|
|
|
|
Keraton Kasepuhan Cirebon Tanggal 19 Mar 2020 oleh Putri sekar lembayung harky . |
Cirebon Jeh!
Cirebon juga tidak kalah menariknya dengan kota - kota lain, untuk itu tidak ada salahnya jika sekali – kali berkunjung ke Kota Udang ini, yaitu Kota Cirebon. Nah, jika kamu berkesempatakan liburan panjang atau mendapat libur “ hari kecepit” tidak ada salahnya untuk mengunjungi Kota Cirebon ini. Kota Cirebon sendiri tidak kalah menariknya dengan kota – kota wisata lainnya, seperti Bandung, Yogyakarta, Bali dan sebagainya Cirebon sendiri memiliki tempat wisata serta makanan khasnya yang harus kalian cobain. Ada apa aja si di Kota Cirebon? Walaupun Cirebon masih belum dipandang sebagai tempat wisata yang ternama, tetapi kamu juga perlu tahu beberapa tempat di Cirebon yang biasanya didatangi para wisatawan, ada Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman dimana dulu itu adalah tempat bersejarah sebuah kesultanan yang ada di Cirebon, Taman Gua Sunyaragi bangunan dimana memikiki banyak rongga dengan arsitektur yang ini ini juga tempat bersemedi dan tempat pelatihan dari praurit Kesultanan Cirebon, dan yang terakhir biasanya wisatawan akan mengunjungi Cirebon Waterland Ade Irma Suryani tempat gabungan antara waterpark dengan pantai sehingga kamu pun dapat menikmata wahana seru sambil menunggu sunse. Kali ini yang akan di bahas yaitu Tempat Bersejarah yang wajib kalian kunjungi saat ke Kota Cirebon, yaitu Keraton Kasepuhan Cirebon.
Bangsal Keraton Kasepuhan Cirebon Sangat Identik dengan keluarga bangsawan pada masa dulunya, Hal ini dapat dilihat dari bangunan Keraton Kasepuhan Cireon. Berlokasi di Jalan Keraton Kesepuhan No. 43, Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Keraton Kesepuhan Sendiri Sudah berdiri sejak tahun 1529. Pada awal mulanya pembangunan ini di bangun oleh Pangeran Emas Zainul Arifin dengan maksud untuk memperluas wilayah bangunan pesanggerahan Keraton Pangkuwati yaitu Keraton Pertama yang sudah berdiri tahun 1430 di Kota Cirebon. Keraton Kesepuhan yang menempati lahan seluas 25 Hektar terdiri dari berbagai macam bangunan.
Meja Batu Kalingga Konon katanya meja batu ini berasal dari Gujarat yang dibawa ke Cirebon oleh Dr. Raffles yang saat itu merupakan Gubernur Jendral Van Java tahun 1813-1818. Hal ini menjadi bukti jejak peninggalan Raffles dan kerajaan Inggris yang pernah menguasai Hindia Belanda.
Patung 2 Ekor Macan Putih Patung 2 ekor macan putih ini meruapakan simbol dari kesultanan Cirebon sebagai penerus kerajaan papajaran. Patung ini terletak di antara kedua meriam, dengan berhiaskan 2 ekor macan yang saling berhadapan. Gerbang Siti Hinggil atau yang bisa disebut sebagai Gapura Banteng. Banteng merupakan simbol dari keberanian, kekuatan aparatur negara dan terdapat tumpukan batu bata uang berbentuk banteng merupakan gambatan tahun candra sangkala yang berbunyi : Kuta = 1, Bata = 5, Tinata =4, Banteng = 1451 Saka / 1529 M. Siti Inggil juga berisi beberapa tempat dan relief.
Siti Hinggil Keraton Kasepuhan Cirebon Tradisi dengan memakai baju khas layaknya para prajurit kesultanan, Biasanya Pedati Nyai Gedheng Tangkil ini digunakan untuk persembahan kepada Sultan Sepuh. Tradisi dimana membawa beragam jasil bumi yang di arak – arak ddengan iring – iringan pedati nyai Gedheng Tangkil, dan Kirab ni menjadi awal dari Tradisi Ngunjung.
Pedati Nyai Gedheng Tangkil Gerbang yang bernama Gerbang Buk Bacem ini merupakan gerbang untuk memasuki wilayah Langgar Alit dan Dapur Mulud. Gerbang ini terbuat dari batu bata berentuk lengkung atau buk. Desain gerbang senduru merupakan hasil arsitektur Eropa dengan terdapat hiasan piring dari Cina. Pintunya sendiri terbuat dari kayu jati yang kokoh dengan ukuran yang di rendam atau di bacem. Pintu gerbang ini sangat unik dan cantik dengan berbagai piring cina yang menmpel pada temboknya dipadukan dengan bunga kamboja yang jika sedang musimya bermekaran di sekitarnya. Gerbang ini menjadi pintu masuk ke dalem arum atau temat tinggal dari para sultan dan para putri – putri sultan ( yang belum menikah ).
Pintu Buk Bacem Memasuki bangunan yang bernama Dalem Arum yang berfungsi sebagai tempa tinggal sultan beserta para keluarganya Tutun Temurun hingga sekarang. Dan pengunjung pun tidak diperbolehkan untuk memasuki Dalem Arum. Tempat bedug samogiri berada di depan Bangunan Tajug Agung, Bedug ini sendiri masih disering ditabuh untuk menandakan solat lima waktu. Adapula Tradisi Dlugdag menandakan Masuknya Bulan Puasa Ramadhan untuk membangunkan sahur.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |