×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Alat Musik

Elemen Budaya

Alat Musik

Provinsi

Jawa Barat

Asal Daerah

Jawa Barat

"Karinding" Alat musik tradisional Sunda

Tanggal 28 Mar 2021 oleh Gitarahmapuspita .

Karinding merupakan salah satu alat musik tradisional Sunda, Jawa Barat yang terbuat dari pelepah enau, aren atau kawung yang merupakan tanaman yang termasuk dalam suku pinang-pinangan. Pohon berbatang tunggal dan tergolong kedalam palem-paleman ini, dikenal akrab oleh warga pedusunan didaerah pegunungan atau perbukitan dengan ketinggian 0-1.400 mdpl. Pada awalnya kemunculan karinding dikenal bukan sebagai alat musik bahkan sebuah alat perlengkapan kesenian, melainkan masyarakat sunda mengenal karinding sebagai alat pembasmi hama di persawahan. Karinding ini diperkirakan keberadaannya sudah lebih tua dari 600 tahun, karena konon katanya karuhun/leluhur sudah menggunakan karinding sejak sebelum kecapi ditemukan. Dimana usia kecapi sendiri sudah ada sejak lebih dari 500 tahun yang lalu

Sejarah; Menurut Oyon Emo Raharjo, warga Citamiang, Desa Pasirmukti, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya (dalam Herlinawati, 2009), karinding disebut memiliki sejarah yang cukup Panjang. Alat kesenian Sunda ini merupakan seni turun temurun yang kini masih dimainkan oleh warga. Seni ini diperkirakan muncul pada pertengahan abad ke-14. Berdasarkan cerita rakyat yang beredar di masyarakat, pencetus atau pembuat karinding adalah Prabu Kalamanda, putra Raja Galuh Pakuan. Dikisahkan bahwa karinding ini dijadikan sebagai alat berkomunikasi, Prabu Kalamanda yang memiliki ketertarikan kepada gadis cantik bernama Sekarwati, putri salah satu bangsawan dinegerinya.Karena pujaan hatinya dipingit oleh sang orangtua dan tidak memungkinkan untuk bertemu, Prabu Kalamanda pun menciptakan sebuah alat musik karinding yang kemudian ia mainkan didekat rumah Sekarwati untuk menarik perhatiannya.

Spesifikasi; Berbentuk kecil berupa lempengan kayu enau/kawung atau bambu yang dibentuk sedemikian rupa dengan cara mengiris bagian tengahnya. Alat ini berukuran 15 cm s/d 20 cm, dengan lebar 1 cm s/d 2 cm. Bentuk karinding terbagi menjadi tiga bagian diantaranya, bagian pertama adalah pancepengan, bagian yang harus dipegang dengan pas dan mantap, tak usah erat. Bagian kedua adalah cecet ucing, tempat buluh bambu karinding yang dibuat kecil dan tipis yang kemudian akan bergetar dan menghasilkan bunyi ketika bagian ketiga yaitu paneunggeuan ditabuh, (Sofyan, Sofianto, Sutirman, & Suganda, 2020).

Cara Memainkan; Cara memainkannya, karinding dipegang erat dengan jari sebelah kiri dan ditempelkan di bibir untuk kemudian ditiup; sementara itu ujung karinding bagian kanan ditabuh menggunakan telunjuk dengan pantulan; setelah mampu menghasilakn getaran yang intens, denegan ditempelkan dimulut sebagai resonansinya dan lidah sebagai pengontrol bunyi, sesekali bagian tengah yang berupa irisan dapat disentuh untuk menghasilkan bunyi atau nada-nada tertentu.

Cara Membuat; Karinding dibuat dengan proses yang sedikit berbeda-beda, yang kemudian akan menghasilkan bunyi yang berbeda-beda pula. Langkah pertama adalah menyiapkan alat yaitu pelepah enau atau kawung, pisau raut, silet dan ampelas. Siapkan pelepah kawung kering, kemudian dipotong dan dibentuk sesuai dengan bentuk dasar karinding yang diinginkan. Kembali bentuk dasar tersebut dijemur untuk mendapat hasil yang maksimal. Setekah kering, baru dibelah dan dibentuk karinding. Dibutuhkan ketelitian serta kesabaran sang pembuat untuk menghasilkan bentuk karinding yang sesuai harapan. Setelah terbentuk karinding, masih harus melalui proses akhir yaitu mengoleksi minyak kelapa terlebih dahulu hingga keluar minyaknya, proses ini dinamakan dideang atau ‘digarang.’ Akhirnya, karinding pun siap digunakan, (Herlinawati, 2009).

DAFTAR PUSTAKA Herlinawati, L. (2009). Fungsi Karinding Bagi Masyarakat Cikalongkulon Kabupaten Cianjur. 1(1), 96–110. Sofyan, A. N., Sofianto, K., Sutirman, M., & Suganda, D. (2020). PEMBELAJARAN DAN PELATIHAN SENI KARINDING DI KABUPATEN CIAMIS SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN BUDAYA LELUHUR SUNDA. Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteks Untuk Masyarakat, 9(1), 59–64.

(http://karindingpancanitis.blogspot.com/2015/04/sejarah-karinding-klasik-hingga-2010.html)

DISKUSI


TERBARU


Rek Ayo Rek

Oleh Annisatyas | 19 Apr 2024.
Seni

Lagu Rek Ayo Rek adalah salah satu lagu asli Surabaya. Lagu ini diciptakan dengan bahasa khas "Suroboyo-an" oleh Is Haryanto. Rek Ayo Rek j...

Simpa Odja

Oleh Andi Redo | 05 Apr 2024.
Ornamen

Simpa Odja adalah ornamen wajib dalam setiap upacara di Kerajaan Gowa Tallo. Ornamen ini terdiri dari dua perangkat yang disatukan yaitu "Simpa&...

Ogoh-Ogoh, Dari...

Oleh Dodik0707 | 28 Feb 2024.
tradisi

Ogoh-Ogoh, Dari Filosofi Hingga Eksistensinya Malang - Jelang Hari Raya Nyepi, warga Dusun Jengglong, Desa Sukodadi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Mal...

Na Nialhotan (D...

Oleh Batakologi | 06 Feb 2024.
Makanan

Dali Nihorbo atau di Pulau Samosir disebut dengan Na Nialhotan. Dibuat dari susu kerbau yang dimasak dengan garam dan bahan pengental. Ada 3 pilihan...

Pulurpulur

Oleh Batakologi | 06 Feb 2024.
Makanan

Pulurpulur Resep khas Simalungun yang bentuknya seperti bola dan disiram saus. Isinya terbuat dari cincang jantung pisang, daun bawang, bawang Batak,...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...