Kesenian Rodat lahir dan berkembang di Kampung Islam Kepaon, Desa Pemogan , Kota Denpasar, Provinsi Bali. Kampung Islam Kepaon dihuni suku Bugis dan Melayu yang datang ke Bali pada masa Kerajaan Badung. Atas kebijaksanaan Raja Badung ketika itu, para pendatang beragama Islam ini diberikan tempat di Kepaon.
Kesenian Rodat dimulai sejak bermukimnya nenek moyang orang Kepaon di daerah tersebut. Kesenian ini berfungsi sebagai pelepas lelah saat mereka pulang dari bertani atau melaut. Pada malam hari selepas ibadah sholat Isya, masyarakat Kepaon berkumpul di Masjid setempat, kemudian mendendangkan syair-syair lagu diiringi dengan gerak tarian. Di akhir tarian, mereka membentuk sebuah lingkaran dan melatih jurus-jurus bela diri. Latihan bela diri ini dilakukan karena mereka tergabung sebagai laskar Raja Badung.
Secara etimologi, kata Rodat diambil dari kata Raudah dari Bahasa Arab yaitu nama taman di tanah suci. Sebagaimana halnya sebuah taman, tentunya akan tercermin di dalamnya suatu keindahan dengan berbagai macam tanaman, bahkan bunga-bunga berwarna-warni tumbuh menghiasi taman. Keanekaragaman tanaman ini yang membuat taman terkesan indah.
Nyanyian pada kesenian Rodat didominasi oleh nyanyian berbahasa Arab. Meski demikian, banyak juga lagu-lagu berbentuk pantun khas etnis Melayu. Lagu-lagu tersebut menyampaikan pesan tentang kebesaran dan kecintaan manusia terhadap Tuhan, kemuliaan para Nabi, kemasygulan akan keindahan alam ciptaan Tuhan dan indahnya suatu kebersamaan walau dalam perbedaan.
Gerak tari berupa gerakan bela diri, yakni seni pencak silat yang berasal dari Indonesia. Sekilas gerakannya menyerupai seni pertunjukan Bali, yaitu tari Kecak. Hal ini terlihat pada gerakan terakhir kesenian Rodat yang membentuk lingkaran, sebelum atraksi pencak silat dimulai.
Kesenian Rodat didukung oleh kurang lebih 60 orang pemain laki-laki, di antaranya 45 orang sebagai pemain dan 15 orang sebagai penabuh. Sarana musik pengiringnya sangat sederhana, yaitu:
Perkembangan kesenian ini sempat punah di era tahun 70-an. Pada awal tahun 1980-an, kesenian ini kembali bangkit berkat penelitian seni yang dilakukan salah seorang dosen dari KOKAR Denpasar. Kini, kesenian Rodat juga berfungsi sebagai pengisi acara ketika hari besar nasional maupun keagamaan. Kesenian ini dapat berbentuk pawai, pertunjukan di lapangan atau panggung terbuka, hingga pementasan dalam rangka penjemputan pasangan pengantin, acara khitanan dan lain sebagainya.
Sumber data: Persatuan Kesenian Rodat Pemuda Kampung Islam Kepaon
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang