×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Cerita Rakyat

Elemen Budaya

Cerita Rakyat

Provinsi

Sulawesi Tenggara

Asal Daerah

Sulawesi Tenggara

Landokendoke te Manu

Tanggal 08 Jan 2021 oleh Widra .

Perasahabatan si Kera dan si Ayam, mejadi renggang karena ulah si Kera yang ingin memangsa si Ayam ketika si Kera kelaparan; untung saja si Ayam dapat lepas dari malapetaka dan segera lari meninggalkan si Kera kemudian ia pergi mencari sahabatnya yang lain. Dalam mencari sahabatnya, si Ayam bertemu dengan si Kepiting. Dengan serta merta si Ayam menceritakan yang dialaminya. Berkaitan dengan pengaduan si Ayam tersebut, mulailah mereka membuat strategi untuk membalas dendam perbuatan si Kera dengan membuat perahu dari tanah. Perahu itu akan dipakai untuk menyebarangkan si Kera bersama-sama dengan mereka menuju suatu kebun yang penuh buah-buahan. Setelah tiba waktu yang ditentukan, ketiganya menyeberang dengan menggunakan perahu yang telah dibuat oleh si Ayam dan si Kepiting. Setelah perahu itu berada di tengah sungai, si Ayam segera membocorkan parahu tadi atas komando si Kepiting dengan mematuk-matuknya. Akhirnya, perahu yang ditumpangi itu tenggelam. Si Ayam terbang ke darat, si Kepiting berenang, dan si Kera tenggelam dan mati karena tidak dapat berenang.

Versi lain yang mirip adalah sebagai berikut: Pada zaman dahulu, kera dengan ayam bersahabat karib. Pada suatu hari kera mengundang sahabatnya untuk bertamasya. Karena sibuk melihat-lihat keindahan alam, mereka lupa bahwa hari sudah petang. Dalam perjalanan pulang, kera merasa lapar. Karena laparnya itu, kera menangkap kawannya sambil berkata, "aku akan memakan kamu". Ayam itu menggelepar-gelepar. Semua bulunya dicabuti oleh kera. Oleh karena ayam itu cukup kuat, maka terlepaslah ia dari tangan kera, lalu ia lari mencari sahabatnya yang lain, yakni kepiting. Ketika bertemu kepiting, ayam menceritakan kejadian yang dialaminya itu kepada sahabatnya. Dengan terheran-heran, kepiting itu berkata: "kalau kita mencari kawan, kita harus tahu memilih mana kawan yang setia dan mana yang tidak. Marilah masuk ke dalam rumah saya ini". Masuklah ayam itu ke dalam rumah kepiting sambil ia meminta tolong untuk mengembalikan bulunya seperti semula. Kepiting itu memandikan ayam dengan santan. Begitu seterusnya setiap hari, sehingga hanya beberapa hari saja, bulu ayam itu tumbuh. Lama kelamaan bulu ayam itu tumbuh dan telah kembali seperti semula. Ayam itu lalu bertanya kepada kepiting: "bagaimanakah cara untuk membalas dendam kepada kera itu, sedang ia lebih tangkas dari kita". Jawab kepiting: "kamu bantu saya membuat perahu dari tanah yang saya keluarkan dari lubangku. Bilamana sudah selesai, kamu pergi undang kera, kita menyeberang ke pulau sana yang banyak buah-buahan". Mereka berdua mulai bekerja membuat perahu dari tanah. Setelah selesai, lalu ayam pergi mencari sahabatnya, kera. Setelah bertemu, ayam mengundang kera sahabatnya untuk menyeberang ke sebuah pulau yang banyak buah-buahannya dan pemandangannya sangat indah. Kera itu bertanya: "Di manakah kita mendapat perahu untuk menyeberang?" Jawab ayam: "Nanti saya ajak kawan saya kepiting dan ia ahli di perahu". Mendengar itu, kera sangat gembira kerena dipikirnya bahwa kalau mereka tiba di pulau itu, tentu ia akan puas memanjat dan memakan buah-buahan, sedang kawannya tentu akan kelaparan karena tidak tahu memanjat. Segera ayam bertemu kepiting, sambil menyiapkan perahu yang pernah mereka buat. Kemudian memanggil kera. Dengan merasa bangga, kera melompat ke dalam perahu. Kera tidak mengetahui bahwa ayam dan kepiting sudah bermufakat bahwa ketika sampai di tengah laut, bila ada komando, akan dilaksanakan dengan diam-diam, supaya perahu bocor dan tenggelam. Maka berangkatlah mereka dengan perasaan gembira. Tiba di tengah laut, ayam itu bernyanyi-nyanyi. Demikian bunyi nyanyiannya, "Aku lubangi lho!!?" Kepiting menjawab pantun temannya, "tunggu sampai dalam sekali" Lalu, kemudian ayam mulai mencontok-contok perahu itu, akhirnya perahu itu bocor, lalu tenggelam. Setelah perahu tenggelam, kepiting menyelam kedasar laut dan ayam terbang ke darat. Sial bagi kera yang tidak tahu berenang, sehingga ia mati lemas di tengah laut.

DISKUSI


TERBARU


Tari Hudoq: Mer...

Oleh Firasalihaz | 03 May 2024.
Tarian Tradisional

Budaya Tari Hudoq dari Kalimantan Timur mempesona dengan keunikan dan kedalaman maknanya. Tarian ini berasal dari suku Dayak Basad, di mana penari la...

Candi Ijo - Sej...

Oleh Dewiarya | 02 May 2024.
Bangunan Bersejarah

Candi ijo terletak di kecamatan Prambanan Sleman DIY , kita harus melewati perbukitan Boko yang berbatu cadas, Candi Ijo merupakan situs seja...

Lumpia

Oleh Kyaya | 28 Apr 2024.
Makanan khas

Lumpia merupakan salah satu kuliner khas semarang yang banyak di gemari masyarakat. Ciri khas dari lumpia semarang yaitu berada pada isianya, rebun...

Kolintang: Alat...

Oleh Klasiktoto | 27 Apr 2024.
Alat Musik Tradisional

Sulawesi Tenggara, surganya keberagaman budaya, telah menjadi tempat bagi berbagai suku yang membentuk kehidupan dan kebudayaan yang kaya. Dalam jurn...

Bubur Pedas

Oleh Sherly_lewinsky | 25 Apr 2024.
Makanan khas Kalimantan Barat

Bubur pedas adalah salah satu makanan khas dari Kalimantan Barat. Biasanya, bubur ini akan dilengkapi dengan berbagai macam sayuran seperti daun kuny...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...