Apa hal yang identik dengan lebaran? selain hari yang suci, saling bermaafan, atau THR? yak ketupat. Ketupat atau Kupat di Jawa merupakan makanan khas hari raya yang sangat sering dijumpai di meja makan, kata ‘Kupat’ sendiri memiliki filosofi sebagai wujud permintaan maaf, sebagaimana kata itu berasal dari frasa ngaku lepat atau mengakui kesalahan (Misbah, 2018). Di Indonesia sendiri tentu setiap daerahnya memiliki tradisi yang berbeda, ada salah satu tradisi di Jawa Tengah yang menggunakan ketupat ini, dengan menggantungnya di depan atau di atas pintu rumah.
Hal tersebut dilakukan untuk menghormati anggota keluarga yang telah meninggal. Terutama anggota keluarga yang ‘pergi’ saat usia dini. Dipercaya dengan melakukan hal ini mereka juga dapat merasakan hidangan yang rumah itu buat di hari raya, kepercayaan semacam ini seperti yang dijelaskan Liliweri (2021) bahwa kita dapat mengatakan bahwa "sistem kepercayaan" sama dengan pondasi dari keyakinan manusia, keyakinan atas apa yang mereka pikirkan, keyakinan tentang apa yang mereka petakan secara mental, semuanya berdasarkan konseptualisasi.
Tradisi menggantung ketupat ini biasanya dilakukan 7 hari atau seminggu setelah lebaran, atau biasa orang Jawa sebut dengan “Bakda Kupat” karena di hari itu biasanya mereka baru membuat ketupat dan bukan tepat di hari lebaran. Tradisi yang berdekatan dengan bulan Ramadhan seperti ini juga terjadi sebelum bulan puasa, seperti melakukan sadranan, padusan, atau yang mirip dengan menggantung ketupat ini adalah membuat pancenan atau sesajen. Dibuatnya pancenan tersebut juga untuk menghormati arwah leluhur terutama para tetua terdahulu dengan menyiapkan makanan favorite mereka dan juga kue apem di malam sebelum memasuki puasa.
Gantung kupat ini masih banyak dijumpai di daerah Jawa Tengah, salah satunya kota Solo. Meskipun juga tidak semua rumah melakukan ini karena tradisi ini biasanya turun temurun dilakukan di keluarga. Tempat menggantung ketupat itu sendiri biasanya digantungkan di tengah atau di dekat pintu rumah.
Orang yang biasanya melakukan tradisi ini kebanyakan masyarakat Jawa yang masih erat dengan budaya atau warisan turun temurun. Selain itu tradisi ini juga dilakukan anggota keluarga yang memiliki anak namun telah meninggal. Anggota keluarga yang mempunyai anak yang sudah tiada baik saat di kandungan, masih bayi, ataupun sudah bertumbuh, wajib menggantung satu ketupat untuk setiap anaknya.
Karena sedikit berbeda dengan daerah lain yang makan ketupat di hari-H lebaran, sebagian orang Jawa membuat dan menyantap ketupat satu minggu setelah hari lebaran. Kemudian mereka menyisihkan ketupat sejumlah anak yang telah meninggal dunia dari orang yang tinggal di rumah tersebut, lalu menggantungnya di pintu rumah. Tradisi ini dapat dijadikan suatu simbol bahwa keluarga tidak melupakan anggota keluarga lain yang sudah tiada dan masih menghormati keberadaan mereka.
REFERENSI
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...