Idul Fitri atau Lebaran merupakan salah satu hari besar yang ikut dirayakan oleh masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam. Dalam menyambut Lebaran, masyarakat di Tanah Air biasanya merayakannya dengan berbagai tradisi yang ada di masing-masing daerah. Di Sumatera Utara khususnya di Mandailing Natal, ada satu tradisi yang biasa dilakukan masyarakat dalam menyambut lebaran, yaitu Mangalomang. Tradisi ini sudah ada sejak zaman dahulu dan turun-temurun hingga sekarang.
Mangalomang berasal dari bahasa daerah Mandailing Natal, yang artinya memasak beras ketan memakai santan kelapa dan garam di dalam bambu atau memasak lemang. Ini merupakan tradisi yang dilaksanakan setiap hari besar Islam, seperti Idul Adha dan Idul Fitri. Tradisi ini hingga kini masih terus di lakukan para kaum perempuan di Mandailing Natal.
Proses Mangalomang sendiri tergolong unik. Tradisi ini dilakukan oleh warga dengan bahu membahu memasak lemang yang dipanaskan di atas api yang besar. Saat proses pembuatan, warga bergotong-royong dan membagi tugasnya. Sebagian ada yang bertugas mengambil kayu bakar, sedangkan yang lain menjaga lemang yang sedang dimasak. Lemang yang dimasak pada tradisi ini merupakan makanan khas Mandailing Natal. Lemang ini dibuat dari bahan dasar beras ketan dan dimasak dalam wadah bambu. Selain karena kelezatannya, lemang yang dimasak dalam tradisi ini menjadi spesial karena kentalnya rasa kebersamaan pada proses pembuatan.
Bagi masyarakat Mandailing Natal, menjaga tradisi ini merupakan sebuah kewajiban. Menurut warga di sana, Lebaran akan terasa tidak lengkap tanpa ada acara Mangalomang. Dengan adanya tradisi ini, apabila ada warga yang tidak sanggup membuat lemang sendiri, bisa menumpang masak dengan warga lainnya yang ada di daerah itu. Syaratnya, setelah lemang itu masak dibagi bersama-sama kepada warga.
Tradisi Mangalomang ini ternyata tidak hanya dilakukan saat Idul Fitri dan Idul Adha saja, namun juga dilakukan pada peringatan hari besar nasional, misalnya saat menyambut hari kemerdekaan. Hal ini karena Mangalomang merupakan ungkapan kegembiraan masyarakat pada hari-hari tertentu, sehingga lemang yang dibuat dimakan secara bersama-sama.
Selain sebagai ungkapan rasa kegembiraan, tradisi ini ternyata bisa juga dilakukan sebagai penolak bala. Misalnya saat lahan pertanian diserang hama, maka biasanya warga akan mengadakan tradisi Mangalomang sebagai penangkal bencana. Tradisi Mangalomang untuk tolak bala berbeda dengan memasak lemang seperti biasanya. Lemang harus dimasak 7 orang ibu-ibu dan jumlah bambunya harus ganjil. Kemudian ada bahan tambahannya, tidak seperti membuat lemang biasanya yakni dengan memasukkan udang dan ikan-ikan kecil ke dalam bambu. Kegiatan ini juga dibarengi doa bersama agar terhindar dari segala macam bencana, musibah, malapetaka dan berbagai hal buruk lainnya.
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang