Seni Pertunjukan
Seni Pertunjukan
Seni Pertunjukan Sulawesi Selatan Makassar
Kondo Buleng
- 27 Maret 2023

Kondo Buleng atau Kondobuleng adalah teater tradisional masyarakat penutur bahasa Makassar di Sulawesi Selatan. Secara etimologis, kata Kondobuléng dalam bahasa Bugis dan bahasa Makassar, terbentuk dari dua kata. Kondo berarti bangau, sejenis burung yang berkaki, berleher, dan berparuh panjang. Burung ini pemangsa ikan, hidup di rawa-rawa atau di tempat berair, seperti tepi pantai atau sawah. Kata buléng ada yang mengartikannya “putih”, tapi dalam percakapan sehari-hari, kata “putih” berarti kébo’ dalam bahasa Makassar. Dalam Kamus Indonesia-Makassar (Arif, dkk: 1992), kata “putih” diterjemahkan kébo’.

Teater rakyat Kondobuleng merupakan bentuk teater bernafaskan komedi satir. Teater ini dimainkan oleh lima orang memerankan tokoh nelayan, satu tokoh memerankan Kondobuleng (bangau putih), satu tokoh memerankan Pemburu, dan satu tokoh memerankan Pak Lurah. Dalam pertunjukannya, pemain menggunakan dialog, kostum dan properti sesuai perannya dengan diiringi oleh kelompok musik antara 5 sampai 10 orang.

Pertunjukan teater rakyat Kondobuleng (PTRK) pada awal munculnya sampai sekarang tidak pernah menggunakan naskah tertulis. Mencermati materi awal pertunjukannya yang berulang kali serta hasil wawancara dengan para pendukungnya, kita diperhadapkan hanya pada ide dalam bentuk lisan, dan tidak pernah dalam bentuk tulisan, semacam sinopsis apalagi naskah.

Berdasarkan PTRK, para aktor dalam memainkan perannya menggunakan bahasa verbal dan non verbal. Bahasa verbal yang digunakan yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Makassar. Bahasa Makassar selain dipresentasikan melalui dialog, juga dipresentasikan dalam bentuk nyanyian oleh kelompok musik. Bahkan ada nuansa Islam dalam nyanyian mereka. Sedangkan bahasa non verbal yang digunakan yaitu melalui gerak, mimik, ekspresi, properti dan musik. Adapun bentuk struktur dramatik dideskripsikan sebagai berikut:

Pada tahap awal yang merupakan pengenalan atau eksposisi pertunjukan, menggambarkan tokoh Kondobuleng muncul di pesisir. Ia secara akrab mencari ikan bersama lima nelayan, yaitu Pabalewang, Pajala, Pabalibodo, Pasodo dan Papaccalak.

Pada tahap komplikasi yang merupakan penggawatan atau perumitan, dilukiskan dengan munculnya tokohPemburu menyandang senapan untuk menembak Kondobuleng. Para nelayan berupaya menghalangi meletusnya peluru dari senapan si Pemburu.

Sekali Pemburu membidik agak lama, dan pada detik tertentu, dia menembak “door”. Kondobuleng roboh ketika peluru Sang Pemburu itu berhasil mencabik keheningan. Tapi bukan Kondobuleng saja yang roboh tetapi juga si Pemburu terpental roboh dan bahkan menghilang tiba-tiba.

Para nelayan bermusyawarah, memecahkan masalah untuk mencari Pemburu dan Kondobuleng. Pajala pun melapor ke Pak Lurah. Pak Lurah menyuruh para nelayan agar cepat mencarinya sampai dapat. Dalam keadaan genting itu, salah seorang mengusulkan untuk membuat jembatan karena laut sudah dalam. Jembatan pun jadi dibuat dengan hanya membentangkan sebuah bambu pendek ukuran 60 cm. Ketika Pabalewang menaiki jembatan itu, tiba- jembatannya roboh.

Semua kembali berfikir untuk mencari Pemburu dan Kondobuleng. Muncullah ide baru dari salah seorang nelayan dengan mengusulkan untuk membuat perahu. Perahu pun jadi dengan hanya menggunakan tubuh dua orang sebagai perahu. Pabalewang dan Pabalibodo membuat komposisi saling berhadapan, saling menduduki punggung kaki masing-masing karena lutut ditegakkan. Pajala berdiri di belakang mereka sambil memegang dayung. Perahu pun mulai bergerak meninggalkan pantai, naik turun menyeberangi laut. Mereka adalah perahu tapi pada saat yang sama mereka adalah orang yang mendayung dan naik perahu. Tiba-tiba gelombang datang, perahu terbalik. Mereka saling terpisah. Pabalewang dan Pabalibodo berenang ke pantai, sedang Pajala tenggelam dan menggelepar-gelepar di laut. Papaccalak,Pabalewang dan Pabalibodo turun ke laut menolong Pajala dan menariknya ke pantai.

Keempat nelayan itu pun berenang ke pantai seberang dengan beragam gaya. Pabalewang dengan gaya katak. Pabalibodo dengan gaya dada. Papaccalak dengan hanya berlari-lari di laut. Pajala dengan gaya kupu-kupu. Mereka pun tiba di seberang dan duduk di depan Pemburu yang sedang terbaring pingsan di pantai. Pajala membacakan mantra untuk menghidupkan Pemburu. Setelah Pemburu sadar, mereka bersama-sama mencari Kondobuleng dengan menyusuri pantai. Mereka pun menemukan Kondobuleng yang sedang terkapar di pantai.

Pada tahap penyelesaian atau epilog yang merupakan puncak laku, klimaks atau saat yang menentukan digambarkan ketika semua pemain menyanyikan lagu Mala-mala Hatté dengan iringan musik yang lembut dan sakral menghidupkan Kondobuleng. Perlahan tampak Kondobuleng bergerak dan terus menerus menggerak-gerakkan kakinya, lalu pelan-pelan berdiri, berputar, mengepakkan sayap, terbang mengelilingi arena dan melayang pergi. Semua memperhatikan tingkah Kondobuleng.

*

Rombongan kesenian ini bernama I Lologading. Pertunjukan utamanya adalah kondobuleng. Namun selain kondobuleng masih terdapat sejumlah pertunjukan lainnya, berupa lagu dan musik/orkes toriolo, tarian, dan teater rakyat dengan cerita yang lain. Kondobuleng adalah salah satu judul reportoar yang dipertunjukkan kelompok kesenian I Lologading yang bermarkas di Kampung Paropo, Kecamatan Panakukang, Kota Makassar. Teater Kondobuleng bercerita tentang seorang pemburu yang mengejar seekor bangau putih di daerah rawa-wara pinggiran pantai. Di daerah rawa-rawa tersebut terdapat sejumlah nelayan yang sedang menangkap ikan. Dengan susah payah akhirnya sang pemburu dibantu oleh para nelayan berhasil menembak Kondobuleng (bangau putih). Tetapi karena kesaktiannya sang bangau dapat hidup kembali. Kesenian ini telah berlangsung secara turun temurun dalam 3-4 generasi (satu generasi 25 tahun), diperkirakan penciptaan kesenian ini ketika masih zaman penjajahan. Tujuannya adalah untuk mengajak masyarakat untuk melakukan perlawanan kepada Belanda (penjajah) tanpa harus dicurigai oleh pemerintah yang berkuasa ketika itu. Maka di ciptakanlah simbol-sibol dalam pertunjukan antara lain adalah kondobuleng (bangau putih) dan juga tokoh Tuang (orang Belanda). Kesenian ini dipentaskan di istana raja dan di kampung-kampung. Rombongan kesenian kondobuleng keluar masuk kampung memenuhi permintaan masyarakat yang melakukan hajatan tanpa mendapat hambatan dari pemerintahan kolonial. Karena rombongan kesenian ini telah mendapat kartu/surat izin. Dahulu rombongan ini hanya satu grup saja dan pemainnya masih dalam satu keluarga saja. Namun dalam perkembangannya sekarang kelompok teater rakyat ini telah berkembang menjadi tiga kelompok dan bermukim di Kampung Paropo yang sekarang sudah menjadi bagian dalam Kota Makassar. Karakter/ tokoh dalam cerita ini adalah: Kondobuleng yang diperankan oleh seorang anak laki-laki dengan menggunakan kostum serba putih dengan bebuat topeng burung bangau dari kain pula; Tuang, adalah tokoh pemburu dengan mike up dan kostum yang bercirikan seorang mandor atau tuan tanah Belanda, Nelayan 1, nelayan yang menggunakan alat pancing, Nelayan 2; nelayan yang menggunakan alat jala, dan Nelayan 3; nelayan yang menggunakan alat bubu (alat yang terbuat dari bambu). Selama pertunjukan teater ini diiringi dengan orkes to riolo yang melantunkan lagu-lagu Makassar seperti ?Daeng Camummu? dan ?Balebalang?. Pertunjukan Kondobuleng biasanya pada acara-acara pesta pernikahan, sunatan, naik rumah baru, dll.

Referensi: https://kikomunal-indonesia.dgip.go.id/jenis/1/ekspresi-budaya-tradisional/29775/kondo-buleng-makassar https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=259#:~:text=Kondo%20Buleng%20atau%20Kondobuleng%20adalah,Makassar%2C%20terbentuk%20dari%20dua%20kata.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya