×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Seni Pertunjukan

Elemen Budaya

Seni Pertunjukan

Asal Daerah

Kampung Islam Kepaon, Desa Pemogan, Kota Denpasar

Kesenian Rodat

Tanggal 31 May 2021 oleh Diah Dharmapatni. Revisi 2 oleh Diah Dharmapatni pada 31 May 2021.

Kesenian Rodat lahir dan berkembang di Kampung Islam Kepaon, Desa Pemogan , Kota Denpasar, Provinsi Bali. Kampung Islam Kepaon dihuni suku Bugis dan Melayu yang datang ke Bali pada masa Kerajaan Badung. Atas kebijaksanaan Raja Badung ketika itu, para pendatang beragama Islam ini diberikan tempat di Kepaon.

Kesenian Rodat dimulai sejak bermukimnya nenek moyang orang Kepaon di daerah tersebut. Kesenian ini berfungsi sebagai pelepas lelah saat mereka pulang dari bertani atau melaut. Pada malam hari selepas ibadah sholat Isya, masyarakat Kepaon berkumpul di Masjid setempat, kemudian mendendangkan syair-syair lagu diiringi dengan gerak tarian. Di akhir tarian, mereka membentuk sebuah lingkaran dan melatih jurus-jurus bela diri. Latihan bela diri ini dilakukan karena mereka tergabung sebagai laskar Raja Badung.

Secara etimologi, kata Rodat diambil dari kata Raudah dari Bahasa Arab yaitu nama taman di tanah suci. Sebagaimana halnya sebuah taman, tentunya akan tercermin di dalamnya suatu keindahan dengan berbagai macam tanaman, bahkan bunga-bunga berwarna-warni tumbuh menghiasi taman. Keanekaragaman tanaman ini yang membuat taman terkesan indah.

Nyanyian pada kesenian Rodat didominasi oleh nyanyian berbahasa Arab. Meski demikian, banyak juga lagu-lagu berbentuk pantun khas etnis Melayu. Lagu-lagu tersebut menyampaikan pesan tentang kebesaran dan kecintaan manusia terhadap Tuhan, kemuliaan para Nabi, kemasygulan akan keindahan alam ciptaan Tuhan dan indahnya suatu kebersamaan walau dalam perbedaan.

Gerak tari berupa gerakan bela diri, yakni seni pencak silat yang berasal dari Indonesia. Sekilas gerakannya menyerupai seni pertunjukan Bali, yaitu tari Kecak. Hal ini terlihat pada gerakan terakhir kesenian Rodat yang membentuk lingkaran, sebelum atraksi pencak silat dimulai.

Kesenian Rodat didukung oleh kurang lebih 60 orang pemain laki-laki, di antaranya 45 orang sebagai pemain dan 15 orang sebagai penabuh. Sarana musik pengiringnya sangat sederhana, yaitu:

  • Jidur (sejenis kendang besar berdiameter sekitar 100 cm) berfungsi sebagai pengatur lambat atau cepatnya sebuah gerakan yang disesuaikan dengan lagu yang mengiringinya.
  • Kedencong (sejenis kendang/rebana berdiameter sekitar 40 cm) berfungsi mengikuti irama jidur dengan cara saling bersahutan sesuai dengan irama lagu yang sedang diiringi.

Perkembangan kesenian ini sempat punah di era tahun 70-an. Pada awal tahun 1980-an, kesenian ini kembali bangkit berkat penelitian seni yang dilakukan salah seorang dosen dari KOKAR Denpasar. Kini, kesenian Rodat juga berfungsi sebagai pengisi acara ketika hari besar nasional maupun keagamaan. Kesenian ini dapat berbentuk pawai, pertunjukan di lapangan atau panggung terbuka, hingga pementasan dalam rangka penjemputan pasangan pengantin, acara khitanan dan lain sebagainya.

Sumber data: Persatuan Kesenian Rodat Pemuda Kampung Islam Kepaon

Pakaian pemain Rodat layaknya prajurit. (dok. Diah Dharmapatni)
Cuplikan pementasan Rodat sebagai pembuka acara Khitanan pada 25 Oktober 2014 di sebuah hotel, Kota Denpasar. (dok. Diah Dharmapatni)

DISKUSI


TERBARU


Ulos Jugia

Oleh Zendratoteam | 14 Dec 2024.
Ulos

ULOS JUGIA Ulos Jugia disebut juga sebagai " Ulos na so ra pipot " atau pinunsaan. Biasanya adalah ulos "Homitan" yang disimp...

Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...