Senjata dan Alat Perang
Senjata dan Alat Perang
Silat Betawi DKI Jakarta Petukangan
Mekanisme Pembelajaran Silat Beksi Petukangan
- 22 Oktober 2019

MEKANISME PEMBELAJARAN SILAT BEKSI PETUKANGAN

Proses pembelajaran seorang murid dari guru dalam silat Beksi melalui tahapan tertentu, dimana tiap guru berbeda-beda. Ada tiga proses dalam mekanisme pembelajaran silat Beksi, dimulai dari tata cara penerimaan murid, proses pembelajaran seorang murid dan waisuda murid yang sudah paripurna belajarnya.

  1. Tata Cara Penerimaan Murid

Pada awalnya masuknya silat Beksi di Petukangan, tidak ada syarat apapun dari H. Godjali dalam tata cara penerimaan seorang murid yang akan belajar silat Beksi. H Godjali sebagai guru awal, bahkan yang mengajak generasi awal silat Beksi di Petukangan, untuk ikut belajar, atau dalam bahasa saat ini sharing pengetahuan silat Beksi. Sehingga tidak ada status yang membatasi, tetapi mereka semua tetap dalam koridor guru dan murid dalam tataran keilmuan silat Beksi. Tata cara penerimaan murid, adalah sebuah mekanisme yang harus ditempuh, apabila sang murid menginginkan untuk mendapatkan sebuah ilmu silat Beksi dari seorang guru. Setiap guru mempunyai mekanisme sendiri dalam penerimaan seorang murid, yang secara umum sama, hanya kondisinya saja yang berbeda-beda. Hal itulah yang membuat tiap-tiap guru, menurut cerita dari narasumber, mempunyai tradisi tata cara penerimaan murid yang unik. Pada perkembangannya, seorang guru silat Beksi selalu menerima murid tanpa memandang bagaimana kondisi si murid. Namun biasanya seorang guru akan melihat kesungguhan si murid melalui serangkaian aktifitas ujian. Pener imaan seorang murid juga kadang-kadang seperti proses baiat dalam tarekat, tetapi ini tidak selalu terjadi dan kondisi ini lebih banyak dilakukan saat proses wisuda sang murid.

Jika menilik cerita-cerita para murid mengenai tradisi tata cara penerimaan murid dari para guru, kita akan melihat bahwa misalnya tata cara penerimaan murid dari H. Hasbullah. Tata cara penerimaan murid dari H. Hasbullah dalam beberapa cerita, menerima murid dengan cara, setiap kali datang, si murid diminta mengisi kolam/ bak air musholla atau rumahnya dari timbaan sumur. Biasanya si murid akan diuji seperti iu sebanyak tiga kali kehadiran. Hal ini untuk mempermudah si murid untuk sekaligus latihan fisik dan kesabaran sebelum benar-benar belajar silat Beksi dari jalur guru H. Hasbullah.

Lain lagi cerita mengenai tata cara penerimaan murid dari jalur guru Simin. Menurut penuturan narasumber, Simin menerima murid yang ingin belajar padanya tanpa melihat kondisi fisik si murid, tetapi si murid tetap diuji kesabarannya dengan kemampuan mengaji. Jika mengajinya sudah benar, maka itu akan mengimbangi belajar silatnya.

Kadang-kadang si murid membawakan suatu sajian untuk guru Simin sebagai rasa ta’dzhim atau yang sering terjadi, sang murid memberikan sesuatu untuk Simin seperti beras dan gula, sebagai permohonan izin untuk diterima sebagi murid. Hal itu bukanlah merupakan sebuah bayaran, tetapi bentuk penghargaan kepada sang guru, sekalipun bentuknya terlihat biasa. Murid juga akan memohon kepadanya, dengan mengucapkan secara lisan.

Mengenai tata cara penerimaan murid dari jalur guru M. Nur, yaitu diawali oleh doa-doa dalam tradisi rasulan dan menyediakan sajian dalam sebuah wadah dengan kelengkapan; kain putih, telur, kembang, daun kelor, kelapa hijau dan ayam bekakak dua ekor. Sajian tersebut sebenarnya hanya untuk pembuktian bagi si murid, bahwa dia sanggup menyediakan dan menyiapkan sesuatu yang dibutuhkan, selama proses belajar silat Beksi nanti. Si murid diantarkan oleh sang guru untuk mencapai yang terbaik sejak awal belajar hingga akhir, dalam bentuk-bentuk simbolis di dalam tatanan sajian tersebut.

Cerita mengenai Mandor Minggu dalam tata cara penerimaan murid, menurut putranya, adalah dengan cara penerimaan dengan si murid memohon kepada Mandor Minggu untuk belajar silat Beksi. Mandor Minggu kemudian memberikan penjelasan secara lisan, bahwa ketika seorang diterima menjadi muridnya, maka dia harus belajar secara bertahap. Kadang-kadang sang murid juga diminta mencari atau membawakan kayu bakar untuk bahan bakar memasak keluarganya. Ini juga merupakan bentuk kesungguhan hati dan kemampuan fisik si murid sebelum belajar silat Beksi.

Mekanisme tata cara penerimaan murid tersebut, dilakukan saat semua guru mengajar dan berada di rumahnya masing-masing saja, serta dalam kondisi yang memungkinkan. Hal tersebut tidak terjadi saat kondisi sedang genting, seperti saat masa Pendudukan Jepang, Perang Kemerdekaan hingga tahun 1960-an. Memang beberapa sumber menyatakan bahwa, saat para guru mengajar di luar wilayah Petukangan, diberikan sajian dan pemberian dari para muridnya, berupa beras dan bahan pangan lainnya. Ada kalanya murid datang secara pribadi dengan memberikan dan melakukan seperti yang diminta oleh gurunya, tetapi ada kondisi seperti yang dialami oleh guru Simin, yang diberikan gaji oleh pemerintah Pendudukan Jepang saat menjadi instruktur di dinas militer di Bogor.

Setelah masa di tahun 1970-an, mekanisme tata cara penerimaan murid seperti tersebut di atas, dapat dilakukan dengan baik. Pada saat ini, beberapa murid yang telah membuka perguruan setelah paripurna belajar silat Beksi dari para guru-guru awal, tidak selalu menerapkan hal tersebut, karena kondisi -kondisi tertentu atau karena alasan praktis dan dalam jumlah yang massal. Sehingga jika ada sajian yang diberikan, atau aktifitas tertentu yang biasa dilakukan oleh para guru awal dalam menerima murid, ditanggung bersama-sama atau dilakukan bersama-sama.

  1. Proses Pembelajaran

Semua guru pada awalnya mengajarkan satu tahapan jurus secara serempak, antara murid satu dengan murid lainnya, tetapi tidak semua murid dapat mengikuti sesuai arahan sang guru. Para murid yang memang secara bakat alami, dapat mah ir menggerakkan gerakan silat Beksi, akan secara cepat menerima maksud pengajaran sang guru. Biasanya para guru, akan mengajarkan sang murid yang telah mahir dan yang belum mahir dalam gerakan silat dengan kondisi terpisah, walaupun mereka diterima sebagai murid sang guru dalam waktu yang bersamaan.

Setiap guru menjalani proses pemberlajaran murid dengan cara yang berbeda-beda.

Terdapat tahapan-tahapan atau aktifitas tertentu, ketika murid belajar dari semua jalur guru.

  1. Wisuda Murid Pasca Belajar Paripurna

Prinsip dalam olah batin pencak silat telah diresapi dalam doktrin agama, dalam hal ini Islam. Doktrin agama membentuk kepribadian seseorang maupun keseluruhan bidang, meskipun tidak semua menerapkan hal ini, tetapi pada dasarnya seorang pendekar pencak silat telah diberikan batasan-batasan mana saja yang menjadi hak dan kewajibannya. Nafas itulah yang kemudian menggerakkan langkah-langkah terbaik yang harus didapatkan dalam perjalanan hidup seorang pesilat, baik di dalam maupun di luar arena.

Hakikat pencak silat atau bela diri, adalah kemahiran teknis membela diri yang tidak semata-mata mengandalkan kekuatan jasmani, melainkan kecerdasan akal dan kepekaan rasa, yang diperoleh melalui latihan yang tekun (Hasil wawancara oleh R. A. Anggoro Seto pada 23 April 2010).

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya