Kuda Renggong merupakan kuda silat yang bisa melakukan atraksi berdiri, memberi hormat, serta bisa berbaring. Menurut beberapa seniman Kuda Renggong muncul pertama kali dari Desa Cikuburuk, Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang. Atraksi Kuda Renggong ini berupa pertunjukan seekor kuda yang terlatih melakukan gerakan menari serta berjalan mengikuti hentakan musik tradisional sunda yang disebut kendang pecak. Kesenian Kuda Renggong sudah muncul sejak tahun 1910 hingga sekarang. Pertunjukan ini diadakan setelah anak tersebut di khitan dan diupacarai serta diberi doa, selain itu anak tersebut memakai pakaian yang menyerupai pakaian Gatot Kaca dengan menggunakan Bendo. Bendo ini merupakan sejenis topi yang menyerupai Blankon. Tokoh yang menciptakan kesenian Kuda Renggong adalah Eyang Sipan, beliau menciptakan kesenian Kuda Renggong pada saat pemerintahan Pangeran Suria Atmaja yang biasa dijuluki Pangeran Mekkah pada akhir abad ke- 19 yaitu pada tahun 1882-1919. Kesenian Kuda Renggong ditunjukan pada saat acara khitanan anak atau biasa disebut dengan Kiriaan, biasanya anak yang akan di khitan akan menunggang kuda serta diarak keliling desa. Selain untuk acara khitan Kuda Renggong juga bisa digunakan untuk menyambut pengantin. Bahkan pada saat ini Kuda Renggong juga bisa dipakai untuk menyambut tamu kehormatan yang akan datang ke Kabupaten Sumedang. Untuk jumlah kuda renggong sendiri tergantung pada kebutuhan dan kehendak dari pemangku hajat. Diakhir pertunjukan Kuda Renggong biasanya akan dipertontonkan Kuda Silat. Pada saat ini kesenian Kuda Renggong berada dibawah pengawasan Yayasan Kuda Renggong Sumedang (Yaskures) Wangkin , serta sudah menyebar di 22 kecamatan Kabupaten Sumedang. Jumlah kudanya sudah mencapai 475 ekor, pemusiknya 105 rombongan, serta penari 27 rombongan.
Sumber :
Bachtiar, R. (n.d.). Kuda Renggong Kesenian Khas Sumedang Sejak Abad ke-19. Retrieved from Pesona Indonesia: https://pesona.travel/keajaiban/4657/kuda-renggong-kesenian-khas-sumedang-sejak-abad-ke-19 Pratiwi Wulan Gustianingrum, I. A. (2016). Memaknai Nilai Kesenian Kuda Renggong dalam Upaya Melestarikan Budaya Daerah di Kabupaten Sumedang. JOURNAL OF URBAN SOCIETY'S ARTS, 29.
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang