×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Cerita rakyat

Elemen Budaya

Cerita Rakyat

Provinsi

Sulawesi Selatan

Asal Daerah

Makassar

KISAH I KUKANG

Tanggal 06 Jan 2021 oleh Sri sumarni.

Setelah peninggalan kedua orang tuanya, I Kukang, yang masih berumur 15 tahun, harus hidup seorang diri, dan untuk melanjutkan hidupnya, I Kukang , bekerja sehari-hari sebagai pemungut kotoran Sapi dan Kerbau, yang di jual kepada orang yang mempunyai sawah ataupun kebun untuk dijadikan pupuk. Hari demi hari di lewati sebagai pemungut kotoran hewan, I Kukang, terkenal sebagai seorang anak yang rajin serta jujur dan mudah bergaul, membuat semuah orang simpati kepadanya dan banyak Karaeng yang mau memintanya untuk tinggal bersamanya akan tetapi, I Kukang tidak mau dan memilih tetap tinggal di rumah peninggalan orang tuanya.

Perna suatu saat I Kukang, di Tanya oleh Karaeng, oh..Kukang, kenapa kamu tidak mau tinggal bersama kami dan memilih untuk tinggal seorang diri di gubuk mu. I kukang pun menjawab, oh..Karaeng, Aku tinggal di rumah ku tidak seorang diri akan tetapi Aku tinggal bersama orang tua ku. Karaeng pun menjawab, oh..Kukang, kenapa kamu berkata demikian, sedangkan kamu tahu ke-dua orang tua mu suda meninggal? I Kukang pun menjawab, oh..Karaeng, memang benar orang tua ku suda meninggal akan tetapi bagi Saya, mereka masi hidup, mereka hidup di dalam hati ku dan di gubuk ini sebagai peninggalan mereka. Mendengar perkataan I Kukang, Karaeng itu pun berkata kamu telah membuat ke-dua orang tua mu bangga memiliki anak seperti kamu.

Dan pada akhirnya I Kukang pun tumbu dewasa,dan masi tetap menjual kotoran hewan, dan pada suatu saat I Kukang, bertemu dengan seorang pedagang Cina, karena melihat I Kukang rajin dan jujur , I Kukang pun di beri modal untuk membuat usaha, tanpa menyia-nyiakan kesempatan, I Kukang pun mengambil modal itu dan menjadi seorang pedagang sarung akan tetapi dia masi tetap mencari kotoran hewan. Hari demi hari usaha I Kukang berkembang sedikit demi sedikit yang pertama hanya menjual sarung buatan orang lain, kini dia telah punya tempat pembuatan sarung. Usahanya pun berkembang terus-menerus dan akhirnya, I Kukang menjadi orang kaya dengan jumlah perahu untuk di gunakan ber dagang mencapai puluhan.

Pada suatu malam I Kukang, sedang duduk di teras rumah nya sambil menatap rembulan, I Kukang berkata; kini Aku telah menjadi orang kaya apa pun yang Aku inginkan semua bisa kudapatkan akan tetapi kenapa Aku tidak merasa bahagia berbeda degan ketika Aku masi hidup dalam keterbatasan. Ke esokan harinya. I Kukang pun bertanya kepada salah seorang pekerjanya mengenai perasaan yang sedang di rasakannya, pekerja yang ditanyainya itu pun berkata, mungkin anda suda memiliki semuanya akan tetapi ada satu hal yang Anda tidak punya, I Kukang pun bertanya apakah itu? Bukankah harta adalah segala-galanya, pekerja itu pun menjawab, bukan-bukan itu segala-galanya akan tetapi keluarga, yang Anda butuhkan, keluarga tempat dimana kita saling berbagi baik suka maupun duka. I Kukang pun terdiam dan merenung sejenak dan berkata; mungkin selama ini, Aku terlalu sibuk berdagang memikirkan kekayaan dan lupa untuk memikirkan seorang wanita yang dapat kutemani berbagi baik suka maupun duka, dan Aku juga telah lupa akan kedua orang tua ku yang selama ini Aku anggap ada kini telah hilang.

Kesokan harinya I Kukang pun mencari seorang wanita yang akan dijadikan Istri, pekerja itu kembali menasehati I Kukang, jika kamu mencari calon istri jangan cari yang mempunyai segala-galanya akan tetapi carila calon istri yang merasa dia punya segala-galanya dengan kata lain dia adalah orang yang pandai bersyukur. I Kukang pun bertanya; dimanakah Aku akan menemukan wanita itu? Pekerja itu berkata; Carila wanita yang soleha. I Kukang pun mengingat kembali teman sebayanya yang taat beragama dia pun, mengingat jikalau dia mempunyai seorang teman perempuan yang mempunyai nasib yang sama dengannya dan taat beragama. I Kukang pun pergi melamar perempuan itu dan akhirnya I Kukang pun menikah dengan perempuan itu, dan memiliki dua orang anak, dan saat itulah I Kukang, baru merasakan kebahagiaan yang sebenarnya.

Sumber :  http://haeruddin-kumpulanceritabugismakassar.blogspot.com/

DISKUSI


TERBARU


Bika Panggang

Oleh Upikgadangdirantau | 20 Apr 2024.
kue tradisional

Bika Panggang atau bisa juga disebut Bika bakar merupakan salah satu kue tradisional daerah Sumatera Barat. Kue Bika ini sangat berbeda dengan Bika...

Ketipung ngroto

Oleh Levyy_pembanteng | 19 Apr 2024.
Alat musik/panjak bantengan

Ketipung Ngroto*** Adalah alat musik seperti kendang namun dimainkan oleh dua orang.Dalam satu set ketipung ngroto terdapat 2 ketipung lanang dan we...

Rek Ayo Rek

Oleh Annisatyas | 19 Apr 2024.
Seni

Lagu Rek Ayo Rek adalah salah satu lagu asli Surabaya. Lagu ini diciptakan dengan bahasa khas "Suroboyo-an" oleh Is Haryanto. Rek Ayo Rek j...

Simpa Odja

Oleh Andi Redo | 05 Apr 2024.
Ornamen

Simpa Odja adalah ornamen wajib dalam setiap upacara di Kerajaan Gowa Tallo. Ornamen ini terdiri dari dua perangkat yang disatukan yaitu "Simpa&...

Ogoh-Ogoh, Dari...

Oleh Dodik0707 | 28 Feb 2024.
tradisi

Ogoh-Ogoh, Dari Filosofi Hingga Eksistensinya Malang - Jelang Hari Raya Nyepi, warga Dusun Jengglong, Desa Sukodadi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Mal...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...