Seni maen Bola Leungeun Seuneu atau biasa dikenal dengan kata BOLES berasal dari Seni Budaya Nyonyoo Seuneu abad ke XIII – XV Masehi pada masa Kerajaan Padjadjaran. Kesenian ini tercatat pada Kita Suwasit Museum Prabu Siliwangi yang berlokasi di Pondok Pesantren Prabu Siliwangi Dizkir Al Fatg kota Sukabumi. BOLES pada zaman Kerajaan Padjadjaran dipertunjukkan di acara-acara penyambutan kedatangan Raja dan juga upacara-upacara dari Kerajaan Padjadjaran yang mana pertunjukkan ini menonjolkan unsur seni juga olahraga. Secara detailnya, Bola Leungeun Seuneu (BOLES) adalah gerakan pencak silat dalm mengawali juga mengakhiri pertunjukkan Seni Maen Boles.
Pada masa Kerajaan Padjadjaran, senI BOLES ini berasal dari permainan Maung Bodas yang isinya adalah permainan memainkan bola api. Bola tersebut berasal dari kelapa sudah tua lalu dikupas kulitnya, kemudian kelapa tersebut dibentuk menyeruapi bola. Setelah itu, bola dari kelapa tersebut direndam di dalam minyak tanah selama kurang lebih satu hari satu malam saampai minyaknya meresap kedalam bola tersebut. Sehingga, pada waktu permainan dimulai, bola dibakar, tidak akan mengeluarkan api yang terlalu besar.
Seni BOLES dikembangkan oleh Museum Prabu Siliwangi dan Perguruan Silat Maung Bodas yang dipimpin oleh Prof. DR. KH. Rd. Adpt. Muhammad Fajar Laksana bersama dengan IPSI kota Sukabumi yang lalu dijadikan seni pertunjukkan yang dapat juga dipertandingkan. BOLES ini telah ditampilkan di berbagai acara, sejauh ini, seperti syukuran sunatan, festival budaya, syukuran pengangkatan pimpinan, perkawinan, peringatan hari-hari besar, dan lainnya.
Permainan ini diawali dengan peetunjukkan pencak silat dari para pemain yang akan bertanding nantinya. Terdapat beberapa peraturan yang terdapat pada permainan ini, yaitu para pemain akan dibagi kedalam dua kepompok dan harus memasukkan bola api ke dalam keranjang lawan sebanyak-banyaknya. Cara permainannya yaitu dengan bola dilempar-lemparkan ke atas..
Permainan BOLES ini pada dasarnya bermain dengan menggunakan sedikit gerakan juga kuda-kuda dari pencak silat yang khas. Contohnya ketika dua pemain sedang memperebutkan bola api, dua pemain tersebut akan berebut dengan menggunakan gerakan dan kuda-kuda dari pencak silat.
Sebelum permainan dimulai, dalam BOLES, pasti akan adanya pertunjukkan awal yaitu pertunjukkan manusia api atau cambuk api. Maksud dari manusia api atau cambuk api ini adalah ketika salah satu orang di dalam permainan terlihat seperti seolah-olah yang terkena cambuk api, mengeluarkam api.
Sumber: Bukhori, B. (2017, Desember 17). Bola Leungeun Seuneu (BOLES) Dari Sukabumi | Menulis Ulang Artikel Yang Hilang. Retrieved from https://www.bubuh.id/2017/12/bola-leungeun-seuneu-boles-dari.html?m=0
Siliwangi, M. P. (n.d.). SEJARAH DAN FILOSOFI SENI MAEN BOLES DAN NGAGOTONG LISUNG. Retrieved from https://museumprabusiliwangi.org/sejarah-dan-filosofi-seni-maen-boles-dan-lisung/
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang