa yang sudah diukir terlebih dahulu. Saat dimainkan nampak pemain seperti menggunakan kumis palsu, nyatanya tergabung menjadi satu keutuhan dengan alat musiknya. Itulah keunikan dari saronen yang mana membuat banyak wisatawan suka melihatnya.

Umumnya saronen dimainkan ketika ada acara adat seperti arakan pengantin. Selain itu, alat musik khas Madura ini juga dijadikan pengiring untuk lomba karapan sapi. Pola peniupan dilakukan berkelompok dengan alat musik pengiring lainnya seperti kemepul, gong besar, korca, gendang besar dan kecil serta kenong kecil, tengahan dan besar.

Jika ditotal ada 9 alat musik yang dimainkan. Ini bukanlah sebuah kebetulan, ada alasan mengenai jumlahnya. 9 alat musik disesuikan dengan kalimat “Bismillahirrahmanirrahim” yang pelafalannya terhitung sebanyak 9 suku kata.

Sejarah Saronen

Konon pada mulanya saronen dijadikan sarana untuk menyampaikan dakwah. Cara ini diterapkan supaya lebih memudahkan masyarakat masuk agama Islam. Dulu diterapkan oleh cicit sunan Kudus bernama Kyai Khatib. Beliau tinggal di Desa Sendang, Sumenep. Beliau ini juga menjadi salah satu toko besar yang mengembangkan ajaran Islam di Madura.

Pada saat itu sang kyai dan muridnya menunjukkan hiburan melalui saronen lengkap dengan pakaian ala badut di pasar. Ketika banyak yang lihat, mulailah sang kyai pelan-pelan berdakwah mengenai agama Islam. Model dakwah yang humoris ini lama kelamaan mampu memikat pengunjung sehingga banyak yang tertarik masuk Islam.

Jadi, memang saronen sudah ada sejak zaman dahulu dan menjadi alat musik historis yang perlu untuk dilestarikan. Dengan adanya alat musik tradisional ini, suasana acara adat terlihat meriah dan seru. Bagi Anda yang akan berwisata ke Madura, jangan sampai melewatkan acara adat yang mengikutsertakan para peniup saronen.

DISKUSI


TERBARU


Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

Refleksi Realit...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Refleksi Keraton Yogyakarta Melalui Perspektif Sosiologis

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adanya manusia menjadi penyebab munculnya kebudayaan. Kebudayaan sangat penting dalam k...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...