Tarian
Tarian
Tari Jawa Barat Karawang
Goyang Karawang
- 19 Maret 2020 - direvisi ke 6 oleh Mhelmi pada 15 Maret 2021

Karawang, terletak di Jawa Barat dan terkenal dengan sebutan kota lumbung padi yang sekarang mulai berevolusi menjadi kota industri ini memiliki cukup banyak ragam budaya. Salah satunya yakni goyang karawang.

Tari yang satu ini sangat dikenal dengan stigma tari erotis yang para penarinya merupakan perempuan nakal penggoda pria. Padahal, goyang karawang ini merupakan sebuah produk budaya yang bersejarah. Goyang karawang ini merupakan jenis Tari Ronggeng yang identik dengan gerakan pinggul penari. Namun, meskipun gerakannya banyak menggunakan pinggul penari, tetapi gerakan yang dilakukan merupakan gerakan-gerakan dasar dalam tari. Saat ini sudah jarang penari yang menampilkan pakem Tari Ronggeng dan lebih identik dengan Tari Jaipong. (Awaluddin, 2019)

Dibawah ini beberapa alat musik yang dimainkan, (Rafisqy, 2020):

  1. Rebab: alat musik dengan senar yang mirip girat
  2. Gong: alat musik dengan suara menggelegar yang khas. Dimainkan dengan pemukul khusus dan menyesuaikan irama yang dimainkan
  3. Ketuk: alat musik dengan suara nyaring sebagai suara tekanan dalam musik pengiring
  4. Kecrek: alat musik yang dimainkan dengan cara digoyang atau diketukkan

Setelah mengetahui alat musik yang digunakan, dibawah ini akan dijelaskan mengenai pakaian yang digunakan penari. (Rafisqy, 2020) lihat juga: Kunci jawaban brain out

  • Apok: pakaian ini biasa disebut dengan kebaya yang memiliki hiasan berupa pernak-pernik dan ornamen lainnya
  • Sinjang: kain panjang yang dipakai sebagai bawahan
  • Sampur: selendang panjang

Dalam melakukan goyang karawang, terdapat empat bagian atau tahapan gerak tari, yaitu sebagai berikut (Rafisqy, 2020):

  1. Gerak bukaan: gerak pembukaan yang berupa gerakan jalan dan berputar yang disertai dengan permainan selendang
  2. Pencungan: gerakan cepat yang menyesuaikan dengan tempo musik pengiring
  3. Ngala: gerakan patah-patah atau gerakan pemberhentian dari satu gerakan ke gerakan yang lain dengan tempo yang cepat.
  4. Mincit: gerakan perpindahan dari satu gerakan ke gerakan lain

Gerakan dasar pada tari ini juga sering disebut dengan 3G, yakni (Rafisqy, 2020):

  1. Geol: gerakan pinggul memutar
  2. Gitek: gerakan pinggul menghentak dan mengayun
  3. Goyang: gerakan ayunan pada pinggul, namun tanpa disertai hentakan

Citra Goyang Karawang yang buruk cukup melekat pada masyarakat, khususnya anak-anak muda yang mulai terkena dampak globalisasi. Budaya luar semakin terlihat menarik disaat mengingat sebuah “Tarian erotis” dari daerahnya sendiri. Pada saat pemerintahan Cellica Nurrachadiana, ia mulai mengangkat budaya kearifan lokal yang tak jarang mendapatkan nilai negatif di Kabupaten Karawang yakni Goyang Karawang. Maka dari itu, diadakan Festival Goyang Karawang untuk memeriahkan hari jadi kota tersebut. Pada September 2019 di Lapangan Galuh Mas, festival tersebut dimeriahi oleh lebih dari 17 ribu penari dan berhasil mendapatkan Rekor Muri dengan jumlah penari terbanyak dalam festival kesenian tari.

Sumber:

Awaluddin. (2019). Asal Usul Goyang Karawang, Antara Stigma Erotis & Sejarah. Retrieved March 19, 2020, from Travel Detik: https://travel.detik.com/

Rafisqy, Z. (2020). Berkenalan Lebih Jauh dengan Tari Jaipong yang Berasal dari Jawa Barat. Retrieved March 19, 2020, from Ekspektasia: https://ekspektasia.com/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline