|
|
|
|
Kesenian Kuda Renggong Kabupaten Sumedang Tanggal 18 Mar 2020 oleh Nadiaamalia . Revisi 14 oleh Nadiaamalia pada 18 Mar 2020. |
Kuda Renggong merupakan kuda silat yang bisa melakukan atraksi berdiri, memberi hormat, serta bisa berbaring. Menurut beberapa seniman Kuda Renggong muncul pertama kali dari Desa Cikuburuk, Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang. Atraksi Kuda Renggong ini berupa pertunjukan seekor kuda yang terlatih melakukan gerakan menari serta berjalan mengikuti hentakan musik tradisional sunda yang disebut kendang pecak. Kesenian Kuda Renggong sudah muncul sejak tahun 1910 hingga sekarang. Pertunjukan ini diadakan setelah anak tersebut di khitan dan diupacarai serta diberi doa, selain itu anak tersebut memakai pakaian yang menyerupai pakaian Gatot Kaca dengan menggunakan Bendo. Bendo ini merupakan sejenis topi yang menyerupai Blankon. Tokoh yang menciptakan kesenian Kuda Renggong adalah Eyang Sipan, beliau menciptakan kesenian Kuda Renggong pada saat pemerintahan Pangeran Suria Atmaja yang biasa dijuluki Pangeran Mekkah pada akhir abad ke- 19 yaitu pada tahun 1882-1919. Kesenian Kuda Renggong ditunjukan pada saat acara khitanan anak atau biasa disebut dengan Kiriaan, biasanya anak yang akan di khitan akan menunggang kuda serta diarak keliling desa. Selain untuk acara khitan Kuda Renggong juga bisa digunakan untuk menyambut pengantin. Bahkan pada saat ini Kuda Renggong juga bisa dipakai untuk menyambut tamu kehormatan yang akan datang ke Kabupaten Sumedang. Untuk jumlah kuda renggong sendiri tergantung pada kebutuhan dan kehendak dari pemangku hajat. Diakhir pertunjukan Kuda Renggong biasanya akan dipertontonkan Kuda Silat. Pada saat ini kesenian Kuda Renggong berada dibawah pengawasan Yayasan Kuda Renggong Sumedang (Yaskures) Wangkin , serta sudah menyebar di 22 kecamatan Kabupaten Sumedang. Jumlah kudanya sudah mencapai 475 ekor, pemusiknya 105 rombongan, serta penari 27 rombongan.
Sumber :
Bachtiar, R. (n.d.). Kuda Renggong Kesenian Khas Sumedang Sejak Abad ke-19. Retrieved from Pesona Indonesia: https://pesona.travel/keajaiban/4657/kuda-renggong-kesenian-khas-sumedang-sejak-abad-ke-19 Pratiwi Wulan Gustianingrum, I. A. (2016). Memaknai Nilai Kesenian Kuda Renggong dalam Upaya Melestarikan Budaya Daerah di Kabupaten Sumedang. JOURNAL OF URBAN SOCIETY'S ARTS, 29.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |